Wahyu Dewanto

Pensiun dini dari seorang tenaga pengajar (dosen), sekarang menetap di kaki Gunung Merapi di Magelang. Kegiatan sehari-hari kini adalah menulis buku dan membuka...

Selengkapnya
Navigasi Web
Ketika Harus Memilih Wirausaha VS Profesional

Ketika Harus Memilih Wirausaha VS Profesional

Problem dasar dari output pendidikan di seluruh dunia, tidak terkecuali di Indonesia adalah kesiapan memasuki dunia kerja. Pendidikan sendiri sebenarnya bukan disiapkan untuk mendidik manusia untuk mengisi lowongan pekerjaan-pekerjaan yang sudah ada, lebih dari itu tujuan pendidikan adalah adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

Seorang yang baru saja menyelesaikan pendidikan baik tingkat sarjana maupun sekolah menengah yang tidak hendak meneruskan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi biasanya ingin segera memasuki dunia kerja. Dengan cara ini mereka berharap akan mendapat penghasilan yang digunakan untuk bekal kehidupan sehari-hari dan mempunyai kesiapan dalam menghadapi masa tua nantinya.

Sebenarnya, ketika akan berkarir pasca menyelesaikan pendidikan, orang mempunyai dua pilihan dimana kedua-duanya mempunyai konsekwensi yang berbeda. Pilihan pertama yang bisa dimanfaatkan adalah berwirausaha dengan cara membangun usaha secara mandiri dan yang kedua adalah menjadi profesional di sebuah perusahaan milik orang lain.

Apabila memilih alternatif yang pertama, yakni berwirausaha maka akan ada pembahasan tersendiri dalam buku yang bertema kewirausahaan yang juga akan penulis terbitkan, tetapi apabila memilih untuk berkarir sebagai profesional di instansi lain baik milik pemerintah maupun swasta maka buku ini perlu anda baca dan pelajari lebih lanjut.

Hidup adalah sebuah pilihan, apapun pilihan Anda baik sebagai wirausahawan maupun profesional maka Anda harus tekuni sesuai dengan pilihan yang telah Anda tetapkan.

Entrepreneur Versus Profesional

Sifat dasar manusia adalah ingin mencari enaknya sendiri, tidak mau bersusah payah, menghindari tanggung jawab. Berikut ada beberapa kemungkinan yang bisa Anda jadikan referensi sebelum memilih menapaki masa depan dalam berprofesi, apakah menjadi wirausaha atau profesional

1. Tanggung Jawab:

Seorang wirausaha (entrepreneur) pada awal berdiri, organisasi masih kecil belum menggunakan sumber daya dari luar maka dia bertanggung jawab terhadap diri sendiri. Ketika organisasi semakin besar seorang entrepreneur tetap harus mempunyai tanggung jawab kepada stake holder (pemegang saham, karyawan, masyarakat, kreditur dan pemerintah)

Seorang profesional pertama kali bergabung dalam sebuah organisasi langsung mempunyai tanggung jawab kepada atasan langsung. Seiring dengan perkembangan organisasi dan menjadi pengambil keputusan di organisasi tersebut maka seorang profesional juga mempunyai tanggung jawab kepada stake holder (pemilik perusahaan, bawahan, atasan, masyarakat serta kreditur dan pemerintah)

2. Penghasilan:

Penghasilan didapat dari hasil upaya yang diusahakan. Jumlahnya tidak menentu relatif bisa sedikit atau banyak tergantung daya upaya yang dikerjakan dan tentu saja nasib.

Penghasilan didapat secara tetap dan pasti tiap bulan berupa gaji sesuai dengan perjanjian ditambah dengan penghasilan-penghasilan lainnya sesuai dengan ketentuan perusahaan.

3. Waktu Kerja:

Waktu kerja tidak terbatas, seorang entrepreneur ketika awal mendirikan usaha akan berusaha bagaimana usaha dapat berjalan dengan lancar dan ketika usaha sudah berjalan bagaimana usaha tetap terus berjalan dengan efektif, efisien dan terus berkembang. Memastikan hutang piutang dan gaji karyawan dapat terpenuhi.

Waktu kerja seorang profesional di awal karir dibatasi oleh-jam-jam yang ditetapkan oleh pemerintah, lebih dari itu akan mendapat penghasilan lainnya. Seiring dengan waktu, ketika menjadi seorang yang mempunyai tanggung jawab maka waktu kerja seorang profesional juga tidak terbatas karena yang bersangkutan mempunyai tanggung jawab bagaimana unit yang dipimpinnya bekerja dengan baik.

4. Gaya Hidup (Style):

Di awal berkarir utamanya yang dari mulai nol, seorang entrepreneur di Indonesia mempunyai strata sosial “solah-olah” rendah. Seiring dengan perkembangan ketika usahanya mulai berkembang dengan pesat maka hal tersebut bisa berbalik 180 derajat, bisa juga kembali ke titik 0 ketika bangkrut.

Di awal berkarir seorang profesional memperlihatkan penampilan yang standar bahkan sedikit menawan terutama yang bekerja di perusahaan atau instansi ternama. Karir selanjutnya tinggal tergantung prestasi, bisa terus biasa-biasa saja hingga akhir masa pensiun atau menjadi seorang eksekutif yang disegani.

5. Masa Kerja:

Seorang wirausahawan tidak pernah mempunyai batas masa pensiun, dia akan selalu bekerja, berfikir bagaimana bisa terus bisa bertahan untuk menghasilkan pundi-pundi kekayaan yang suatu saat bisa saja lenyap dalam sekejab.

Mempunyai batas masa pensiun, tinggal menikmati masa tua dengan uang pensiun (kalau punya) atau mulai berusaha dari awal menyambung hidup di masa tua. Seorang profesional yang bijak seharusnya sudah mempersiapkan masa tua dengan menjadikan jaringan yang dibangun semasa menjadi profesional untuk berwirausaha setelah lepas dari perusahaan tempat bekerja dan tetap menjalin hungungan baik.

Dari tabel diatas tentang entrepreneur dan profesional maka perbedaannya tidak terlalu nyata tergantung dari manusianya. Seorang pengusaha bisa saja menjadi sangat kaya-raya dari segi materi (harta) tetapi dapat pula mengalami kepailitan (bangkrut) dalam sekejab. Lain halnya bagi seorang karyawan, hidup tidak terlalu meloncat-loncat, mungkin datar-datar saja dan ada kemungkinan bisa mempunyai kedudukan tinggi walaupun bisa suatu saat terkena pemutusan hubungan kerja (PHK).

Siapapun Anda, ketika Anda hidup di dunia maka diperlukan kesiapan untuk menghadapi segala sesuatunya karena dunia tidak akan pernah berhenti dan selalu berubah. Perubahan yang terjadi bisa saja membuat kita diuntungkan, bisa juga dirugikan ataupun tidak terpengaruh sama sekali.

Ketika Anda memutuskan untuk memilih jalan karir di masa depan maka selalu siapkan rencana kedua dan ketiga apabila terjadi kegagalan. Jalani semua dengan tenang, tidak usah terlalu dalam dimasukkan hati karena semua pasti ada jalan keluarnya.

Tugas Anda sebagai manusia hanya berusaha karena Allah tidak akan merubah nasib seseorang kalau yang bersangkutan tidak mau mengubah nasibnya. Sebaliknya apabila Anda sudah berusaha maka tawakal adalah jalan terbaik karena dengan tawakal Anda akan tidak terbebani dan justru nasib baik akan menyertai.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post