NAMAKU BEDJO
(Tantangan hari ke-16)
#Tantangangurusiana
Ringkasan Cerita Yang lalu:
Kini Bedjo bukanlah remaja lagi namun kini tumbuh menjadi seorang pemuda. Pertemuan dengan gadis yang sempat mencuri perhatiannya pada saat 2 Tahun yang lalu kini pun mulai dia kenal, walaupun harus melalui temannya Dodi sebagai comblangnya. Perkenalan yang singkat namun berarti harus Bedjo simpan dulu. Ada alasan yang harus dia utamakan yaitu melanjutkan ke Perguruan Tinggi yang di cita-citakan...
Upacara syahdu purnawiyata pelepasan siswa kelas XII pun digelar diAula sekolah. Bagi Bedjo masih belum Banyak cerita indah yang sempat digoreskannya ketika SMA. Ketidak percayaan dirinya atas namanya telah membelenggu, membuat karakternya tertutup, cuek dan dingin pada semua wanita. Sikap itu yang membuat dia terlambat menyadari ada rasa ketertarikan kepada gadis..tapi entahlah.. ,semua terjadi begitu saja. Kenangan yang dia miliki serasa sederhana bagi orang lain, tapi bagi Bedjo setelah perkenalan itu menjadikan luar biasa.
“Siswa kelas XII IPA I atas nama Bedjo”, suara dari podium memanggil Bedjo untuk diberi kalung gordon dan bersalaman dengan Kepala Sekolah dan Wali Kelas. Langkah Bedjo dialtar Aula dengan langkah tegap dan pasti. Bedjo kini bukanlah Bedjo yang minder seperti yang dulu lagi. Dalam dirinya terpancarkan energi percaya diri yang luar biasa. Dalam acara itu diumukan pula bahwa Bedjo merupakan siswa kelas XII IPA I dengan nilai lulusan terbaik dan nilai tertinggi. Semua mata pun berpusat padanya dengan tepuk tangan dan senyum bangga hadirin termasuk Ibu dan bapaknya yang hadir.
Tak lama setelah usai tahap demi tahap acara prosesi purnawiyata, tiba-tiba dibalik serambi Aula hadir seoarang gadis manis memakai baju kasual berwarna ping untuk memberi ucapan selamat dan membawa boneka kecil berbentuk kanguru. Dalam senyumnya gadis manis tak lain adalah Ranti menghampiri Bedjo. “Selamat ya Mas, semoga sukses ke Perguruan Tinggi,” ucap Ranti kepada Bedjo. “Terima kasih Ranti, semoga kamu tahun depan juga menyusulku,”ucap Bedjo kepada Ranti agak tersipu malu. Seketika itu nampak wajah gembira keduanya, setiap pembicaraan pasti diselingi canda dan tawa. Sangat berbeda dengan karakter Bedjo yang sebelumnya yang cuek dan dingin, syukurlah kini sudah terbuka. Akhirnya kedua anak manusia itu pun mengabadikan dengan sesi berfoto di tempat yang disediakan oleh panitia. Dan Bedjo membisikan kata-kata lembut di telinga Ranti. “Tunggu aku ya ...,”suara Bedjo penuh makna. Ranti sang gadis pujaannya hanya mengangguk lembut.
(Bersambung)
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar