WAHYU GUSRIA

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Anak Piatu 5

Anak Piatu 5

Setelah lulus S1 anak piatu hanya di rumah saja. Karena pengangguran, muncul cemooh dari orang-orang "percuma aja kuliah,klo hanya pengangguran", "menyusahkan saja, tidak berguna, sudah kuliah mahal-mahal tapi tidak digunakan ijazah." Sampai anak piatu dapat honor di sekolah. Dicemooh juga,"untuk beli bedak saja tidak cukup uang segitu, gimana pula untuk mengasih uang ke orang tua." Anak piatu serba salah.

Semenjak amak meninggal, anak piatu tinggal bersama anak-anak amak, rumah anak piatu kosong. Karena kakak anak piatu sudah berkeluarga. Jadi anak piatu kesehariannya bersama anak-anak amak. Kebetulan anak amak yang bungsu sama besar dengan anak piatu. Jadi sama-sama lulus S1 dengan jurusan yang sama dan kampus yang sama.

Setelah lulus anak amak yang bungsu lanjut pendidikan S2 dan anak amak yang paling tua beserta istri lanjut pendidikan S3. Mereka mengambil kampus di pulau jawa. Alhamduillah mereka lulus. Kebahagian bagi anak amak, tapi kesedihan yang teramat dalam yang dirasakan oleh anak piatu. Bukan sedih karena saudaranya lulus kuliah, tapi anak piatu sedih karena dia akan tinggal sebatang kara di rumah. Tidak ada lagi saudara tempat dia berbagi.

Tibalah waktunya anak amak sekeluarga harus berangkat ke pulau jawa untuk melanjutkan pendidikan mereka. Anak piatu ikut membantu anak amak packing barang sampai tengah malam. Sambil membereskan barang-barang itu, anak piatu menyembunyikan tangisnya, dengan melengah mengelap air mata yang menetes. Walaupun melengah, ternyata semua itu tampak oleh anak amak. Ternyata anak amak ini sudah membelikan tiket untuk anak piatu yang malang itu. Karena mereka tidak tega meninggalkan anak perempuan seorang diri di rumah. Tapi sampai tengah malam, masih belum dibilang kalau anak piatu ikut ke pulau jawa.

Pada saat shalat subuh, anak piatu dibangunkan oleh anak amak. Tapi anak piatu tidak mau bangun, dia menangis dan kebetulan memang lagi tidak shalat juga. Anak amak terus membangunkan anak piatu yang pura-pura tidur itu. Karena tidak mau bangun, anak amak langsung bilang "packing lah baju anak piatu sekarang,nanti jam 7 kita berangkat ke Bandara." Mendengar itu anak piatu langsung duduk, dia bahagia sekali. Ternyata dia tidak tinggal sendiri. Berangkatlah anak piatu yang malang itu ikut saudaranya ke pulau jawa. Serasa mimpi bagi anak piatu, perdana dia naik pesawat. Tidak ada sedikitpun terbayang bagi anak piatu kalau dia akan bisa naik pesawat.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post