WAHYUNI

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
REFLEKSI DIRI TENTANG PEMIKIRAN KI HAJAR DEWANTARA Oleh  WAHYUNI, S.Sos.I, SURABAYA
Guru Penggerak Angkatan 2 Surabaya

REFLEKSI DIRI TENTANG PEMIKIRAN KI HAJAR DEWANTARA Oleh WAHYUNI, S.Sos.I, SURABAYA

REFLEKSI DIRI TENTANG PEMIKIRAN KI HAJAR DEWANTARA

PPPPTK PKn dan IPS - ANASTASIA MOERTODJO PPGP 2

Oleh : WAHYUNI, S.Sos.I.

SDN Dukuh Menanggal I/424 Surabaya

² Pemikiran Ki hajar Dewantara mengenai pendidikan dan pengajaran menurut pandangan saya adalah :

Pengajaran adalah bagian dari proses pendidikan. Pengajaran adalah sebuah kegiatan yang dilakukan oleh seseorang (guru) kepada orang lain (peserta didik) untuk mentransfer ilmu pengetahuan. Baiknya ilmu itu tidak hanya difahami dalam teori namun bisa berbekas dalam naluri anak. Bagi Ki Hajar Dewantara pendidikan tidak boleh dimaknai sebagai paksaan. Setiap individu anak memiliki keunikan yang tidak bisa disamakan antara yang satu dengan lainnya. Guru yang hebat adalah guru yang dapat memahami segala keunikan yang ada pada diri peserta didik. Serta memberikan pancingan agar ide-ide dapat keluar dari otak peserta didik dengan segala persepsi yang mereka munculkan atau tafsirkan.

Guru mampu memberikan kemerdekaan, kebahagiaan, keadilan dan kedamaian dalam diri peserta didik untuk tumbuh dan berkembang menjadi manusia yang memiliki rasa empati, cinta kasih, kekeluargaan, serta memberi dan menerima perhargaan atau apresiasi atas apapun yang dilakukan bukan hinaan, cemoohan atau hal negatif lainnya. Karena setiap peserta didik memiliki hak untuk dihormati, inilah prinsip dasar menjadi merdeka dan independen. Akar pendidikan Ki Hajar Dewantara menempatkan kemerdekaan sebagai syarat dan juga tujuan membentuk kepribadian serta kemerdekaan batin bangsa Indonesia agar peserta didik selalu kokoh berdiri membela perjuangan bangsanya. Pendidikan mesti disandarkan pada penciptaan jiwa merdeka, cakap dan berguna bagi masyarakat.

² Relevansi pemikiran Ki hajar Dewantara dengan konteks pendidikan Indonesia saat ini dan konteks pendidikan di sekolah saya secara khusus adalah :

Kali ini sudah kita ketahui dan kita alami bersama bahwa pola pendidikan saat ini berubah drastis. Yang biasanya antara guru dan peserta didik bertemu secara tatap muka di sekolah untuk pembelajaran, namun sejak satu tahun lalu hingga saat ini antara guru dan peserta didik tidak bisa bertatap muka secara langsung dikarenakan pandemi covid-19. Nah dengan adanya keterbatasan dalam bertatap muka secara langsung inilah bagi guru-guru yang cerdas akan tetap mengupayakan pembelajaran dapat berjalan dan hak peserta didik dalam mendapatkan pendidikan tetap didapatkan dengan mengadakan pembelajaran secara daring (dalam jaringan). Salah satu contohnya adalah dengan membuat materi-materi pembelajaran via video secara langsung dikirimkan ke peserta didik di Whatsapp Grup (WG) jika durasi waktunya tidak lama dan kapasitas videonya tidak besar. Namun jika video yang dibuat membutuhkan durasi waktu yang lama dan kapasitas videonya besar maka dapat diuplodkan di channel Youtube atau Drive milik pribadi dan dibagikan link-nya ke peserta didik. Kemudian setelah materi itu tersampaikan kepada peserta didik, peserta didik dapat membuat rangkuman atau kesimpulan atas materi yang disampaikan.

Hal tersebut sudah saya lakukan di masa pandemi ini dengan melakukan pembelajaran daring via channnel youtube ataupun drive milik pribadi dengan alamat “Wahyuni Yuni”. Dan sekolah sayapun juga sudah menggunakan aplikasi TEAMS Microsoft Office 365. Setiap guru dapat membuat kelas dengan memasukkan peserta didik yang diampunya ditambah dengan Koordinator Kurikulum, Kepala Sekolah, Pengawas Sekolah, Kabid GTK dan staf GTK. Lewat TEAMS MO 365 guru dapat secara aktif dan kreatif mengatur kelas online-nya dan membuat macam model pembelajaran, jika ingin bertatap muka di dunia maya guru dapat mengundang peserta didiknya di Meet yang sudah disepakati atau sesuai jam pelajaran. Jika ada peserta didik yang kesulitan atau tidak bisa bergabung dalam Meet maka guru akan memberikan rekaman pembelajaran yang telah dilakukan di channel kelasnya, atau jika masih ada pula peserta didik yang tidak dapat bergabung di TEAMS MO 365 (karena kendala keterbatasan tidak memiliki perangkat) maka guru memfasilitasi dengan via Zoom khusus atau WG (Whatapp Grup). Sebagai bagian dari feedback atau evaluasi gurupun menyediakan soal atau kuis di channel yang sudah dibuat di kelas TEAMS MO 365.

Adapula model pembelajaran yang dilakukan di sekolah saya adalah menonton materi pembelajaran via SBO TV secara langsung pada jam sesuai jadwal dan kelas di tiap hari dari rumah peserta didik masing-masing. Dan Alhamdulillah sayapun juga sebagai salah satu pengajar sebuah program yang digagas oleh Dinas Pendidikan Kota Surabaya bekerjasama dengan SBO TV dengan nama program “Belajar Dari Rumah Bersama Guruku” di mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti.

Seperti yang kita ketahui, pendidikan Indonesia saat ini mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Contohnya pada masa Pandemi Covid-19 ini, pendidik diharuskan untuk lebih kreatif dan inovatif lagi dalam melakukan kegiatan belajar mengajar agar peserta didik dapat menerima pendidikan yang lebih baik dari sebelumnya. Saat ini, sudah tidak jamannya lagi kita sebagai pendidik memaksa peserta didik untuk memperoleh pendidikan dengan cara tradisional seperti pendidik hanya ceramah dan peserta didik mendengarkan saja. Saat ini, kita sudah memasuki abad 21 dimana teknologi sangat dibutuhkan dalam kegiatan belajar mengajar namun pendidikan sosial/pendidikan karakter tetap harus kita berikan untuk menuntun peserta didik dalam sikap dan bersosialisasi.

² Dengan pemaparan beberapa yang saya tulis di atas dapat diambil kesimpulan bahwa saya pribadi sebagai Guru Pendidikan Agama Islam sudah melaksanakan kegiatan pembelajaran yang sesuai pemikiran Ki hajar Dewantara (kemerdekaan dalam menjalankan aktivitas sebagai guru dengan menyediakan ragam pembelajaran dan memberi kebebasan kepada peserta didik untuk tetap belajar dengan cara atau model yang dapat mereka ikuti tanpa ada paksaan). Adapun model atau ragam yang sudah saya lakukan adalah :

ü Pembelajaran dengan TEAMS Microsoft Office 365

ü Tatap muka dunia maya dengan Meet TEAMS atau Zoom atau Video Call WA

ü Pemberian tugas dengan Form MO 365 atau Google Form atau Quizzizz

ü Pembelajaran via channel Youtube atau drive pribadi di alamat “Wahyuni Yuni”

ü Pembelajaran via SBO TV

² Harapan dan Ekspektasi

· Harapan yang ingin saya peroleh setelah mempelajari modul ini adalah saya ingin mengembangkan dan mengeksplor lagi kreatifitas saya pribadi sebagai guru yang menjadi bagian dari Calon Guru Penggerak untuk mewujudkan merdeka belajar dan filosofi Ki Hajar Dewantara. Serta dapat melakukan tukar pendapat dan saling mengemukakan ide-ide baru serta berkolaborasi dengan sesama Calon Guru Penggerak, Pengajar Praktik, Fasilitator, Kepala sekolah serta teman sejawat sehingga menambah wawasan dan saling memberikan motivasi.

Harapan berikutnya yang saya inginkan adalah dapat menuntun peserta didik berbudi dan berkarakter serta melakukan kegiatan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik dan memberi kesan positif di masa yang akan datang.

Salam Sehat,,, Salam Sukses Bersama,,,

Semoga Allah memberikan kemudahan. Aamiin

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post