Wahyuni

Saya seorang ibu dan pendidik yg mungil. Tinggal di Jakarta bersama seorang suami dan sepasang anak. ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Be The Winner of Each Challenge

Be The Winner of Each Challenge

Be the winner of each cahallenge, ku baca status dari seorang gadis kecil yang akan menanjak remaja. Duabelas tahun usianya. Tiara nama gadis kecil itu. Duduk di kelas enam sekolah dasar.

Anak kecil saja bisa menulis status pakai Bahasa Inggris! Aku yang “jelita” (Jelang Lima puluh Tahun) belum pernah menulis status dengan Bahasa Inggris. Apasih artinya? Langsung aku googling, cari tau arti tulisan tersebut. Ternyata artinya “Jadilah pemenang disetiap tantangan”. Ooh itu artinya, kataku senyum-senyum sendiri. Subhanallah, motivasi yang baik.

Ups! Hari ini adalah hari pertama Tiara melaksanakan try out di sekolahnya. Pantas semalam selesai sholat maghrib tidak keluar dari kamar. Rupanya sedang fokus dengan buku pelajaran Bahasa Indonesia. Aku hanya mengintip dari luar kamarnya. Agar tidak menggangu.

Ba’da isya, terlihat dia sudah duduk di meja makan. Makanan memang sudah aku siapkan.

“Makan yang banyak ya nak, biar sehat,” kata sang ayah sambil mengusap kepalanya dan ikut menemaninya makan.

“Bangga mempunyai gadis kecil yang sudah punya motivasi belajar, tak susah-susah aku menyuruhnya, dapat mengatur waktu dengan baik,” kataku dalam hati.

Untuk menjadi yang terbaik dalam setiap kompetisi, bukanlah hal yang mudah dilakukan. Apalagi bagi anak seusianya. Games dan tayangan televisi merupakan lawan yang tangguh terhadap keinginan belajar anak. Sejak sebulan ini dia sudah mengikuti dua kali lomba try out mata pelajaran dari sebuah penerbit. Percaya diri. Tidak pernah putus asa. Selalu ingin mencoba. Tidak juga mengeluh. Sekalipun keinginannya menjadi yang terbaik belum tercapai.

Tiba-tiba aku teringat suatu hari, saat gadis kecilku mengutarakan isi hatinya.

“Ma, adik belum bisa jadi nomor satu gak apa kan ya,” bisiknya dengan suara tegar ketika hasil lomba diumumkan. Padahal kulihat ada sedikit kecewa terlihat dimatanya.

“Tidak apa, masih ada kesempatan dan masih banyak tantangan lain. Mama akan selalu mendoakan. Semangat ya, nanti kalau ada lomba ikut lagi,” aku berusaha menghibur sekaligus terus memotivasi. Ia mengangguk, lalu memelukku erat. Kami akhirnya berpelukan.

Sebagai orang tua, aku dan suami berusaha memfasilitasi apa yang dibutuhkannya. Dan sebagai ibu, aku harus menjadi teman curhatnya. Aku ingin menemani dan mendampingi setiap langkah perjuangannya.

Selamat berjuang sayangku, semoga Allah wujudkan keinginanmu menjadi yang terbaik. Doa mama untukmu anakku, ucapku di hati. Be the winner of each challenge.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post