1. BUIH OMBAK DITENGAH LAUTAN
(Tantangn Hari ke 48 )
#Tantangangurusiana
#Cerbung
Setiap manusia pasti memiliki mimpi dan harapan setinggi langit yang pasti ingin diwujudkan dalam hidupnya. Tentu semua itu perlu melalui sebuah proses sebagai jalan yang mengarah pada mimpinya. Apalah arti sebuah mimpi dan harapan apabila hanya sebatas mimpi saja tanpa didasari sebuah niat...
Malam semakin larut, suara deburan ombak yang pecah dipantai bagaikan gemuruh yang saling bersautan. Suasana disekitar tenda semakin sepi, hanya tinggal beberapa orang saja yang masih duduk diluar tenda sambil berbincang-bincang. Api unggun didepan tendapun masih sengaja dinyalakannya sambil merebus air hanya sekedar untuk menghalau hawa dingin malam itu. Demikian juga dengan aku, entah kenapa sejak tadi belum bisa memejamkan matanya untuk tidur, tatapannya masih memandang langit yang cerah dengan disinari taburan bintang.
Singkat cerita, namaku adalah Satria yang saat ini tercatat sebagai mahasiswa semester 5 disalah satu perguruan tinggi swasta di kota Malang. Seperti biasa Satria dengan beberapa temannya satu kost ketika liburan akhir semester, pasti refreshing dulu sebelum kembali pulang kampung. Agendanya bisa ke gunung, berkunjung kerumah teman ke kota lain atau seperti saat ini..camping dipinggir pantai. Agenda ini seakan jadi rutinitas dengan beberapa teman kost agar tidak jenuh setelah mengikuti kuliah satu semester. Namun acara saat ini sangat berbeda dengan agenda semester lalu...Mungkin karena ada rasa patah hati Satria yang ikut terbawa dalam acara camping itu.
“Sat, kamu belum mengantuk?..ini sudah jam 01.00 lho,”kata Doni kepada Satria. “Belum Don, entah kenapa mataku kok sulit sekali terpejam ya,” jawab Satria sambil tersenyum ke Doni. “Duduk sini lho, coba kamu ambil gitar...kita habiskan malam ini sambil ngobrol dengan diiringi musik,”pinta Satria. Doni pun beranjak mengambil gitar yang ada ditenda Agus, yang kebetulan kami berangkat hanya berlima. Dan Doni pun memulai memetik gitar dengan nanda-nada sendu yang semakin menambah syahdu malam itu.
Satria masih menatap deburan ombak dengan sesekali menarik nafas dalam, ada beban berat dalam hatinya. Masalah dengan kekasihnya Rena belum terselesaikan dengan tuntas paripuna. Memang Satria akui, hubungannya selama 2 tahun ini selalu dibumbui riak-riak yang kadang membuatnya galau dan mengaduk-aduk perasaannya. Rasa cintanya kepada Rena membuatnya kadang harus mengalah dan menepis lukanya. Ya..cinta memamang tak punya mata dan cukup dirasa saja.
“Hayo! ...melamun lagi,”kata Doni membuyarkan lamunan Satria. “Ah..bisa aja,”kata Satria sambil mengepalkan tangan ke bahu Doni. “Ada apa tho broo? Sejak tadi siang kita mendirikan tenda sampai saat ini kamu nampak tak seperti biasa..ada masalah?” kata Doni agak kepo. “Iya Don, tiga hari yang lalu aku memang berselisih sama Rena. Bertengkar bagiku biasa, tapi ini beda. Tanpa ada sebab yang pasti tiba-tiba dia meminta aku untuk menjauhinya dulu. Sedangkan kalau aku desak alasannya, dia selalu menghindar. Aduh...pusinga aku,” kata Satria menjelaskan. “Mungkin dia punya masalah Sat, yang sepertinya dia tidak mau bercerita sama kamu...yang sabar saja ya Broo,” kata Doni menenangkan kegalauan Satria sambil menepuk punggungnya. Malam makin mendekati pagi, akhirnya kedua pemuda itu mengakhiri percakapannya dengan masuk ketendanya masing-masing. Semoga esok hari ada jalan yang bisa mencerahkan pikiran dan hati Satria.
(Bersambung)
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar