2. UMROH BUAT IBU
(Tantangan hari ke 39)
#Tantangangurusiana
#Cerbung
Ringkasan cerita yang lalu:
Kehidupan sederhana yang ditanamkan orang tua Murni telah mengajarkan sebuah perjuangan dan bagaimana bertahan dalam beratnya hidup kepadanya dan kakaknya. Rasa malu dan minderpun sudah tak lagi ada dalam kamus hidup mereka, yang ada hanya bagaimana membantu ibu dengan berjualan kue klepon. Sebuah kecelakaan kecil telah membuat Murni terjatuh dan menumpahkan dagangannya yang membuatnya malu dan kotor baju seragamnya...
Murni beranjak dari tempat dimana dia terjatuh dengan dibantu oleh beberapa temannya satu kelas, diantaranya adalah Ira teman sebangku sekaligus sahabat Murni. Dengan kaki yang masih perih Murni pun memberanikan diri menemui bu Yani wali kelasnya untuk membatalkan pesanan kue klepon yang telah terlanjur beliau pesan. “Bu Yani, saya minta maaf tidak bisa memenuhi pesanan ibu karena kue kleponnya jatuh semua dan kotor,”kata Murni penuh penyesalan. “Ah tidak apa-apa Murni, mungkin besok juga tidak apa-apa...tapi kamu tidak apa-apa nduk?” tanya bu Yani. “Tidak apa-apa bu, Cuma lutut luka gores sedikit,” jawab Murni sambil menuduk.”Ya sudah lain kali hati-hati ya,”jawab Yani sambil menepuk punggung Murni menyemangati. Akhirnya Murni pun pamit untuk masuk kelas kembali.
Setelah bel berbunyi yang menandakan waktu pulang, Murnipun segera menemui kakaknya Nanik untuk pulang bersama seperti biasanya. Sepeda Phonik biru pemberian alrmahum ayah adalah sarana yang selalu mengantarkan mereka untuk sekolah dengan berboncengan. Sepanjang jalan Murni hanya terdiam belum berani menceritakan kecelakaan kecil ketika istirahat kepada kakaknya. Rasa bersalah akan kerugian yang diterima ibu membuatnya tak sanggup ia ceritakan. Ia membayangkan betepa kecewanya kakak perempuanya itu bila tahu. Biarlah nanti dirumah Murni akan ceritakan langsung kepada Ibu, kata hati Murni.
“Assallamuallaikum..Bu..,”suara Murni dan kakaknya mengucap salam sebagai tanda mereka telah tiba dirumah. “Waallaikumsallam...,”jawab ibu sambil tersenyum menyambut dua putrinya pulang. Namun ada yang beda raut wajah putri kecilnya Murni yang nampak murung dan sedikit salah tingkah. “Murni ada apa nduk,...kok tidak biasanya kamu keliatan gugup seperti itu?”tanya ibu penuh kelembutan sambil memegang tangan Murni. Akhirnya Murni memberanikan diri untuk berkata jujur pada ibunya. “Ibu maafkan Murni ya...tadi ketika istirahat aku terjatuh dan menumpahkan semua kue klepun ibu, sehingga tak satupun bisa aku jual hari ini,”suara Murni penuh penyesalan. “Ah...tidak apa-apa nduk,...rezeki itu sudah ada yang ngatur, insyaallah tetap bersyukur semoga besok jualan kita bisa laku banyak,”jawab ibu menghibur Murni agar tidak merasa bersalah.
Kata-kata ibu yang lemah lembut itu membuat Murni tersenyum...dan langsung memeluk ibunya. “Trima kasih Ibu, janji...besok Murni akan lebih berhati-hati lagi,”jawab Murni sambil memeluk erat ibunya. Percakapan ibu dan Murni tanpa disadari juga dididengarkan kakanya Nanik dari ruang makan. Tak ada kata-kata yang terucap dari mulutnya hanya tatapan matanya yang tajam dia tujukan pada Murni. Bagi Kakaknya uang Rp.500,- itu sangat berharaga apalagi sejumlah empat puluh biji, sudah terbayang berapa kerugiannnya.
“Sudahlah nduk ...jangan kamu tatap adikmu seperti itu, dia tidak sengaja menjatuhkannnya, coba lihat luka dikakinya...kasihan nduk....ibu tidak apa-apa kok?”kata ibu kepada mbak Nanik. Mbak Nanik akhirnya menudukan tatapannya, dan tangannya mulai mengeluarkan beberapa lembar uang dari hasil penjualan kue klepon yang dititipkan dikantin sekolahnya. “Alhamdulillah ibu, untungnya hari ini kue klepon yang dikantin terjual habis,”kata mabak Nanik. “Nah itulah nak, Allah itu maha adil adakalanya memberikan satu ujian namun juga memberikan satu sisi yang lain kebahagian pada hambanya maka tetaplah sabar dan bersyukur,”kata Ibu memberikan nasehat kepada kedua putrinya. “Iya ibu, maafkan kami,”jawab mbak Nanik sambil memeluk Murni.
(Bersambung)
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Bagus sekali ceritanya, Bu... Lanjut
Terima kasih
Terima kasih
Terima kasih
Terima kasih