WAHYU SAYEKTI

Wahyu Tri Sayekti M.Pd pernah mengajar di SMAN 1 SOOKO Mojokerto th 2000-2004, mengajar di SMPN 3 SARADAN kab.Madiun Th 2004-2005 dan SMPN 1 DAGANGAN kab.Madiun...

Selengkapnya
Navigasi Web
12. KUPU - KUPU TANPA  SAYAP

12. KUPU - KUPU TANPA SAYAP

(Tantangan hari ke-21)

#Tantangangurusiana

Ringkasan cerita yang lalu:

Kesedihan menyelimuti Gimun disaat momen kelulusannya di SD Mekar I. Nilai dengan lulusan terbaik bagi Gimun tidak menjadikannya bangga namun justru membuatanya beban. Bayangan ketidak mampuan keluarganya dan kesehatan bapak yang memburuk membuatnya terpuruk. Ketika bu Neti memberikan solusi atas ketepurukannya malah bapak pingsan dikebun, ujian bagi Gimun sepertinya belum usai...

Gimun masih duduk bersimpuh disamping bapak yang terbaring lemah. Tangan yang kurus dan hitam sibuk memijat kaki bapaknya. Sesekali terdengar suara batuk bapak disela-sela nafas yang tersengal-sengal. Tak lama mbak Pariyah datang bersama bu Dhe dan pak Dhe, mereka tergopoh-gopoh mendekati Bapak. Setelah mereka duduk pak Dhe pun mulai berbicara kepada kami anak-anak bapak. “Nduk Sri, Pariyah dan le Suris, Gimun...pak Dhe menyarankan bapakmu harus segera dibawa ke Puskesmas agar cepat dapat pertolongan dan obat,” kata pak Dhe memberi nasehat kepada kami. “Pak Dhe dan bu Dhe akan berupaya siang ini membawa bapakmu ke Puskesmas Kecamatan, nduk Sri tolong kamu siapkan baju bapakmu buat jaga-jaga kalau nanti harus rawat inap,” penjelasan pak Dhe.

Mbak Sri pun segera menjalankan apa yang diperintahkan oleh pak Dhe. Tampak sekali tergambar diwajah mbak Sri dan mbak Pariyah kesedihan yang mendalam, dengan sesekali mereka mengusap air mata yang membasahi pipi. Mas Tris menggendong Nining yang mulai rewel. Aku pun berlari ke kebun belakang rumah tanpa memperdulikan panggilan saudaraku. Perasaan sedih, marah dan kecewa beradu menjadi satu, bagaikan bom yang akan meledak. “Yaa Allah.!!.. jangan ambil bapakku ..setelah kau ambil emakku!!,” teriak Gimun keras sambil mengadah kelangit dan tangannya mencabu pohon ketela. “Yaa Allah, jangan Engkau jadikan kami anak yatim dan piatu...aku belum siap..Yaa Allah!!!,” suara jeritan Gimun protes disertai tangis tersedu-sedu. Gimun yang malang itupun terduduk lemas dengan tangisnya. Baginya dunia seakan tak adil padanya. Setiap kebanggan yang diperoleh dan akan dipersembahkan pada bapak dan emaknya, namun selalu kesedihan yang diterimanya. Ujian yang berat bagi Gimun kecil.....

Hal yang wajarlah untuk bocah sekecil Gimun yang masih membutuhkan kasih sayang orang tua dan belum siap jika sewaktu-waktu bapaknya pergi menyusul emaknya. Dalam benak bocah itu muncul berbagai pertanyaan bagaimana harus menjalani hidup ini tanpa orang tua. Sesuatu yang dini untuk dipikirkan bagi bocah sekecil Gimun. Ditengah protesnya tiba-tiba mbak Sri memanggil Gimun yang menangis tersedu-sedu..”Mun., cepat kembali bapak memanggilmu,” panggil mbak Sri dengan tergopoh-gopoh. Gimun pun langsung berdiri dan lari menemui bapak dirumah.

“Bapak...Gimun disini,”suara Gimun dengan isak tangis sambil memegang tangan bapaknya. “Le, bapak minta maaf ya le,”suara bapak serak sambil batuk-batuk. “Mestinya kamu bergembira dan tidak bersedih ya le,” jelas bapak penuh penyesalan. “Bapak tidak salah ... jangan berkata seperti itu,” suara Gimun memelas. “Bagiku kini bapak adalah satu-satunya kekuatanku,” jawab Gimun dengan isakan tangis. Gimun kecil yang tak kuat menahan kesedihannya langsung memeluk bapaknya yang masih terbaring.

(Bersambung)

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Cerpen yang menarik. Terus berkarya bersama gurusiana. Salam literasi, sukses selalu.

19 Jul
Balas



search

New Post