5. UMROH BUAT IBU
(Tantangan hari ke 42)
#Tantangangurusiana
#Cerbung
Ringkasan cerita yang lalu:
Berita bahagia sekaligus amanah yang akan diemban Murni untuk mewakili sekolah dalam lomba Tahfidz tingkat kabupaten untuk menyambut Hari santri Nasional, seakan ingin segera dia sampaikan kepada ibunya. Benar saja, Ibu yang mendengar berita itu sangat bahagia sekaligus bangga kepada Murni, dan kakaknya yang selalu mendampinginya untuk Murojaah. Namun peristiwa tak terduga terjadi pada ibu, yang tiba-tiba terjatuh yang menyebabkan berantakan gelas yang dibawanya. Kondisi ibu yang lemah mendorong Murni bermimpi ingin mengantarkan ibunya ketanah suci...
Rasa sayang Murni dan kakaknya kepada ibu memang sangat luar biasa. Mereka merasa ibulah saat ini satu-satunya orang tua yang dimilikinya. Perjuangan keras ibu untuk membesarkan mereka tanpa ayah adalah sesuatu yang membuat Murni dan kakaknya akan berjuang apa saja untuk ibunya. Termasuk ketika kondisi ibunya yang kadang sakit membuat Murni termotivasi untuk menguatkan ibunya agar tetap sehat sehingga kelak Murni bisa mengantarkan beliau ke tanah suci. Sebuah mimpi yang sebenarnya tak mungkin bagi bocah remaja seperti Murni, tapi kesholehan dan semangat kuatnya mungkin bisa mewujudkan mimpinya itu. Hanya Allah saja yang tahu yang rahasianya kadang tak bisa di jangkau oleh manusia.
“Ibu...jangan sakit ya, selalu semangat, agar kami kelak bisa membahagiakan ibu sekaligus mengantarkan ibu ke tanah suci,” pinta Murni dengan tangannya terus memijat kaki ibu. Nampak mata ibu mulai berkaca-kaca mendengar kata-kata dari putrinya yang sholeha. “Trima kasih nduk, mulia sekali mimpimu ...smoga Allah mendengar doamu dan menjadikan kalian anak yang sholeha, yang selalu diterangi jalan untuk menggapai cita-citamu,” kata ibu sambil membelai tangan Murni dan mbak Nanik. Tanpa sadar kedua anak remaja putri itu ikut terharu atas doa yang disampaikan ibunya.
Tanpa sadar matahari sudah mulai tenggelam, sinar orenyenya masuk dari celah atap rumah kami. Murni dan kakak sudah mempersiapkan makan malam sederhana beserta minuman hangat untuk ibunya yang sudah nampak sehat kembali. Ada rasa lega dalam hati Murni bisa melihat ibu kembali pulih dan beraktifitas kembali. Walaupun demikian Murni dan kakaknya masih melarang ibu ke dapur. Pekerjaan rumah mereka ambil alih, agar ibu benar-benar pulih dan sehat kembali.
Setelah sholat Mahgrib berjamaah, rumah sederhana itu selalu semarak dengan bacaan Al Quran dari kedua putri remaja Murni dan mbak Nanik. Ibu pun ikut serta mendampingi kedua putrinya. Memang dalam rumah sederhana itu tidak ada harta benda yang mewah, namun harta yang dimiliki ibu adalah kedua putrinya yang selalu menghiasi rumah mereka dengan bacaan Al Quran. Allah memang maha adil, yang selalu memberikan ketenangan dan kebahagian serta kekayaan tidak harus melalui harta benda, tapi hanya melalui anak-anak yang sholeha.
(Bersambung)
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Itulah kebahagiaan yang hakiki...