Memeras Untung dari Wirausaha Jeruk Peras
MEMERAS UNTUNG DARI WIRAUSAHA JERUK PERAS
By : Wahyu MH
Beberapa dekade yang lalu, dengan Lokasi berada di wilayah Kabupaten Jayapura, tepatnya di UPT (Unit Pemukiman Transmigrasi) Nimbokrang, Genyem dan sekitarnya, merupakan penghasil buah jeruk yang cukup terkenal, dengan kualitas jeruk yang baik dan menjadi daya tarik wisatawan local untuk berkunjung ke daerah tersebut.
Kala itu ramai para petani yang menanam jeruk. Boleh dikatakan semua warga berbondong-bondong menjadi petani dengan komoditas buah jeruk sebagai pilihan utamanya. Dengan prospek dan keuntungan yang menjanjikan, semua warga bersemangat menanam jeruk.
Diawal-awal budidaya jeruk ini, para petani untung besar. Setiap hari berkarton-karton jeruk diangkut ke kota jayapura, untuk dipasarkan.
Namun, lama-kelamaan semakin banyak orang yang menanam buah jeruk, akibatnya panen melimpah. Stok sangat banyak. Dimana berlakulah hukum ekonomi pasar yang tidak ada kompromi, supply and demand. Panen setiap tahun terus meningkat, sementara permintaan tetap, tidak bertambah. Akhirnya Harga Jatuh. Buah jeruk sangat murah. Pemerintah nampaknya tidak tahu apa yang harus dilakukan, dibiarkan saja apa adanya.
Kala itu biaya untuk memanen dan distribusi buah jeruk lebih mahal ketimbang harga jeruk itu sendiri, akibatnya sudah bisa di tebak, harga anjlog, para petani membiarkan jeruk membusuk di pohon. Petani putus asa, entah apa yang harus dilakukan, akhirnya diambil jalan pintas. Tebang.
Diganti dengan tanaman lain yang lebih menguntungkan, seperti kedelai dan tanaman palawija.
Itu adalah sepenggal kisah pilu beberapa tahun silam, yang mengharu biru para petani jeruk.
Kini, ada secercah cahaya, yang membuat kembali tersenyum para petani. Yaitu maraknya wirausaha jeruk peras.
Ketika beberapa waktu yang lalu, pertama kali di publish dan diperkenalkan, sambutan masyarakat sangat antusius. Mereka mendapatkan manfaat dari jeruk yang segar, kaya akan vitamin C, tanpa embel-embel bahan pengawet, yang biasanya di jual per sachet di warung. Penjual jeruk peras untung, bakul jeruk untung, petani pun tersenyum simpul, petugas Dispenda yang mengantar karcis retribusi senang. PAD meningkat. Saling menguntungkan. Symbiosis mutualisme.
Untuk memulai wira usaha jeruk peras, diperlukan beberapa hal sebagai berikut :
1. Siapkan Modal awal, Untuk memulai wirausaha jeruk peras ini, tidak memerlukan modal besar. Dengan dana sekitar Rp. 4 juta, anda sudah dapat memulai wira usaha ini. Barang pertama yang harus anda siapkan adalah stand, tapi kalau anda berjualan dengan cara mobile, misalnya menggunakan sepeda motor, maka perlu grobak yang di tempatkan di jok belakang, yang biayanya lebih murah.
Biaya pembuatan grobag, sekitar Rp. 2 juta. Setelah itu membeli peralatan utama lainnya, alat memeras jeruk, sekitar Rp.1 juta, serta kebutuhan yang lainnya ditaksir Rp. 500 ribu. Terlihat modal awal untuk membeli peralatan sekitar Rp. 3,5 juta. Setelah itu membeli barang rutin harian, seperti jeruk 20 kilo senilai 400 ribu, air gula ditambah es batu sekitar 100 ribu.
Dengan asumsi dapat menjual sebanyak 20 kg jeruk peras seharga Rp 5.000 per gelas, maka potensi penghasilan sekitar 500 ribu dikurangi belanja harian sekitar 300 ribu. Artinya potensi keuntungan sekitar 200 ribu per hari atau 6 juta per bulan.
2. Pilih lokasi strategis, tentu saja pilih lokasi yang ramai, seperti, pasar, area perkantoran, kompleks sekolah dan lain-lain.
3. Promosi cerdas, bisa dilakukan door to door, atau lewat online di media social.
4. Inovasi rasa, wira usaha jeruk peras, sebenarnya sudah ada sejak dulu, disajikan di rumah makan, kafe, mall, bandara, stasiun kereta api, terminal. Tapi dari dulu rasanya tetap sama, perpaduan antara jeruk peras, air gula dan es batu. Nah, anda dapat menambahkan sentuhan inovasi, misalnya ditambah cendol, irisan buah pepaya, mangga, nangka dan sebagainya. Ini akan membuat penasaran pembeli. Buatlah eksperimen, jangan takut mencoba.
Selamat berwira usaha, semoga berhasil.
Sentani, 07 Februari 2019
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Pak Wahyu lupa ya? Penulisan kata "dari" pada judul tidak seharusnya diawali dengan huruf kapital, kecuali jika kata tersebut terdapat di awal judul. Teruslah berkarya, Pak. Salam literasi.
Terima kasih atas koreksinya Pak, Barakallah pak. Salam Literasi
Inspiratif. Keren Pak Wahyu.
Terima Kasih Pak, sudah mampir. mohon masukan Pak Ali. salam literasi