PENJUAL SAYUR KELILING (260)
Iringan-iringan penjual sayur-mayur, hilir mudik, lalu lalang di jalan raya. Menemui para pelanggannya masing-masing. Sepertinya, setiap hari jumlah mereka semakin banyak saja. jika dulu hanya memakai fasilitas sepeda motor, kini banyak yang menggunakan blankos (bak terbuka).
Tak terkecuali mereka hilir mudik masuk di kompleks perumahan, tempat saya bermukim. Warga sudah maklum, tidak ada gunanya mengidolakan satu penjual sayur sebagai langganan. Siapa duluan datang, kami berbelanja di sana.
Selama dunia ini masih dipenuhi mahluk hidup, sembako, rempah-rempah, palawija, sayur mayur dan kebutuhan dapur, pasti masih ada peminatnya.
Sama seperti pengusaha air galon yang juga semakin masif. Prinsipnya sama, selama dunia belum kiamat, pasti banyak yang membutuhkan air sebagai salah satu item kebutuhan primer, yang wajib tersedia setiap hari.
Satu lagi yang lagi “trending topik” akhir-akhir ini, jasa penjualan air bersih. Banyak lintas profesi yang kini beralih menjadi penjual air bersih. Untuk mengantar air bersih ke rumah-rumah, mereka menggunakan kendaraan roda empat. Bagian bak belakangnya terbuka. Lantas dipasang tandon, tempat air. Untuk menyalurkan air kepada pembeli, dipasang pompa penyedot air.
“Lumayan, Mas, untungnya banyak, daripada menjadi sopir angkot,” ujar salah seorang kenalan, saat saya tanya prospek menjalani profesi penjual air bersih.
Selain itu ada fenomena lain, yang menarik untuk disimak. Bermunculan penjual sembako merangkap menjadi penjual sayur-mayur. Layaknya di pasar. Ada juga pedagang kelontong dengan strategi yang sama. Di depan rukonya dijajakan sayur-mayur, rempah-rempah, buah-buahan dan aneka kebutuhan dapur. Yang mengesankan, ruko yang menjual mainan dan toko furniture, ikut-ikutan melakukan hal yang sama, menjual sayuran. Entah fenomea apa ini.
Bagi konsumen, servis seperti ini tentu sangat menyenangkan. Banyak pilihan, lebih dekat, lebih mudah. Tidak perlu pergi jauh-jauh ke pasar. Berdesak-desakan. Becek-becekan.
Dampak yang lain, sayuran dan buah-buahan jadi lebih murah. Separuh dari harga biasanya, dibanding harga pasar.
Persaingan harga antar penjual sayur-mayur, memang menguntungkan sekaligus membahagiakan pembeli. Tetapi bagi pedagang, ini umpama api dalam sekam. Sewaktu-waktu bisa mengeluarkan api. Semoga semua baik-baik saja.
Jayapura, 13 Oktober 2020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar