WAHYU SAYEKTI

Wahyu Tri Sayekti M.Pd pernah mengajar di SMAN 1 SOOKO Mojokerto th 2000-2004, mengajar di SMPN 3 SARADAN kab.Madiun Th 2004-2005 dan SMPN 1 DAGANGAN kab.Madiun...

Selengkapnya
Navigasi Web
NAMAKU BEDJO

NAMAKU BEDJO

(Tantangan hari ke-32)

#Tantangangurusiana

Ringkasan cerita yang lalu:

Perjalanan Bedjo menginjakan kakinya di kota yang punya julukan kota pahlawan sebagai Mahasisawa Fakultas Kedokteran disalah satu Universitas Negeri Surabaya merupakan awal lembaran barunya. Adaptasi lingkungan ditempat kos maupun kampus membuatnya harus selalu belajar sabar. Masa Orientasi Kampus yang dikenal dengan OSPEK pun dijalaninya sampai pada suatu ketika bertemu dengan gadis yang bisa meyemangatinya disaat semua mahasiswa menertawakannya pada acara perkenalan.

Setelah Bedjo memperkenalkan namanya ia pun kembali ke barisannya, disanalah dia menghampiri gadis yang tadi menyemangatinya. Perlahan dan pasti Bedjo memberanikan diri menayakan namanya. “Maaf boleh ndak aku kenalan, namamu siapa ?” tanya Bedjo agak malu-malu.”Ehmm... perkenalkan namaku Yulia Kurnia Susanti dan kamu cukup panggil aku Yulia saja,”jawab gadis itu. “Baiklah Yulia,.. trima kasih tadi sudah menyemangatiku ya,” kata Bedjo dengan perasaan lega sudah berkenalan dengan Yulia. Perkenalan singkat itupun dilanjutkan dengan ngobrol ditengah barisan gugus yang ternyata Yulia adalah teman sekalasnya di Fakultas Kedokteran.

Perkenalannya dengan Yulia semakin hari semakin akrab saja. Bedjo merasa dia telah menemukan seseorang yang enak diajak berteman sekaligus bisa menerimanya apa adanya. Kebetulan tempat kosnya Yulia juga berdekatan dengan Bedjo sehingga waktu bertemu bisa lebih sering. Bersamanya dia bisa mengenal kota Surabaya, termasuk mengantar ke toko buku, warung makanan yang familiar dengan lidah kampungnya, atau sekedar jalan-jalan ke pasar.Maklumlah Yulia adalah gadis kelahiran Sidoarjo yang sering jalan-jalan ke Surabaya, sehingga hafal dengan seluk beluk Kota Pahlawan itu. Gadis itu seakan menjadi diary berjalan bagi Bedjo.

Kuliah di Fakultas Kedokteran disemester pertama bagaikan dunia baru yang terbuka untuknya. Dia merasakan sedikit kebebasan dengan tidak terkungkung dalam satu dunia lagi namun harus menyelam dalam dunia lain dengan manusia yang heterogen. Jiwa sosial dalam dirinya pun mulai tumbuh, dimana rasa kepedulian terhadap sesama mulai terpanggil. Setiap kegiatan bakti sosial yang dilaksanakan dalam fakultasnya dia selalu menyempatkan diri untuk terlibat bersama kakak-kakak seniornya. Pengalaman dilapangan bertemu berbagai pasien akan menjadikan pelajaran berharga baginya. Ya... Bedjo sekarang memang sudah berbeda dengan Bedjo yang dulu, semua itu juga tak lepas dengan adanya dorongan dari seorang gadis yang tak lain dari Yulia.

(Bersambung)

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post