Wahyu MH

BUKU ADALAH KARTU NAMA TERBAIK...

Selengkapnya
Navigasi Web
TUT WURI HANDAYANI DAN DARAH LITERASI

TUT WURI HANDAYANI DAN DARAH LITERASI

Serentak bergerak, wujudkan merdeka belajar merupakan tema Hari Pendidikan Nasional 2021, yang setiap tahun diselenggarakan pada 2 Mei 2021. Hari Pendidikan Nasional menjadi momen penting dan sarat makna, khususnya bagi Insan Pendidikan.

Hari Pendidikan Nasional yang dikenal dengan Hardiknas merupakan hari Nasional tapi bukan hari libur. Ditetapkan Pemerintah untuk memperingati sekaligus mengenang tokon penddikan yang seluruh hidupnya digunakan untuk memajukan pendidikan Nasional, yaitu Ki Hajar Dewantara. Pendiri Taman Siswa. Lahir 2 Mei 1889 di Jogjakarta.

Ki Hajar Dewantara juga yang memperkenalkan filosofi pendidikan yang dikenal dengan Tut Wuri Handayani. Lantas Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia mengadopsinya menjadi semboyan dunia pendidikan. Tersurat indah dalam logo Kemdikbud.

Tut wuri berarti mengikuti dari belakang dan handayani berarti memberikan dorongan moral atau semangat. Tut wuri handayani berarti seseorang harus memberikan dorongan moral dan semangat kerja dari belakang. Dorongan ini sangat dibutuhkan oleh orang-orang di sekitar kita untuk menumbuhkan motivasi dan semangat.

Harmonisasi tiga pilar yang dikenal tri mitra sangat penting dalam menciptakan dorongan moral dan semangat yang berkesinambungan. Sekolah, orang tua, lingkungan sosial merupakan kesatuan yang tidak terpisahkan, jika ingin membangun dunia pendidikan yang bermutu, bermartabat dan beradab.

Sayang seribu sayang ketiga pilar tersebut belum mampu mewujudkan literasi kita yang setara dengan negara-negara maju, bahkan dilingkup yang lebih kecil di tingkat regional Asean misalnya, Indonesia tertinggal beberapa langkah di belakang.

Indicator dari ketertinggalan dunia pendiikan kita dapat diakses melaui survey PISA (Programme for International Student Assessment ), salah satu metode penilaian internasional sebagai indikator mengukur kompetensi siswa Indonesia di tingkat global.

Survey yang diselenggarakan sejak tahun 2000 dilakukan setiap 3 tahun sekali, mengukur kecakapan literasi peserta didik dalam tiga ranah, kemampuan memahami bacaan, kecakapan numerasi dan kecakapan literasi sains

Hasilnya, sejak tahun 2000 Indonesia selalu terjun bebas, konsisten dan tidak bergeser dari urutan bawah. Survey terakhir di 2018 misalnya, kita berada diurutan ke 74 dari 79 negara yang mengikuti survey PISA. Fakta ini tentu sangat memprihatinkan.

Salah satu indicator kemajuan suatu bangsa adalah kecakapan dalam hal literasi. Itulah sebabnya, literasi, numerasi dan pendidikan karakter menjadi komponen utama dalam AKM (Asesmen Kompetensi Minimum) sebagai penggani Ujian Naional.

Pandemi Covid-19 yang telah berlangsung sekitar dua tahun, nyata-nyata telah meluluhlantakan berbagai sektor kehidupan. Tidak terkecuali di bidang yang sangat fundamental, pendidikan.

Langkah dramatis yang dilakukan pemerintah dengan menutup sekolah-sekolah untuk memperlambat penyebaran virus korona yang berimbas pada perilaku proses pembelajaran. Pemberlakukan siswa belajar dari rumah (BDR) menuntut peran lebih orang tua dalam upaya ikut serta membantu agar proses pembelajaran tetap berkesinambungan.

Yang tidak kalah penting adalah peran guru yang harus secara signifikan membuat strategi-strategi baru dan khusus agar proses pembelajaran berlangsung maksimal.

Sejatinya, saat Allah SWT berkehendak menciptakan makhluk berinisial manusia. Namun, para malaikat memprotes habis-habisan. Dianggap manusia akan membuat kerusakan di muka bumi, sedang mereka senantiasa mensucikan Robbnya.

Fase berikutnya setelah tercipta manusia pertama, Adam AS, Dia mampu menyebutkan benda-benda yang diajarkan oleh Tuhannya. Namun, malaikat tidak sanggup melakukannya. Seakan Tuhan Yang Maha Pencipta hendak mengatakan, DNA literasi telah wujud dalam hati sanubari mahluk bernama Al-Insan.

Pandemi memberi kesadaran kepada kita semua, bahwa Tut Wuri Handayani hendaknya dipahami sebagai wujud tanggung jawab kita semua. Bukan hanya guru, tapi juga oleh orang tua, lingkungan sosial, pemerintah dan siapa saja yang menghambakan dirinya pada dunia pendidikan dan literasi. Karena dalam raga kita sejatinya mengalir deras darah literasi.

SELAMAT HARI PENDIDIKAN NASIONAL 2 MEI 2021

Artikel ini terlambat tayang, sebab internet gangguan selama 38 hari sejak 30 April hingga 8 Juni 2021

Jayapura, 2 Mei 2021

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post