Anak piatu merasa senang karena dia bisa naik pesawat. Ternyata di Kota Malang, anak piatu mendapat keberuntungan. Yang niat awalnya anak piatu ke kota Malang hanya untuk liburan dan bermain. Tidak lama berada di kota itu, anak piatu mencoba mengikuti Tes lanjut S2 dengan jalur Beasiswa dari Dikti. Ahamdulillah anak piatu lulus. Dibalik cemooh dari orang-orang, ada keberuntungan bagi anak piatu.

Pada awalnya yang tidak terbayang untuk naik pesawat, setelah itu sekali 6 bulan, setiap libur semester anak piatu pulang ke kampung dengan pesawat. Anak piatu membuktikan kalau dia mampu. Berkat semangat dari anak-anak amak. Kalau tidak ada mereka, ndak terbayang anak piatu entah jadi apa saat ini.

Anak piatu menyelesaikan kuliahnya tepat waktu. Dengan nilai yang memuaskan. Anak piatu sama wisuda dengan anak-anak amak. Sama kembali lagi ke kampung halaman secara bersama. Saat wisuda, anak piatu pun mampu membawa ayah tercinta untuk menghadiri wisudanya. Akhirnya ayah juga dapat merasakan naik pesawat di usia senjanya.

Anak piatu sudah membuktikan kalau dia mampu. Dia melihatkan kepada orang-orang yang mencemooh. Dia buktikan kalau dia bisa seperti yang lain. Setelah lulus S2, anak piatu menemukan jodohnya, lalu menikah.

Dasar orang yang iri dan dengki, saat anak piatu nikah pun tetap dicemooh. Percuma S2 kalau nikah dan tidak bekerja. Percuma saja ijazahnya. Tapi anak piatu yang sudah dewasa tidak lagi terpengaruh dengan cemooh orang. Dia fokus menatap masa depannya. Akhirnya anak piatu menemukan kebahagiaannya sendiri. Menjalani kehidupan baru,meskipun ujian kehidupan selalu ada, tapi anak piatu berusaha tegar untuk menjalani kehidupannya. Karena sudah dari kecil anak piatu melewati kehidupan yang berliku