7.UMROH BUAT IBU
(Tantangan hari ke 44)
#Tantangangurusiana
#Cerbung
Ringkasan cerita yang lalu:
Lomba Tahfidz Tingkat Kabupaten dalam rangka menyambut Hari Santri Nasional telah tiba. Nampak kesibukan Murni sejak sebelum subuh, hawa dingin tak menyurutkan semangatnya dalam mempersiapkan baju gamis putih yang akan dia pakai dalam lomba itu. Meskipun Murni nampak gugup dan grogi, namun ibu tetap menyemangatinya dengan nasehat dan doa agar tetap tegar dan lancar dalam lomba itu...
Di Masjid Agung tempat lokasi lomba Tahfidz sudah penuh dengan peserta dari berbagai sekolah. Murni dipersilahkan untuk menunggu disalah satu tempat yang disedikan oleh panitia. Sedangkan pak Irul pendampingnya masih sibuk mengurus administrasi pendaftaran. Mulut Murni masih terus berMurojaah seperti yang dipesankan ibunya. Ditempat peserta itu Murni hanya duduk sendiri dengan peserta lainnya, sedangkan beberapa guru pendampingnya duduk ditempat yang lain. Tak lama kemudian pak Irul, menyerahkan nomor peserta kepada Murni beserta kotak snack dan satu tas yang berisi perlengkapan untuk lomba dari panitia. Alhamdulillah nomor peserta Murni 15 tidak terlalu cepat ataupun lambat, sehingga ada waktu untuk mempersiapkan mentalnya.
Acara pembukaan pun telah dimulai nampak beberapa pejabat hadir dalam acara itu, termasuk bapak Bupati. Dalam kesempatan itu Murni mencoba berdiri hanya ingin tahu wajah bapak Bupatinya yang selama ini belum pernah dilihatnya secara langsung. Hati Murni mulai berdebar-debar ketika satu demi persatu peserta dipanggil untuk melantunkan surat dan ayat yang diminta oleh Juri. Suara peserta lomba yang tampil memang diakui sangat bagus menurut Murni, tapi murni terus saja mencoba menghalau gugupnya dengan mengusap tangannya yang mulai dingin. Nampak dari jauh pak Irul dan bu guru pendampingnya sesekali menyemangatinya agar tidak grogi atau gugup. Seketika itu wajah ibu dan alrmahum ayahnya seakan hadir didekatnya. Entah kenapa perasaannya yang dingin menjadi hangat dan tak begetar gugup lagi. Mata Murni mulai terpejam dan dan mulutnya tak henti-hentinya terus bermurojaah. Gadis Yatim itu telah menemukan kehangatan hatinya sebagai energi yang mampu menenangkannya, wajah yang gugup menjadi tersenyum seakan siap untuk maju.
Namanya akhirnya dipanggil untuk tampil didepan juri. Murni pun melangkah dengan keyakinan yang kuat dan semangat yang menggelora. Dalam batinnya seakan dirinya didampingi oleh Ibu dan alrmahum ayahnya. Dia ingin menujukan penampilan terbaiknya untuk orang-orang yang dihormati dan dikasihinya. Tanpa ragu Murni bisa menjawab dan melantunkan seluruh ayat dan surat yang diminta oleh para Juri. Bahkan ada seorang ibu pejabat yang wajahnya cantik duduk dideretan depan dengan berkerudung emas ikut meneteskan air mata ketika Murni lantunkan surat dan ayat Al Quran. Sungguh suara emas yang hampir tak ada salahnya, kata beberapa penonton yang ikut menyimak dengan Al Quran yang mereka bawa.
Setelah selesai penampilannya, Murnipun kembali ketempat dimana dia duduk. Tanpa terasa hari sudah menjelang sore. Tiba saatnya Juri mengumumkan untuk nominasi pemenangnya. Nampak pak Irul bercakap-cakap dengan ibu yang menggunakan jilbab emas yang tadi sempat menitikan air mata ketika Murni tampil, entah apa yang di bicarakannya. Juri mulai memanggil peserta yang mendapat juara dari urutan belakang mulai juara harapan sampai pada juara III,II dan juara I yang terpanggil adalah Murni.
Murni seakan tak percaya dengan apa yang dia dengar, mulutnya masih terus bermurojaah sambil melangkah diatas panggung kehormatan. Tubuhnya yang kurus tak menyurutkan untuk tetap tegak berdiri menerima piala penghargaan dan uang pembinaan sebesar 1,5 juta. Murni yang tak mampu menahan rasa haru hanya bisa meneteskan air mata bahagianya. Kebahagiannya bertambah lagi dengan kehadiran bapak Kepala sekolah dan istrinya yang ikut menyalmi dan mencium keningnya. Anugrah yang luar biasa bagi gadis miskin dan yatim sepertinya.
(Bersambung)
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar