Wahyuning Widhiati

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
BAHASA POSITIF

BAHASA POSITIF

BAHASA POSITIF

Wahyuning Widhiati

Sagusabu Solo

Penerimaan rapot adalah momen penting dimana orangtua mengunduh hasil belajar putra putrinya. Pihak sekolah pun punya gawe besar yaitu melaporkan hasil belajar siswa. Kedua belah pihak menduduki posisi penting. Sebenarnya bukan hasil belajar siswa saja yang harus dilaporkan, tetapi perjalanan siswa dalam proses pembelajaran juga menjadi prioritas.

Sebagian orangtua siswa memandang sebelah mata momen ini. Mereka menganggap hanya rutinitas tugas orangtua belaka. Terima rapot, melihat nilai tercapai KKM, sudah. Bagi sebagian lagi menjadi momentum yang mendebarkan terutama yang memiliki anak dengan kecerdasan dibawah rata rata.

Sebagai orangtua, saya pernah mengalami pengalaman yang menurut saya luar biasa membekas sampai saat ini. Waktu itu anak pertama saya masih duduk di kelas 12. Menjelang UN, orang tua diminta datang ke sekolah untuk menerima hasil try out UN SMA. Saya sudah menduga hasil try out nya tidak memuaskan. Yang membuat menjadi luar biasa adalah bahasa yang disampaikan wali kelas anak saya dan dilengkapi roman muka yang tidak sedap. Beliau mengatakan begini “ oooh ini to ibunya Tegar, ini hasil try out matematikanya. Selamat yaa rangking 1, .. dari bawah. Tegar ini juara untuk tidak pernah masuk les jadi dapat rangking ..bla bla ..”

Saat itu serasa darahku membeku seketika. Bukan karena hasil try out anak saya,tapi mendengar kata kata beliau yang begitu menikam. Pikiran sehatku mengatakan bahwa ibu wali kelas ini benar. Beliau menyampaikan fakta yang ada dari anak saya. Karena sering tidak masuk les matematika pada jam ke 0,maka nilai try out anak saya jelek. Tapi sebagai sesama guru, saya menyesalkan satu hal; kenapa harus dengan bahasa negatif menyampaikannya.

Bertahun tahun menjadi wali kelas, malam sebelum pembagian rapot, saya selalu menyusun materi apa yang harus disampaikan kepada orangtua siswa. Ditambah informasi dari sekolah tentunya. Saya akan membuat catatan catatan khusus untuk anak anak yang khusus pula. Mencari bahasa yang tepat dan tidak menyakitkan. Bahasa positif yang akan menjadi motivasi untuk menjadi baik. Karena apapun faktanya, senakal nakalnya atau sebodoh bodohnya seorang anak, tidak ada orang tua yang rela anaknya dikatakan buruk. Mungkin didepan guru orang tua bisa tersenyum dan berkata terima kasih. Tetapi jauh dilubuk hati mereka, ada sayatan yang mebuat pedih.

Bahasa yang baik dan positif menjadi jembatan berkomunikasi dengan orangtua siswa. Saya selalu mengatakan begini dihadapan mereka. ‘Bapak ibu, anak kita mempunyai kelebihan masing masing. Kalaupun mereka tidak cerdas dalam bidang akademik, tapi ada yang cekatan menolong temannya, ada yang pintar main sepak bola, voli, basket. Ada yang rajin membersihkan kelas. Mereka cerdas pada kemampuannya masing masing’. Dikandung maksud agar para orang tua ini bisa menerima anak apa adanya mereka. Dan terlebih tidak sakit hati ketika menemui fakta bahwa anaknya berada di peringkat kelas paling bawah.

Biar saya saja yang mengalami pengalaman yang menyayat hati perihal hasil belajar anak. Orang tua murid siswa saya jangan sampai begitu. Oh ya, Tegar, anak saya itu sekarang kuliah di Fakultas Hukum Undip.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Sepakat bu. Saya juga geram membacanya. "Selamat yaa rangking 1, .. dari bawah." Berita yang menyakitkan. Guru harus bahkan wajib belajar komunikasi yang baik.

06 Aug
Balas

Bener pak , .. baik utk kita belum tentu baik utk orang lain

06 Aug

Kemampuan apresisi yang bersinergi... Terus dipupuk

06 Aug
Balas

Terimakasih apresiasinya pak

06 Aug

Itulah bu ..saya juga heran, semoga kita tidak seperti itu

06 Aug
Balas

Sangat disesalkan adanya kenyataan guru bicara dg bhs negatif. Artinya dia tdk bs memposisikan dirinya sbg pendidik yg seharusnya bisa memberi cth berbhs yg positif dan memotivasi siswa. Sy slm ini sll brsh berhati2 bicara ktk menghadapi ortu yg konsultasi dg sy krn takut tjd "pembunuhan karakter" bila menyampaiakan bhs negatif ttg anak

06 Aug
Balas



search

New Post