(Tantangn Hari ke 54)

#Tantangangurusiana

#Cerbung

Ringkasan cerita yang lalu:

Terjalinnya hubungan dengan Rena menjadikan semangat baru bagi Satria dalam menjalani studi di kota Malang. Bagi Satria, Rena adalah seorang kekasih sekaligus sebagai sahabat yang mengisi hari-harinya. Hal ini menjadikan pengalaman bagi Satria yang membuatnya semakin krasan kuliah di kota Malang....

        Urusan Satria pada program kemahasiswaan Jurusannya telah selesai dilaksankan. Nampak sekali kekompakan Timnya dalam menjalankan tugas-tugas itu dengan penuh tanggungjawab, sehingga rencana pendakian ke gunung Semeru bisa segera terlaksana. Tentu untuk acara seperti saat ini, Satria tak seperti dulu yang kemana-mana bebas, kini mulai belajar menghargai kekasihnya dengan berpamitan kemana dia pergi, demikian pula sebaliknya dengan Rena. Ada rasa keterikatan dan diperhatikan antara dirinya dan Rena, yang membuat mereka semakin hari semakin akrab.

       Tanpa  terasa liburan akhir semester satu akan berakhir  sehingga  semua mahasiswa yang berasal dari berbagai daerah akan kembali memadati kota Malang,  tanpa terkecuali Satria. Dalam benak Satria ada rasa semangat baru lagi setelah liburan semester satu. Perjalanan balik ke Malang dilaluinya dengan mengendari sepeda montor dari kota kelahirannya,  dan lanjut menjemput Rena ke rumahnya di Lawang. Ada rasa berbeda dengan saat sebelumnya, karena saat itu juga merupakan pengalaman pertama juga bagi Satria dalam mengendarai sepeda montor jarak jauh, tapi itulah gejolak kaula muda yang selalu mencoba hal-hal baru.

        Sepanjang perjalanan antara lawang ke kota Malang bersama Rena mereka nikmati bersama, tak sedetik pun disia-disiakan oleh Satria. Bahkan mereka sempat berhenti sejenak di pinggir jalan hanya sengaja menikmati pemandangan dan berfoto berdua. Sungguh momen yang sangat berharga bagi Satria sehingga foto-foto bersama Rena dia abadikan dalam memori ponselnya. Sesekali memang nampak wajah pucat dari Rena yang terkamuflase dengan kulit putihnya, tapi oleh Rena selalu diabaikan dan selalu beralasan karena dia punya penyakit darah rendah. Dan setahu Satria, Rena selalu membawa obat kemanapun dia pergi yang tujuannnya bila sewaktu-waktu terjadi sesuatu padanya bisa langsung diminum. Hal ini tidak mengundang curiga bagi Satria bahkan dianggap biasa-biasa saja, tanpa ada firasat apapun seperti yang terjadi saat ini pada Rena. Seandainya saat itu...

      “Sat, ayo cepat balik ...aku lupa ada janjian sama Dinda, “kata Rena mengajak satria bergegas. “Emangnya, ada janji apa sama Dinda,”kata Satria menyelidiki. “Ahh...biasa Sat, aku mau mengambil (Rencana Kuliah awal semester) RKAS ku yang kemarin aku titipkan temanku Haris,” jawab Rena menyakinkan Satria. “Oooo...baiklah tuan putri..kita lanjut lagi perjalannya,”kata Satria sambil menggandeng tangan rena ke arah sepeda motor.

      Didepan kostan Rena, nampak Dinda sudah menunggunya. Wajahnya sudah nampak agak kesal karena terlalu lama menunggu kedatangan Rena. Satria hanya membantu menyampaikan maaf untuk Rena kepada Dinda. Dengan berbagai alasan agar Dinda jangan memarahi Rena kekasihnya. Apa yang dilakukan Satria adalah mencoba menempatkan dirinya sebagai kakak bagi Rena sekaligus bisa mewakili orang tuannya yang diLawang.

       Ada beberapa pengalaman yang bisa dipetik oleh Satria ketika menjalin hubungan  bersama Rena adalah adanya  ikhlas dan menerima apapun dalm perjalanan hidupnya, serta bersikap sederhana.

(BERSAMBUNG0)