Wahyudin

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

LITERASI ALAM REFLEKSI LEWAT MUSIBAH BANJIR

Saat itu,

November 2020 mulai hujan berjatuhan

Mentari tetap bersinar menampakkan wajahnya

Bersahutan dengan langit mendung dan menumpahkan isinya

Masih tertahankan

Sungai konsisten bersahabat menampung derasnya air

Kini,

Januari berlalu dengan tasyakuran pergantian tahun

Munajat digemakan sebagai wujud syukur nikmat kehidupan

Doa mengetuk pintu langit digelorakan

Beriringan merebaknya Virus Corona belum kunjung sirna

Kesabaran terus ditancapkan

Sementara tatanan kehidupan terimbas menguat menurunkan produktivitas

Anak sekolah dan insan pesantren dirumahkan

Pembelajaran daring menjadi trend abad ini

Ya Allah musibah bertubi-tubi terus menyerap ke seisi bumi

Kini,

Februari datang

Hujan terus deras membasahi

Sungai pun tak bisa menampung debit air melimpah

Musibah pun datang

Air hijrah perlahan tapi pasti ke seantero pemukiman

Wilayah Barat Sungai selalu terkena dampak

Pasrah

Tawakkal kepada TuhanNya musibah ini dipersembahkan

Dapur umum mendadak didirikan

Posko banjir bentukan pemerintah desa sebagai paelayan masyarakat dilancarkan

Puncaknya

Ahad 07 Februari 2021

Air deras mengalir ke pemukiman sekitar Timur sungai

Di sepan Masjid Al Inabah pun tergenang air cukup berlimpah

Rembesan air dari belakang rumah pun menguji kesabaran

Ditambah rembesan keramik yang bertahan sejak 2001 silam

Mulai rapuh ditelan waktu dan bertahan di tengah lajunya alam

Hingga pukul 23.30 Wib berikhtiar menimba step by step

Bersyukur saat subuh datang air pun surut

Kini,

Refleksi itu terus terlontarkan

Apakah alam sudah bosan bersahabat dengan manusia?

Yang bangga dengan kecongkakan

Takabur dengan kesuksesan tak mengakui karunia Tuhan?

Bahkan Tuhan pun disembunyikan

Jauh dari rasa syukur pada Tuhannya

Dan selalu menuai perselisihan mengedepankan perbedaan

Tak ingatkah mereka? Fabiayyi Aalaairobbikukaa tukazzibaan

Nimat yang mana lagi yang akan kau dustakan?

Musibah banjir sebagai wahana penyadaran

Penguatan hati kembali zikir padaNya

Sujud bersimpuh tadharru wujud kepasrahan

Menguatkan sikap egalitarian pada sesama

Kembali bersatu dalam mengelola alam

Berharap alam tetap bersahabat dengan insan sang Khalifatu Fil Ardi

Dalam Rahman Rahimnya Allah hidup damai

Terbebas dari musibah banjir

Tenang beribadah hingga menjemput maut dicatat sebagai husnul khatimah

Ridha Allah didapatkan

Selamat fiddunya wal akhirat

kalenderwak, 09 Februari 2021 Pkl. 08.30 Wib.

Literasi Spiritual :Wahyu

Saat pasrah

Berharap air tak melimpah ke rumah-rumah

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Sekadar curahan hati dan pikiran

09 Feb
Balas

Kereeen puisinya, Pak.Semoga ada hikmah dari musibah yg telah terjadi. Salam literasi

09 Feb
Balas

Syukron pak Dede

09 Feb

Mantaps refleksinya Pak. Semoga terijabah doa kita. Sukses selalu dan barakallahu fiik

09 Feb
Balas

Nuhun Bu Doktor

09 Feb

Syukron Bu Doktor

09 Feb

Semoga keadaan segera membaik, sehingga kita bisa melakukan aktivitas seperti sedia kala. Segera pulih Indonesiakuu..

09 Feb
Balas

Nuhun bu Dewi doana

09 Feb

Amin yra, keren pak

09 Feb
Balas

Amin yra, keren pak

09 Feb
Balas

Makasih bu

11 Feb

Semoga semua lekas berlalu ya pak. Indonesia kembali bangkit dan menata diri. Masyarakat sadar akan peran dan fungsinya.

09 Feb
Balas

Aamiin doanya

11 Feb

Sabar pak semuanya pasti segera berlalu

09 Feb
Balas

Semoga memetik hukmah

11 Feb



search

New Post