WAHYU SAYEKTI

Wahyu Tri Sayekti M.Pd pernah mengajar di SMAN 1 SOOKO Mojokerto th 2000-2004, mengajar di SMPN 3 SARADAN kab.Madiun Th 2004-2005 dan SMPN 1 DAGANGAN kab.Madiun...

Selengkapnya
Navigasi Web

8.BUIH OMBAK DITENGAH LAUTAN

(Tantangn Hari ke 55)

#Tantangangurusiana

#Cerbung

Ringkasan cerita yang lalu:

Liburan akhir semester satu sudah mulai usai, persiapan mengurus RKAS atau yang dikenal Rencana Kuliah Awal semester membuat Satria dan Rena harus segera kembali ke Malang. Pengalaman pertama Satria mengendarai motor jarak jauh bersama Rena membuatnya sangat terkesan dan menikmati perjalanannya. Namun ada yang terlupa saat itu, janji Rena kepada Dinda yang membuat Satria harus pasang badan meminta maaf untuknya...

Suasana kampus saat itu sudah mulai ramai dengan kehadiran para mahasiswa yang daftar ulang maupun yang mengurus RKAS. Satria bersama beberapa temannya masih mengantri dibank untuk membayar uang kuliah, sedangkan Rena dean Dinda masih sibuk mengurus RKAS digedung Administrasi. Sesekali Rena mengusap hidungnya dengan sapu tangan dan tanpa disadari itu mengundang penasaran Dinda. “Ren...kenapa kamu sakit ya?” tanya Dinda sambil memegang bahu Rena. “Ah..tidak apa-apa Din, Cuma mimisan sedikit,” jawab Rena santai. “Ren...kamu jangan abaikan seperti itu,..ayo aku antar ke Klinik kampus,”jawab Dinda kuatir. “Ndak apa-apa kok Din,nanti sembuh sendiri,”jelas Rena menenangkan Dinda.

Tak lama Satria beserta teman sekelasnya mengampiri Rena yang sedang duduk diteras perputakaan kampusnya. Sebuah keajaiban kehadiran Satria bisa menghentikan mimisan Rena, sekaligus bisa membuat Rena segar kembali seperti tidak terjadi apa-apa. “Hai Ren, gimana urusan RKAS mu udah beres? “tanya Satria sambil duduk disebelah Rena. “Sudah Sat, kebetulan ini tadi sudah agak sepi jadi lancar aja,”jawab Rena sambil menyembunyikan sapu tangan yang ada bercak darah mimisan. “Tapi Sat,...,”suara Dinda ingin menyampaikan sesuatu ke Satria namun ditahan tangannnya oleh Rena. “ada apa Din, “kata satria penasaran sama Dinda. “Ah tak apa Sat, sudah selesai kok...ayo kita pulang istirahat,”ajak Rena sambil menarik tangan Satria. Mata Rena mengkode Dinda agar jangan menceritakan tentang mimisannya ke Satria, untuk itu dia mengalihkan segala cara agar tidak muncul pertanyaan tentang dirinya.

Sepanjang jalan menuju kostan, Satria hanya diam masih bertanya-tanya tentang kejadian aneh dikampus. Ada rasa kuatir terhadap Rena, yang membuat Satria memberanikan bertanya tetang apa yang terjadi. “Ren, sebenarnya tadi Dinda mau ngomong apa ya? “tanya Satria memecah kebisuan mereka berdua. “Oh..tadi ..ehmm, Tadi Dinda sebenarnya mau mengajak aku mengampiri kamu ke Bank aja,”jawab Rena berbohong. “Soalnya tadi aku agak kesal nunggu kamu nggak segera datang Sat!,”jawab Rena menyakinkan Satria agar tak kuatir kepadanya. Dan Satria mencoba menengok kearah Rena yang sedang berjalan disampingnya, Satria pun berhenti dan menatap Rena dan menyakinkan tak pernah terjadi sesuatu yang serius padanya. Setelah yakin mereka pun melanjutkan langkahnya menuju kostan masing-masing.

Dalam kamar Rena, terus saja memandangi wajah cantiknya didepan cermin. Ada rasa takut dan benci dengan dirinya, yang membuat air mata membasahi pipi putihnya. Tangannnya membuka laci meja belajarnya dan membuka kotak obat yang sudah mulai habis yang membuat hatinya mulai ada rasa kuatir. “Tuhan mengapa aku harus hidup dengan penyakit ini..,”kata Rena lirih sambil tangannya meremas rambut hingga kusut. Gejolak hatinya sekan berontak dan tak tahu apa yang harus dilakukannnya. Setiap hari dia harus menutupi semua tentang sakitnya didepan semua orang bahkan didepan Satria dan Dinda. Rasa cinta yang dimilikinya itulah yang mampu membuatnya bertahan selama ini. Untunglah Rena merupakan sosok yang hangat dan sangat disukai semua orang dimanapun dia berada, bahkan dia hidup dan dibesarkan dilingkungan orang yang sangat menyayanginya.

Ditempat yang berbeda, Satria masih berbaring ditempat tidur sambil memandangi foto Rena yang ada diponselnya. Sesekali jari tangnnya mengusap wajah ayu Rena sambil tersenyum. Rasa sayang dihati Satria bagaikan energi yang bisa memikat gadis yang dicintainya untuk selalu membutuhkannya. Tiba-tiba ponsel Satria berdering membuatnya terkejut dari lamunannnya. “Hallo..iya ada apa Ren,”jawab Satria melalui telponnya. “Sat,..besok bisa ndak kamu antar aku pulang ke Lawang?”pinta Rena kepada Satria. “Lho emang ada apa Ren?”tanya Satria penasaran kenapa tiba-tiba mengajak kembali pulang. “Ah tidak apa-apa, sepertinya aku kurang enak badan Sat,”jawab Rena menenangkan Satria. “Baiklah Ren, Insyaallah besok aku antar pulang ke Lawang, tapi kamu istirahat dulu ya..makan yang banyak ya,”pesan Satria sembari mengakhiri obrolannnya di telpon. Nampak lega dihati Rena yang membuatnya tenang dan langsung istirihat untuk menunggu esok.

(Bersambung)

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post