(Tantangn Hari ke 53)

#Tantangangurusiana

#Cerbung

Ringkasan cerita yang lalu:

Perasaan ketertarikan Satria kepada gadis impiannnya kadang membuatnya bersikap aneh dan gagal fokus, hal ini mungkin bisa menjadi sesuatu yang wajar bagi mereka yang sedang jatuh cinta. Ketidak beranian Satria untuk mengukapkan perasaannya kepada Rena akhirnya bisa tersampaikan melalui temannya Doni dan seperti gayung bersambut, Perasaan yang sama seperti yang dirasakan oleh Rena kepadanya...

Malam terasa sangat panjang bagi Satria, setelah ungkapan perasaannya diterima oleh Rena. Setiap detik dan menit bagaikan berjalan lambat, seakan tahu bila hatinya berbunga-bunga. Tak lama pintu kamarnya diketok dari luar, dan benar saja Doni sang comblang yang muncul. Wajahnya juga ikut penasaran ingin menayakan tentang hasil dari nomor telpon yang dia berikan kepada Satria. “Sat,..gimana kamu sudah nelpon Rena belum?”tanya Doni menyelidik. “Ya ..auto sudah dong,”jawab Satria bercanda. “Truss gimana...diterima kah? atau ditolak kah?”tanya Doni penasaran. “Ehmmm....kira-kira menurutmu aku ini pantas diterima atau ditolak?” jawab Satria semakin membuat Doni tambah penasaran. “Kalau aku lihat air mukamu sih kayaknya....diterima sih,”jawab Doni yakin. Satria hanya tersenyum sambil mengambil secangkir kopi yang ada dimeja belajarnya. “Trima kasih Don, Rena bisa menerima ungkapan perasaanku,”jawab Satria sambil tersenyum. “Alhamdulillah broo, berarti aku siap ditraktir nih.....selamat ya Sat! Aku ikut senang akhirnya kamu dan Rena bisa jadian,” jawab Doni sambil menepuk bahu satria. Dan Satria hanya menjawab dengan anggukan kepala saja. Suasana bahagia seakan meliputi Satria dan Doni yang semakin lama semakin akrab bagaikan seorang sahabat.

Pagi itu terasa sangat cerah bagi Satria, karena hari itu adalah pertama kali dia memiliki kekasih dalam hidupnya. Bukannya selama itu dia tak laku, tapi perasaannya hanya sebatas naksir saja dan tak berani mengukapkan. Baru saat itulah bagi Satria satu moment penting dalam perjalanan hidupnya. Sikapnya sudah tak lagi aneh seperti hari-hari sebelumnya, mungkin karena sudah jadian dengan Rena sehingga sikapnya normal kembali.

Hari pertama dalam sejarah hidupnya Satria terukir sangat manis bersama Rena,mulai berangkat kuliah, makan, mengerjakan tugas diperpus selalu dilakukan bersama. Bahkan mereka setiap malam minggu sekarang tak lagi sendiri ..ternyata studi mereka di kota Malang semakin berwarna saja. Setiap pengalaman yang mereka lalui selalui diabadikan dalam buku diarynya Rena dan foto ponsel masing-masing. Keakraban inilah yang kadang membuat sekelompok jomblo jadi iri kepada Rena dan Satria, karena pasangan ini sangat serasi dan cocok.

Tanpa disadari liburan akhir semester satu telah tiba, tentu ada rasa sedih di hati Rena karena harus berpisah sementara dengan Satria. Agenda Satria sangatlah padat, maklumlah dia adalah aktivis kampus. Setelah mengantar Rena pulang ke Lawang, maka Satria kembali ke kota Malang untuk menyelesaikan agenda organisasi kemahasiswaanya di kampus sekaligus ada agenda jalan-jalan dengan beberapa teman kostnya. Pada waktu itu mereka sepakat akan mendaki ke gunung Semeru. Bagi Satria dalam pendakian itu juga pengalaman pertama yang meantang juga, setelah jauh dari orang tua. Entah mengapa bagi Satria, semua yang ada di kota Apel itu bisa membuatnya mandiri dan bahagia..Mungkin ini ada karena dianggap sebagai bumbu dari kisahnya dalam menempuh kuliah di kota Malang.

(Bersambung)