Wahyu MH

BUKU ADALAH KARTU NAMA TERBAIK...

Selengkapnya
Navigasi Web

KISAH SEKARUNG JERUK (300)

KISAH SEKARUNG JERUK

Pasca penyelenggaraan ujicoba operasional model Keaksaraan Dasar yang dikembangkan Balai, tempat saya mengabdi, Pokja Dikmas BP Paud dan Dikmas Provinsi Papua. Menyasar pengelola satuan pendidikan Nonformal dan Tutor. Langkah berikutnya, peserta wajib membuat RTL (Rencana Tindak Lanjut).

Pembagian tugasnya, Pengelola Satuan Pendidikan Nonformal dan Tutor melakukan Rencana Tindak Lanjut, pengembang model, melakukan monitoring dan evaluasi (monev).

Dengan mengendarai sepeda motor besar, Vixi*n, milik salah seorang staf SKB, saya memulai perjalanan. Waktu menunjukan pukul sembilan pagi, tapi cuaca sudah panas terik. Saya mulai menyusuri jalanan berdebu, sebagian berlubang. Namun, sesekali menemukan juga jalan beraspal mulus.

Tujuan saya, PKBM Kasih Arso XIII. Saat ini sudah berganti nama menjadi Kampung Naramben. Sekitar 25 kilometer dari Arso 2, tempat saya menginap di Hotel Arso Grande.

Selama dalam perjalanan, di kanan dan kiri, hamparan hutan, alang-alang, lahan pertanian, peternakan sapi menjadi pemandangan elok. Meski panas terik menyengat, tetapi sangat menyenangkan. Melihat hijaunya pepohonan.

Akhirnya kami berjumpa dengan dua guru peserta ujicoba operasional model Keaksaraan Dasar. Yang dilaksanakan beberapa hari sebelumnya.

Memang RTL belum berjalan. Namun, tutor dan pengelola sudah bekerja rekruitmen dan identifikasi warga be;lajar.

“Kemungkinan pelaksanaaan RTL dimulai pertengahan Desember, Pak,” ujar Ibu Veronika yang juga guru Sekolah Dasar.

Sebelum pulang, Ibu guru yang asli NTT tersebut, menawarkan buah jeruk, langsung dipetik dari kebunnya saat itu juga. Tentu saja harganya lebih murah dibandingkan di pasar atau tengkulak.

Dalam sekejap, satu karung buah jeruk segar, berhasil dipetik. Di ikatkan di belakang sepeda motor. Sebagai hadiahnya, Bu Vero memberi satu kantong jeruk Bali.

Sungguh tidak disangka membawa muatan menggunakan sepeda motor besar tidaklah mudah. Jalan berlubang membuat sepeda motor bergoyang hebat. Mudah ditebak, ikatan itu semakin lama semakin longgar. Dan akhirnya karung itu miring. Hampir saja jatuh.

Akhirnya saya mengambil keputusan tidak popular, karung itu ditempatkan di depan, di atas tangki BBM. Nah, timbul masalah baru. Sepeda motor susah dibelokan. Satu plastik jeruk Bali itu akhirnya saya tinggalkan begitu saja di pinggir jalan. Berharap ada orang mengambilnya. Saya sudah ikhlaskan. Hitung-hitung sedekah.

Dengan susah payah akhirnya saya tiba di hotel. Membawa sekarung buah jeruk yang membasahi, bukan saja karungnya, tapi celana saya ikut basah sampai ke dalam-dalamnya. Sampai ke isi-isinya

Ya Allah ampunilah hambaMU ini.

Jayapura, 22 November 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Duh...salah tempat Pak, harusnya di taruh dibelakang...wah....apes deh..hehe . salam semangat.

27 Nov
Balas

Salam sukses, Bun.

16 Jan



search

New Post