Wahyu MH

BUKU ADALAH KARTU NAMA TERBAIK...

Selengkapnya
Navigasi Web
TIDAK MAKAN NASI (255)
https://www.alodokter.com

TIDAK MAKAN NASI (255)

TIDAK MAKAN NASI

Pernah tiba-tiba didatangi pengemis? Paling tidak pernah melihatnya. Biasanya mereka berpakaian compang-camping, wajah memelas memohon dikasihani. Yang sering terucap dari bibirnya: “Kasihan, Pak/Bu, saya belum makan dari pagi, kadang saya makan cuma sekali sehari, dan berbagai alasan lain.”

Nah, dalam konsep kesehatan modern, sebenarnya kita sedang mempraktekkan pola hidup seperti peminta-minta tadi. Makan cukup sekali sehari. Siang hari. Untuk pagi dan malam, cukup makan sayur atau buah-buahan. Lalu minum air putih yang banyak.

Tidak bisa dimungkiri, kesadaran warga akan pentingnya kesehatan semakin hari semakin meningkat. Banyak warga masyarakat yang kini suka berolah raga. Jika Pemda-nya berbaik hati, meraka akan membuatkan fasilitas publik sebagai sarana olahraga bagi warganya. Karena ditempat kami minim fasilitas olahraga, biasanya saya melakukannya di jalan raya.

Berbagai cara dilakukan agar bisa hidup sehat dan bugar. Banyak testimoni keberhasilan dalam menjalani pola hidup sehat. Entah itu dari artis, publik figur atau praktisi kesehatan. Polanya bisa berbeda-beda, tapi eksekusinya sama, yaitu ada dimakanan. Mengatur pola makan, menjaga asupan nurisi, tidak makan ini, tidak makan itu, dan sebagainya. Diantara sekian anjuran dalam menjaga pola hidup sehat, tidak makan nasi.

Banyak silang pendapat tentang baik atau buruknya makan nasi. Bagi yang setuju, makan nasi tidak ada masalah yang serius, tidak perlu diperdebatkan. Bukankah semenjak dahulu kala nenek moyang kita makan nasi, mereka baik-baik saja.

Berbeda dengan yang tidak setuju, menurutnya, kualitas beras dahulu dengan sekarang, berbeda. Dahulu kakek nenek kita, saat menghasilkan beras, mulai dari proses tanam hingga panen, dikerjakan secara mandiri. Sehingga kualitas berasnya masih original. Berbeda dengan saat ini, yang mengkonsumsi beras ala pabrikan. Dalam banyak kasus, beras pabrik telah dicampur zat pemutih dan pewangi. Namun yang mengejutkan, ternyata nasi mengandung kadar glukosa tinggi, penyebab Diabetes.

Berkat saran praktisi kesehatan dan mantan obesitas yang berhasil menurunkan berat badannya, saya mencoba untuk tidak makan nasi. Sudah seminggu ini saya puasa nasi, gantinya ketela atau pisang. Berat badan anjlog 2 kilogram. Badan terasa ringan, tidur pulas dan bangun dalam keadaan bugar. Itu sekelumit pengalaman saya tidak makan nasi selama seminggu.

Jika saran-saran dan testimoni para penggiat kesehatan ditindaklanjuti masyarakat, dampaknya akan mengganggu stabilitas profesi petani padi. Saya kira tidak, mungkin petani akan beralih menanam palawaija, sebagai pengganti padi.

Perlu komitmen dan disiplin menjalaninya. Semoga mampu.

Jayapura, 8 Oktober 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Wah...bisa dicoba ini pak wahyu. Mengurangi nasi dan menggantinya dengan buah dan sayur selain sehat badan juga gk jadi ndut.

09 Oct
Balas

Banyak yg sdh coba, dan sukses

09 Oct

Keren pak. Salam sukses selalu.

08 Oct
Balas

Terima kasih, salam sukses

08 Oct

Aamiin

08 Oct
Balas

Salam sukses

08 Oct

terimaksih telah berbagi ilmu pak. salam literasi dan salam kenal pak. izin follow ya pak

08 Oct
Balas

Terima kasih, Bun. Silakan. Salam literasi

08 Oct



search

New Post