Wahyuni Awal Sejati

Belajar menjadi salah satu kegiatan yang penting dalam kehidupan. Melalui belajar, akan selalu memperbaiki diri baik sebagai ciptaan Allah SWT dan juga terhadap...

Selengkapnya
Navigasi Web
ALQURAN WARNA MERAH JAMBU

ALQURAN WARNA MERAH JAMBU

 

#Tagursiana Hari Ke-10

 

Al-Qur’an bersampul warna merah muda masih berada di hadapanku. Aku menutup setelah membacanya satu ruku’.  Kuusap-usap plastik yang melapisi hard cover yang sudah mulai robek dibeberapa bagian. Warna plastik bening usang yang membungkusnya pun sudah mulai robek dibeberapa sudut, dan mulai menguning. Jika melihat kondisi fisik dan warna kertasnya, Al-Qur’an ini telah berusia lama. Ya, benar Al-Qur’an ini terbitan tahun 1975. Ayahku yang membelikannya untukku ketika aku masih duduk di kelas 5 Sekolah Dasar.

Al-Qur’an inilah yang menemani hari-hariku. Meskipun sudah berusia 46 tahun, tulisan di dalamnya masih sangat jelas dibaca. Padahal, di lemari masih ada beberapa Al-Qur’an dengan cetakan terbaru dan tampilan nya lebih menarik. Aku masih setia untuk membaca Al-Qur’an dengan sampul warna merah jambu ini. Terlebih di masa pandemik seperti saat ini, banyak waktu yang dapat digunakan untuk membacanya.

Ada beberapa alasan yang membuatku setia padanya. Pertama, ketika membacanya selalu teringat bagaimana dulu aku mulai belajar membaca Al-Qur’an dengan penuh cerita yang tak mungkin kulupa. Seperti belajar bersama Ustadz disuruh membaca Al-Qur’an aku belum bisa membaca namun hanya mengikuti apa yang dilafalkan Ustadz. Walaupun membaca tetapi saya tidak tahu ejaan huruf pada bacaan tersebut. Seolah-olah saja bisa membaca, padahal hanya mengikuti lafal Pak Ustadz dengan melihat tulisan arabnya. He…he…seru, kadang aku takut juga kalau sampai ketahuan. Tetapi karena niatnya mau belajar, Pak Ustadz pun selalu bersedia membimbing sampai pada saatnya akupun mampu untuk membaca meskipun belum dengan tajwid yang memadai.  

Kedua,  Al-Qur’an ini adalah salah satu dari dua buku Al-Qur’an yang dibelikan pertama oleh Ayahku. Al-Qur’an lainnya berupa Al-Qur’an bersama dengan cerita sejarah Islam yang bukunya memiliki tebal kurang lebih 10 cm. Hal yang masih kuingat saat itu adalah ketika aku membacanya dapat berjam-jam hingga terkadang lupa dengan pekerjaan rumah (PR) yang diberikan oleh guru di sekolah. Dan hingga saat ini, buku tersebut masih tersimpan rapi di rumah kedua orangtuaku.

Al-Qur’an berwarna merah jambu ini, selalu menemaniku untuk kubaca pada setiap selesai sholat Subuh ataupun sholat Maghrib. Jika dulu aku membaca tanpa alat bantu, namun sekarang aku memerlukan alat bantu agar aku dapat membaca dengan jelas seperti 46 tahun yang lalu. Dan alat bantu itu adalah Kacamata Plus.

mystagearea, 21/08/2021

 

 

 

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post