16. KUPU-KUPU TANPA SAYAP
(Tantangan hari ke-25)
#Tantangangurusiana
Ringkasan cerita yang lalu:
Hasil pemeriksaan kesehatan bapak di puskesmas kecamatan belum mendapatkan titik terang tentang sakit yang di deritanya. Untuk memastikannya bapak pun harus dirujuk ke rumah sakit daerah. Ditengah keterpurukan keluarga Gimun,tiba-tiba kedua kakak perempuanya pun memutuskan untuk tidak sekolah dengan alasan untuk menggantikan tugas orang tuannya merawat dan menjaga adiknya. Namun kehadiran wali kelasnya Gimun disiang itu mampu memberikan kekuatan bagi Gimun kecil untuk terus melanjutkan sekolah…
Kehadiran bu Neti disiang itu, sangat berarti sekali bagi keluarga Gimun. Bantuan yang akan diberikan kepada Gimun berupa sepeda dan biaya sekolah tentunya sangatlah meringankan bebannya. Protes atas keputus asaannya telah terjawab sudah, bahwa Gimun harus tetap melanjut sekolah. Biarlah mbak Sri dan mbak Sutiyem merelakan masa depannya untuk menggantikan tugas orang tuannya. Suatu pilihan yang berat namun harus dijalani.
Setelah bu Neti berpamitan, semua saudara Gimun pun mengantarakan beliau sampai depan rumah. Ada rasa bahagia dalam diri Gimun yang membuatnya mengucapkan syukur atas Rahmat Allah yang luar biasa. Gambaran wajah dan ucapan bu Neti untuk memberi semangat kepadanya seakan menjadi ruh dan energy yang luar biasa. Tak lama kemudian lamunan Gimun buyar karena panggilan mbak Sri minta tolong kepadanya.
“Mun, tolong ambilkan kayu bakar dikebun le,”suara perintah mbak Sri. “Iya mbak,”jawab Gimun sambil berlari untuk mengambil kayu bakar sesuai perintah mbak Sri. Harapan sederhana bocah kecil itu adalah segera menikmati makan siang, yang segera disiapkan oleh mbak Sri. Maklumlah dalam keluarga itu tak pernah beli makanan jajan diluar makan pagi, makan siang dan makan malam. Walaupun demikian Gimun pun tidak pernah kelaparan.
Setelah sholat Azhar berjamaah dimushola , Gimun dan Mas Tris pun mulai membantu kakaknya untuk memandikan Siti dan Nining dengan sesekali mengarahkan tatapan matanya tertuju di pintu depan. Bayangan bapak pulang kerumah sangatlah ditunggu dan dinanti oleh Gimun dan saudaranya. Rasa penasaran dihati Gimun semakin lama semakin mendalam. Dan dalam benaknya bapak cepat pulang dan sehat kembali.
Hari menjelang Maghrib, bapak yang ditunggu akhirnya datang juga dengan wajah tersenyum. Nampak jelas tergambar diwajahnya ada kelegaan. Ah..benar aja ternyata penyakit bapak tidak begitu membahayakan jiwanya. Namun demikian bapak tidak boleh kecapekan
(Bersambung)
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar