8. KUPU-KUPU TANPA SAYAP
8.KUPU-KUPU TANPA SAYAP
(Tantangan hari ke-8)
#Tantangangurusiana
Ringkasan Cerita Lalu:
Gimun kecil dihadapkan pada masalah pelik tentang sakit emaknya yang serius. Keadaan itu dirasakan semakin berat ketika bocah itu paksa ditinggal Emaknya ke rumah sakit. Hal itu semakin menambah deretan kesedihannya. Energi dan spiritnya saat ini sangat dibutuhkan bagi anak sholeh itu...ya dia harus siap bertanding tanpa cium dan restu emaknya...
1 bulan berikutnya...
Tiba saatnya hari dimana Gimun dan Timnya untuk bertanding mewakili sekolah pada tingkat Kabupaten. Dan sampai pada hari itu emak yang diharapkan Gimun kecil juga belum kembali kerumah, karena masih dirawat dirumah sakit. Selama itu pula bocah kecil itu belum pernah sekalipun menjenguknya. Mungkin jarak dan biaya transportasi yang tak dimilikinya sehingga dia tak mampu menemui Emaknya. Rasa rindu yang dirasakan Gimun kepada Emaknya semakin berat. Tapi bagaimana lagi itulah keadaan yang harus sanggup dia hadapi
Pagi setelah sholat subuh aku memanjatkan doa untuk emak sekaligus memintakan restunya bahwa hari ini aku bertanding. Kakakku perempuan membantu menyiapkan baju bersihku dan menyiapkan sarapan pagi. Sarapan sederhana seperti biasanya singkong dengan air teh hangat yang sedikit diberi gula pemberian bu Dheku. Aku pun dengan menegarkan diriku berangkat menuju sekolah dengan diantar mas Tris naik sepeda Bu Dheku. Ada rasa haru dan sedih bercampur aduk.
Sesampai di sekolah aku sudah melihat ada kendaraan cerry berwarna merah. Ya..mobilnya bu Neti yang hari ini akan membawa kami menuju lokasi pertandingan di Kabupaten yang selam ini belum pernah aku kunjungi. Sepanjang jalan aku hanya mampu beristigfar dan bersholawat untuk mengusir kegalauannku. Sesampai dilokasi lomba, kami bertiga masih menunggu kesempatan sekolah kami untuk bertanding. Setelah Tim kami bertanding dan Alhamdulillah mampu menyisihkan 3 sekolah, maka Tim kami masuk pada babak semi Final dan akhirnya berhasil masuk babak final.
Bagaikan diatas awan saat itu, mendengar untuk pertama kali nama Sekolah kami disebut sebagai pemenang juara I. Aku melihat tepuk tangan riuh penonton menyemangati Tim kami. Nampak diantara penontok Bapak Kepala Sekolah dan Tim Guru tersenyum haru sambil terus bertepuk tangan kepada kami. Sesuatu yang tak mungkin bagi sekolah kami yang terpelosok mampu meraih juara I di Tingkat kabupaten. Inilah keajaiban Allah bila Sang Maha Pencipta berkendak maka terjadilah.
Kepulangan tim cerdas cermat kami disambut oleh seluruh warga sekolah termasuk Bapak kepala sekolah. Tak luput dari pemadangannku disitu juga hadir bapakku yang sangat aku rindukan dengan ditemani Bu Dheku. Aku langsung dipeluk bapakku dengan deraian air mata yang sampai membasahi baju putihku. Seraya bapakku membisikan selamat akan keberhasilannku saat itu dan mengajakku segera pulang karena emak menungguku dirumah. Sontak aku sangat gembira karena sudah lama belum bertemu Emak. Bapak dan ibu guruku melepas kami pulang dengan senyuman tanpa ekspresi. Dan mereka pun mengikuti serta kami pulang dengan mengendarai Carry milik bu Neti. Aku jadi bingung ada apa lagi ini.
(Bersambung)
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Semangat bun...... situnggu lanjutaannya