WAHYU GUSRIA

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Anak Piatu 4

Anak Piatu 4

Anak piatu mulai bangkit dari keterpurukannya dengan ucapan saudaranya. Setelah anak piatu menentukan jurusan yang tepat untuk sekolah lanjutannya, anak piatu fokus untuk persiapan ujian seleksi masuk perguruan tinggi. Tapi, lagi- lagi ada musibah yang membuat anak piatu hilang semangat hidup lagi.

Orang yang menyemangati anak piatu. Orang yang selalu membela anak piatu. Orang yang selalu ada disaat suka dan duka anak piatu. Pada tengah malam sehari sebelum anak piatu tes perguruan tinggi, amak tercinta menyusul ibu dan nenek anak piatu.

Satu persatu orang yang disayang anak piatu pergi untuk selamanya. Anak piatu terpuruk. Anak piatu merasa Allah tidak adil sama dia. Kenapa terlalu cepat dipisahkan dia dengan orang yang dia sayang? Anak piatu berpikir, kenapa tidak orang yang jahat saja yang pergi duluan? Kenapa harus semua orang baik yang pergi duluan?

Anak piatu tidak fokus, susah untuk menata hati kembali. Dia hilang semangat hidup. Dia tidak konsentrasi dan asal-asalan mengikuti ujian seleksi perguruan tinggi. Sehingga anak piatu tidak lulus pada tes itu. Akhirnya anak amak menyemangati anak piatu. Walaupun amak sudah tidak ada, kami selalu ada untuk anak piatu. Anak amak mendukung semua keinginan anak piatu untuk lanjut pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

Semangat itu perlahan muncul lagi, setelah anak piatu dinasehati oleh anak amak. Anak piatu dibimbing oleh anak amak. Kebetulan anak pertama amak itu adalah orang berpendidikan (sudah S2). Jadi anak piatu diarahkannya, di nasehati agar tidak manja. Di ajarkan agar tidak mudah putus asa, jika ingin menjadi orang sukses. Selama pendidikan S1, anak piatu mendapatkan beasiswa kurang mampu dan beasiswa dari salah satu perusahaan besar di kotanya. Alhamdulilah sampai tamat anak piatu dapat beasiswa pendidikan. Ayah memberikan uang jajan dan kebutuhan anak piatu selama kuliah. Dengan cara, hasil dari mengolah sawah dari peninggalan keluarga ibu anak piatu.

Waktu terus berjalan. Akhirnya anak piatu lulus kuliah tepat waktu pada. Tapi kisah perjalanan anak piatu tidak berakhir disitu. Setelah lulus kuliah pun masih ada ucapan yang menyakitkan yang di dengar oleh anak piatu. Ada saja orang yang tidak suka melihat anak piatu bahagia.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post