WAHYU ISTIQOMAH

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
RAPOR JELEK ATAU APRESIASI KITA YANG JELEK

RAPOR JELEK ATAU APRESIASI KITA YANG JELEK

Rapor, sebuah dokumen yang menjadi penghubung komunikasi baik antara sekolah dengan orang tua peserta didik maupun dengan pihak-pihak lain yang ingin mengetahui tentang hasil belajar anak pada kurun waktu tertentu. Musim raporan menjadi momok tersendiri bagi seorang anak, entah emot merah atau ramah yang akan orang tua mereka tampilkan setelah menerima rapor dari sekolah.

Sengaja menuliskan definisi rapor dengan style bold untuk mengingatkan kita sebagai orang tua bahwa deskripsi yang tertulis dalam rapor tidak seluruh- nya mewakili anak kita, pun bukan jaminan ketika nilai-nya bagus akan menjadi orang sukses sedangkan yang jelek tak memiliki masa depan. Disebut dengan buku penghubung komunikasi artinya kita sebagai orang tua memiliki kewajiban untuk menanggapi/ mengapresiasi apa yang sudah anak lakukan di sekolah. Mengenai apresiasi yang seperti apa itu hak kita sebagai orang tua, akan marah, memberi hadiah, petuah, sampai ya sudahlah.

Apresiasi untuk anak yang memiliki prestasi baik didalam rapor mungkin terlihat lebih mudah, kita haya perlu memuji dan senyum hangat sambil mengelus kepalanya, begitu? Lantas apresiasi seperti apa yang akan kita tampilkan untuk putra – putri kita yang nilai-nya merah/ tidak sesuai dengan apa yang kita khayalkan/ impikan? Marah, memotong uang jajan, melarang bermain, atau mengurung, menumpahkan semua amarah dengan memamarahi? Jika iya, sepertinya kita yang perlu sekolah di sekolahnya orang tua ya bun.

“Loh saya ini kan orang tua yang menginginkan yang terbaik untuk anak saya.” Sering mendengar kalimat seperti ini ya? Perlu kita sadari dan terus tanamkan dalam hati kita adalah anak kita itu spesial, arti spesial dalam nasi goreng saja pasti ada yang berbeda dengan nasi goreng biasa. Apalagi ini anak kita yang spesial, sudah pasti Allah telah memberikan kemampuan yang berbeda – beda pada setiap anak. Itu artinya jika rapor anak kita jelek, tentu tidak semuanya jelek kan bun? Apa yang pertama kali kita soroti pada nilai anak, Matematika, IPA atau Bahasa Ingris-nya? Kita saja yang mudah untuk memutuskan dan melabeli anak kita tidak bisa/ bodoh, sedang jika nilai seni, keterampilan atau olahraga- nya yang baik/ malah diatas rata – rata kita biasa saja, mengapresiasi pun tidak, malah menyepelekan.

Buu... ada pengusaha yang tak harus memiliki nilai bahasa Inggris yang tinggi, karena jika usaha-nya Go International ia hanya perlu memngerjakan penerjemah bukan? ada atlet bulu tangkis, bola voli dan basket yang tak melulu harus baik dalam nilai sejarah/ IPS-nya, ia akan mencetak medali dan emas yang akan bersejarah untuk Negara kita bukan? Ada musisi yang tak perlu baik nilai matematika dan IPA- nya, dan masih ada banyak hal lagi dalam diri anak kita yang perlu kita kembangkan bukan abaikan dengan memarahi pun melabelinya bodoh.

Bila anak kita hidup dengan dukungan dan dorongan tentu ia akan belajar untuk belajar mencitai diri sendiri dan mampu mengembangkan potensinya, berbeda jika anak kita hidup dalam olokan ia akan malu, baik jika diaplikasikan untuk mau belajar tapi jika malu dan terus merasa bersalah, justru akan merusak kepribadiannya.

Perlu kita ingat bahwa doa ibu itu sangat mustajab, ingat kisah imam masjidil haram? Iya siapa yang tidak mengenal Syeikh Abdurrahman AsSudais? Imam Masjidil Haram, sekaligus hafidz yang memiliki suara yang sangat menyentuh para ma’mum dan pendengarnya. Siapa yang menyangka bahwa dibalik keistimewaan-nya beliau memiliki kisah masa kecil yang sangat membuat jengkel ibunya. Suatu ketika ibunda Syeikh Sudais hendak menjamu tamu – tamu agung namun sudais yang masih kecil kala itu malah menaburkan pasir pada hidangan yang sudah siap disantap. Alangkah marah ibunya dan memarahinya dengan mendoakan “Sudais, dasar kamu anak nakal! Awas kamu kalau sudah besar kamu akan menjadi IMAM MASJIDIL HARAM!”. MasyaAllah, semoga kita adalah bagian dari ibu – ibu pilihan yang dalam keadaan apapun mampu mengantarkan anak – anak kita shaleh – shalehah dan bermanfaat untuk semua umat. Aamiin.

Yang ingin saya sampaikan disini, sebagai pengingat untuk diri saya pribadi pun semoga bermanfaat untuk semua. Semoga kita adalah bagian dari ibu spesial seperi ibunya imam masjidil haram yang mampu mendidik dan menyayangi anak – anak kita, memahami potensi – potensinya sehingga mampu mengantarkan mereka menjadi anak yang berhasil, tidak hanya berhasil di mata manusia tapi juga penciptanya.

Jadi setelah ini apresiasi apa yang akan kita berikan pada buah hati kita adalah cerminan untuk masa depan anak kita.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Betul sekali, jangan hanya fokus keangka2 pengetahuan tapi utamakan juga karternya, salam kenal

15 Jun
Balas

salam kenal juga bun, salam ibu spesial...

15 Jun



search

New Post