RAISA (362)
RAISA
Dari balik pagar, Raisa menangis setengah berteriak meminta digendong seperti biasanya saat melihatku. Ia puteri pertama kami yang masih berusia dua tahun. Begitulah kata orang, anak perempuan paling dekat dengan ayahnya.
Sehari-hari aku bekerja di salah satu rumah sakit pemerintah sebagai tenaga kesehatan. Aku memang seorang dokter umum. Setelah lulus kuliah, setahun kemudian aku menjadi ASN. Sebulan yang lalu aku diperbantukan sebagai nakes di gedung isolasi penderita corona. Saat dilakukan screning swab untuk para nakes, aku didiagnosa tertular virus corona, bersama sepuluh orang nakes lainnya. Kami akhirnya diisolasi di ruangan yang dulu aku menjadi petugas kesehatannya.
Saat akan diisolasi, aku menyempatkan pulang sekaligus memberi kabar kepada keluarga. Tentu saja aku tidak masuk rumah. Dari balik pagar aku melihatnya menangis. Semakin lama tangisannya semakin perlahan seiring dengan kepergianku. Maafkan ayah, Nak” ujarku menyeka air mata.
Jayapura, 23 Januari 2021
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar