Selama ini pembelajaran tematik yang dilakukan di SD menggunakan pembelajaran kontekstual, sehingga menyebabkan peserta didik hanya menghafal bukan memahami isinya. jika diberikan masalah (problem solving) yang melibatkan beberapa langkah, anak-anak seperti kehilangan kemampuan untuk menyelesaikan.

Anak tidak sadar bahwa sebenarnya mereka berhadapan dengan soal tingkat tinggi yang perlu penyelesaian yang kreatif untuk menyelesaikan. Peserta didik terbiasa menyelesaikan menggunakan otak kiri sedangkan untuk kreatif memerlukan otak kanan. Sebenarnya peserta didik memiliki kemampuan yang tinggi untuk memecahkan masalah yang diberikan guru. Dengan menggunakan mind mapping diharapkan dapat memecahkan masalah peserta didik.

Mind mapping yang dikembangkan oleh Tony Buson 1970 merupakan cara mencatat yang kreatif, efektif dan secara harfiah memetakan pikiran-pikiran kita. Sintaknya adalah informasi kompetensi, sajian permasalahan terbuka, kelompok, presentasi hasil diskusi, kesimpulan dari kelompok, evaluasi dan refleksi. Mind mapping tampil dengan tulisan yang dilengkapi dengan simbol dan gambar yang menarik. Mind Mapping memudahkan peserta didik memahami konsep dan materi, menuliskannya dengan cara menarik. sehingga memudahkan peserta didik untuk mereview mareti pembelajaran. Mind maaping adalah suatu metode untuk memaksimalkan potensi pikiran manusia dengan menggunakan otak kiri dan otak kanan. Diharapkan dengan model mapping peserta didik lebih aktif dan hasil belajar dapat meningkat.

Mind Mapping dapat meningkatkan daya ingat peserta didik. Dengan membuat peta pikiran akan mempermudah untuk mengingat suatu konsep, sehingga dengan konsep yang telah tertanam, mereka akan mudah mengingat hal-hal yang telah dipelajarinya. Peta pikiran ini bisa dibuat sesuai kreativitas peserta didik masing-masing dengan menggunakan beberapa warna dan bisa juga ditambahkan gambar untuk lebih mudah menanamkan konsepnya.

Adapun langkah-langkah dalam membuat mind mapping. Langkah pertama yang dilakukan adalah guru menjelaskan tentang cara membuat mind mapping antara lain tentang pusat dan cabang-cabangnya, menuliskan apa yang diketahui dari pusat gambar, sedang cabanag - cabang adalah langkah-langkah pemecahan masalah. Langkah kedua, peserta didik mencatat ide poko atau gagasan pada setiap sub materi yang dipelajari. Langkah ketiga, tentukan tema utama untuk diletakkan ditengah. Langkah keempat, tentukan cabang utama yang masih berkaitan dengantema utama. Langkah kelima, tentukan Sub Topik sebagai ranting yang diambil dari cabang utama. Langkah keenam, gunakan gambar, simbol, kode dan dimensi seluruh peta pikiran. Langkah ketujuh, gunakan garis untuk menghubungkan antara topik sentral dengantopik utama dan Sub Topik. Langkah kedelapan, kembangkan mind mapping sesuai gaya sendiri agar lebih menarik.

Hasil pengamatan pada saat proses pembelajaran tematik menggunakan mind mapping antara lain, hasil belajar peserta didik lebih meningkat, peserta didik menjadi antusias untuk mengikuti pelajaran, keterlibatan peserta didik dalam menjawab pertanyaan semakin aktif, peserta didik memahami konsep materi yang diajarkan sehingga daya ingat yang tertanam lebih lama dibandingkan dengan cara menghafal.

Mind Mapping dapat meningkatkan daya ingat anak dalam memahami materi pelajaran. Mind mapping juga bisa meningkatkan daya kreativitas peserta didik dalam pembelajaran sehingga merangsangg perkembangan otak kanan dan otak kiri.