NAMAKU BEDJO
(Tantangan hari ke-15)
#Tantangangurusiana
Ringkasan cerita yang lalu:
Teka-teki alasan nama Bedjo yang selama ini melekat padanya akhirnya terpecahkan. Ibunya dengan penuh kasih sayang menjelaskan secara gamblang ke pada Bedjo. Ada rasa penyesalan bagi Bedjo kaena telah berprasangka buruk pada ibunya. Bedjo yang tergugah hatinya bertekat membuktikan bahwa nama Bedjo yang dicemooh tidak seburuk yang mereka olok-olok...
2 Tahun kemudian...
Bedjo remaja akhirnya tumbuh menjadi seoarang pemuda berusia 18 tahun, tepat pada tanggal 21 Januari 2015. Sikap dan prilakunya mulai terbuka namun tetap kalem dan cenderung lugu untuk pemuda seusiannya. Banyak teman gadisnnya yang naksir Bedjo, mungkin karena ketampanannya yang memikat. Namun bagi Bedjo semua tidak begitu penting kecuali prestasi dan cita-citanya. Apalagi sekarang dia sudah berada di kelas XII yang sebentar lagi menghadapi ujian. Ya ..Bedjo mengambil jurusan IPA karena dianggap sejalan dengan harapannya yang ingin masuk pada Fakultas Kedokteran. Persiapan belajarnya pun semakin luar biasa, dia menganggap bahwa namanya bukan sesuatu yang memalukan namun suatu ketika nanti bisa menjadi tanda akan keberhasilannya.
Bedjo dan seangkatannya telah melalui Ujian Nasional dan tinggal menunggu pengumuman kelulusan saja. Selama menunggu pengumuman Bedjo pun sudah mengunduh berbagai informasi tes untuk perguruan tinggi negeri, terutama untuk Fakultas Kedokteran umum. Dan hatinya dia mantapkan untuk melanjutkan kuliah ke salah satu Universitas Negeri di Jawa Timur mungkin di Surabaya. Kenapa dia memilih di Surabaya?...Yaa agar dekat dengan keluargannya dan sekaligus juga pada gadis rahasia yang belum dia ungkapkan selama duduk di bangku SMA, yang selama ini diam-diam mampu mencuri hatinya....
Singkat cerita gadis rahasia itu pernah sekilas hadir didepan Bedjo, dan sempat mencuri perhatiannya saat 2 Tahun yang lalu. Gadis bersepeda yang manis namun belum sempat berkenalan. Bedjo masih menyimpan terus wajah gadis itu, mungkin karena dia belum mempunyai keberanian untuk berkenalan, atau juga karena kedatangan masa pubernya yang sangat terlambat. Semua serba mungkin ...dan menjadi sesuatu yang lumrah bagi pemuda sepandai Bedjo.
Dengan bantuan comblang teman sekelasnya, katakanlah melalui Dodi akhirnya informasi tentang gadis rahasia itu terungkap. Nama gadis itu adalah Ranti, adik kelas Bedjo kelas XI IPS 2 lebih muda satu tahun. Perasaan Bedjo semakin berbunga-bunga ingin segera mengenal Ranti walau harus dicomblangi oleh temannya Dodi. Diam-diam Dodi pun mengatur pertemuan Bedjo dengan Ranti sekaligus menentukan tempat berkenalannya. Ya kantin katin belakang kelas adalah tempat yang disepakati.
“Hai..perkenalkan ini temanku Bedjo,”kata Dodi kepada Ranti. “Bedjo, perkenalkan ini Ranti yang aku ceritakan kemarin,”jelas Dodi kepada Bedjo. Setelah diperkenalkan kemudian kedua insan itu saling berjabat tangan malu-malu. Ada bunga-bunga dalam hati Bedjo karena keinginan berkenalan telah didapatkan, setelah rasa minder dan kurang percaya diri membelenggunya selama ini. Kini semua telah mencair, Bedjo sudah mulai membuka diri dan percaya diri.
Tiba saat yang ditunggu-tunggu yaitu pengumuman kelulusan. Hati Bedjo berdebar-debar hebat tak kala dia mengetahui nilai kelulusannya adalah nilai tertinggi disekolahnya. Ada rasa sykur dan bangga diwajah Bedjo sehingga dia pengen segera pulang untuk menyampaikan kabar bahgia itu kepada orang tuanya. Dengan wajah penuh terharu dia menghampiri orang tuannya di galery miliknya.
“Bapak ..Ibu !..aku lulus dengan nilai terbaik,” panggil Bedjo kepada orang tuanya sambil berlari matanya basah air mata bahagia. “Alhamdulillah ..Le,”jawab ibunya tergopoh-gopoh seraya memeluk Bedjo. “Le, sekarang kamu baru merasakan arti yang ibu ceritakan dulu kepadamu, bahwa tidak ada nama yang buruk dari orang tua ke anak, namun nama itu tak lebih adalah doa untukmu,”jawab ibunya Bedjo dengan berderai air mata haru. “Injih Ibu, Bedjo minta maaf telah salah menilai atas nama yang bapak dan ibu berikan,” jawab Bedjo penuh penyesalan. “Iya le, tidak apa-apa memang semua butuh waktu untuk mengerti dan memahaminya,” jawab ibunya sambil memeluk Bedjo. “Semoga namamu akan menjadikanmu Bedjo terus sak lawase,” suara bapaknya melengkapi kebahagian hari itu.
(Bersambung)
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar