Wahyu Sulistyaningrum

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

 IMPLEMENTASI PERENCANAAN MANAJEMEN BIMBINGAN  KONSELING MELALUI  PROGRAM BIMBINGAN KARIER DI SMAN 1 GEMUH KABUPATEN KENDAL  

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manajemen bimbingan dan konseling yang baik dan tertib juga perlu ditopang oleh administrasi yang teratur dan mantap. Karena dengan adanya administrasi yang teratur dan mantap itu akan memungkinkan terlaksananya mekanisme dan prosedur kerja yang lancar di antara petugas bimbingan dan konseling di sekolah yang berbasis Planning, Organizing, Actuating, Controling, dan Evaluating.

Sebagai tenaga pendidik, penting bagi kita untuk memahami lebih dalam mengenai layanan bimbingan dan konseling baik secara teori maupun praktis. Sehingga, ketika terjun ke dalam dunia belajar-mengajar, kita sudah memahami bagaimana kontribusi kita dalam manajemen layanan bimbingan dan konseling untuk mencapai tujuan bimbingan dan konseling khususnya dan tujuan sekolah pada umumnya.

Salah satu program manajemen bimbingan dan konseling adalah dengan memberikan layanan bimbingan karier. Tujuan diadakannya bimbingan karier di sekolah yaitu untuk membantu siswa memahami dan mengembangkan diri sesuai dengan kemampuan yang dimiliki dalam proses persiapan memasuki dunia kerja atau menapak ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi/perguruan tinggi. Melalui program pelaksanaan bimbingan karier di sekolah diharapkan siswa tidak akan menemui kesulitan dalam hal melanjutkan studi kejenjang yang lebih tinggi maupun memasuki dunia kerja.

Kondisi siswa SMA N 1 Gemuh berlatar belakang sekolah pinggiran dan status pekerjaan orang tua sebagian besar bekerja menjadi TKW menunjukkan bahwa berdasarkan data dan informasi guru BK, sebelum diterapkan program bimbingan karier, siswa yang berminat dan mendaftar di perguruan tinggi sangat rendah. Hal ini dikarenakan motivasi, dan dukungan serta perhatian orang tua kepada anak sangat kurang. Bahkan tidak sedikit siswa yang berasumsi bahwa sekolah hanya sebagai sarana pelengkap untuk bekal mendapatkan pekerjaan, sehingga cukup dengan memiliki ijazah SMA mereka memiliki modal untuk mencari pekerjaan ke luar negeri sebagai TKW. Dan anggapan itu telah tertanamkan pada diri orang tua hingga kepada anaknya sejak duduk di bangku sekolah. Anggapan bahwa tidak perlu sekolah yang tinggi sampai keperguruan tinggi karena hanya buang waktu dan biaya. Dan akan lebih baik jika biaya yang dikeluarkan untuk melanjutkan ke perguruan tinggi digunakan untuk modal berwiraswasta. Di samping itu Ketidakmampuan ekonomi orang dan rendahnya kesadaran orang tua akan pentingnya pendidikan juga sangat mempengaruhi siswa untuk tidak melanjutkan ke perguruan tinggi.

B. Tujuan

1. Mengetahui perencanaan program layanan bimbingan dan konseling

2. Bagaimana program dan pelaksanaa bimbingan karier di SMA N 1 Gemuh

C. Manfaat

1. Bagi Siswa

- Mendapat informasi jenis-jenis perguruan tinggi.

- Siswa dapat menentukan arah pilihan karier yang sesui dengan keadaan diri dan kemampuannya.

2. Bagi Guru BK

- Memiliki pedoman sehingga kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah dapat terlaksana dengan lancar, efektif, dan efisien demi tercapainya tujuan yang diinginkan

- Petugas bimbingan dapat melaksanakan tugas sesuai Tupoksinya

3. Bagi Sekolah

- Program sekolah berjalan dengan lancar.

- Visi dan misi sekolah dapat tercapai

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Manajemen

Dasar bimbingan konseling adalah pengelolaan meejemen yang bermutu, agar layanan yang diberikan, jelas, terarah dan sistematis yang dilakukan oleh guru pembimbingan yang professional dengan syarat menguasai beberapa kompetensi dasar.

Setelah memperhatikan pengertian di atas dapat diketahui ada beberapa aspek fundamental yang menjadi acuan terselenggaranya suatu manajemen yang bermutu diantaranya :

1. Perencanaan program dan pengaturan waktu pelaksanaan bimbingan konseling

2. Implementasi tugas guru pembimbing ( konselor )

3. Pengorganisasian bimbiongan dan konseling

4. Pemamfaatan fasilitas pendukung kegiatan BK

5. Pengadministrasian kegiatan BK

B. Fungsi Manajemen Bimbingan dan Konseling

Fungsi utama manajemen dalam kegiatan bimbingan dan konseling adalah untuk menjalankan kegiatan yang menjadi kehidupan dan arus pokok yang diemban oleh manajemen itu. Adapun fungsi manajemen dalam bimbingan dan konseling tersebut secara rinci dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Untuk menciptakan suatu koordinasi dan komunikasi dengan seluruh staf bimbingan dan konseling yang ada.

2. Untuk mendorong staf bimbingan dalam melaksanakan tugas-tugasnya.

3. Memungkinkan kelancaran dan efektifitas pelaksanaan program yang telah direncanakan.

Dalam proses layanan bimbingan dan konseling, konselor sebagai fasilitator didalamnya berfungsi untuk merencanakan, mengorganisir, menyusun staf, mengaktifkan dan mengendalikan seluruh kegiatan bimbingan dan konseling.

C. Tujuan Manajemen Bimbingan dan Konseling

Pada dasarnya manajemen dapat diterapkan dengan berhasil dalam setiap kegiatan kerja sama manusia, khususnya dalam kegiatan bimbingan dan konseling, untuk mengejar apa yang diinginkan maka perlu ditemukan suatu tujuan. Dalam menetapkan tujuan, telah diperkenalkan sebuah teknik yang digunakan secara luas yang disebut dengan management by objective. Peter Ducker (1996) dalam Ukas (2006:108) mengatakan bahwa management by objective adalah manajemen yang berdasarkan sasaran di mana setiap tindakan dan akibatnya diarahkan, sehingga merupakan sumber utama daripada kemakmuran yang bisa menjamin kontinuitas hidup daripada kegiatan suatu organisasi. Manajemen diperlukan agar tujuan organisasi bimbingan dan konseling dapat dimengerti dan diterima oleh anggota organisasi bimbingan dan konseling, serta masyarakat, dicamkan sedalam-dalamnya dalam jiwa mereka untuk mencapai suatu tujuan berdasarkan manajemen yang telah dilakukan.

John F. Mee memberikan sifat-sifat yang seharusnya terkandung dalam tujuan sehingga dapat lebih memahami terhadap arti yang terkandung dalam tujuan tersebut yaitu diantaranya:

1. Apa yang menjadi tujuan ditentukan terlebih dahulu titik akhirnya.

2. Tujuan harus dapat dimengerti oleh mereka yang akan melaksanakannya.

3. Tujuan harus dinyatakan baik tertulis ataupun lisan untuk dijadikan pegangan bagi para pelaksana dalam proses pencapaiannya.

Dalam bimbingan dan konseling manajemen memiliki peranan yang sangat besar, diantaranya adalah sebagai alat agar sistem bimbingan dan konseling di sekolah dapat berjalan dengan lancar, efektif dan efisien untuk mencapai tujuan kegiatan bimbingan dan konseling, serta untuk menegakkan akuntabilitas bimbingan dan konseling

Adapun tujuan bimbingan dan konseling itu sendiri adalah terbagi kedalam dua tujuan, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Diantaranya adalah:

1. Tujuan Umum

Program bimbingan dan konseling yang ingin dicapai adalah sebagai berikut:

a) Agar para siswa dapat memperkembangkan pengertian dan pemahaman dirinya untuk mencapai kemajuan di sekolah

b) Agar siswa dapat memperkembangkan pengetahuan tentang dunia kerja, kesempatan kerja, serta rasa tanggung jawab dalam meraih peluang dan memilih suatu kesempatan kerja tertentu, sesuai dengan tingkat pendidikan dan keterampilan yang dipersyaratkan

c) Agar siswa dapat memperkembangkan kemampuan untuk memilih, dan mempertemukan pengetahuan tentang dirinya dengan informasi tentang peluang dan kesempatan yang ada secara tepat dan bertanggung jawab

d) Agar siswa dapat mewujudkan penghargaan terhadap kepentingan dan harga diri orang lain

2. Tujuan Khusus

Program bimbingan dan konseling yang ingin dicapai diantaranya:

a) Agar para siswa memiliki kemampuan untuk mengatasi kesulitan dalam memahami dirinya sendiri.

b) Agar para siswa memiliki kemampuan untuk mengatasi kesulitan di dalam memahami lingkungannya, termasuk lingkungan sekolah, keluarga, dan kehidupan masyarakat yang lebih luas.

c) Agar para siswa memiliki kemampuan dalam mengatasi kesulitan, dalam mengidentifikasi dan memecahkan masalah yang dihadapinya baik itu menyangkut masalah pribadi, belajar, sosial, dan karier.

d) Agar para siswa memiliki kemampuan untuk mengatasi dan menyalurkan potensi-potensi yang dimilikinya dalam bidang pendidikan dan dalam lapangan kerja secara tepat.

D. Aspek Manajemen Dalam Bimbingan dan Konseling

Aspek-aspek manajemen program layanan bimbingan dan konseling diantaranya adalah:

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam rangka manajemen BK :

1. Perencanaan program dan pengaturan waktu pelaksanaan bimbingan dan

konseling.

· Persiapan pelaksanaan

· Pelaksanaan kegiatan, sesuai dengan rencana

2. Pengorganisasian bimbingan dan konseling

Dilakukan dengan bekerja sesuai dengan tugas masing-masing yaitu antara :

· Kepala Sekolah

· Wakil Kepala Sekolah

· Kordinator Guru Pembimbing

· Konselor

· Staf Administrasi

· Guru Mata Pelajaran

· Wali Kelas

3. Pemanfaatan fasilitas pendukung kegiatan bimbingan dan konseling.

4. Pengadministrasian kegiatan bimbingan dan konseling.

5. Pengarahan, Supervisi, dan penilitian kegiatan bimbingan dan konseling.

6. Penilaian program layanan bimbingan dan konseling

Merupakan langkah penting dalam manajemen program bimbingan dan konseling, yaitu usaha untuk menilai sejauh mana peleksanaan program itu mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Aspek yang dinilai diantaranya adalah:

a) Kesesuaian antara program dengan pelaksanaan

b) Keterlaksanaan program

c) Hambatan-hambatan yang dijumpai

d) Respons siswa, personil sekolah, orangtua, dan masyarakat

terhadap layanan bimbingan dan konseling

e) Perubahan kemajuan siswa dilihat dari pencapaian tugas-tugas

perkembangan dan hasil belajar

f) Keberhasilan siswa setelah menyelesaikan sekolah, baik pada

studi lanjutan maupun pada kehidupannya di masyarakat

E. Perencanaan Manajemen Program Bimbingan dan Konseling

Bimbingan dan konseling dapat dikatakan sebagai “Soko guru” yang ketiga dalam sistem pendidikan di sekolah selain pembelajaran (instruksional) dan administrasi sekolah. Sebagai sub-sistem pendidikan di sekolah, bimbingan dan konseling dalam gerak dan pelaksanaannya tidak pernah lepas dari perencanaan yang saksama dan bersistem.

Hal ini bertujuan agar pencapai hasil dalam konteks kontribusinya bagi pencapaian tujuan pendidikan di sekolah dapat terlihat. Untuk tercapainya program perencanaan BK yang efektif dan efisien, maka ada beberapa hal yang harus dilakukan yaitu ; analisis kebutuhan siswa, penentuan tujuan BK, analisis situasi sekolah, penentuan jenis kegiatan yang akan dilaksanakan, penetapan metode pelaksanaan kegiatan, penetapan personel kegiatan, persiapan fasilitas dan biaya kegiatan , dan perkiraan tentang hambatan kegiatan dan antisipasinya.

Pengertian program menurut T. Raka Joni (1981): “program adalah seperangkat kegiatan yang dirancang dan dilakukan secara kait mengkait untuk mencapai tujuan tertentu”.

Dari definisi tersebut dapat diuraikan bahwa suatu program mengandung unsur-unsur :

a) Seperangkat kegiatan, artinya kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan merupakan suatu kegiatan yang utuh.

b) Dirancang, artinya hal-hal yang akan dilakukan dirancang sedemikian rupa agar tidak terjadi pelapisan atau akumulasi kegiatan, apalagi berbagai benturan akibat kegiatan yang dilakukan berulang-ulang yang pada gilirannya berdampak pada penurunan efektivitas dan efesiansi.

c) Dilakukan secara kait-mengkait, yaitu bahwa dalam melakukan kegiatan yang sudah dirancang kegiatan itu tidak berdiri sendiri melainkan ada keterkaitan antar satu dengan yang lain. Kegiatan itu tidak hanya terjadi antar kegiatan saja tetapi juga pada tahap kesinambungan kegiatan satu dengan tahap kegiatan selanjutnya.

d) Adanya tujuan tertentu, yaitu sebagai arah dan kendali agar semua aktivitas yang terangkum dalam program selalu terfokus pada satu titik tujuan.

Bertolak dari pengertian di atas, secara sederhana dapat dirumuskan bahwa program bimbingan dan konseling adalah seperangkat kegiatan yang dirancang oleh konselor di sekolah.

Dalam pelaksanaannya, pelayanan bimbingan dan konseling melibatkan seluruh personil sekolah, maka dari itu diperlukan program yang sistematis agar pelaksanaannya tidak tumpang tindih dan benturan dengan kegiatan pada bidang-bidang lain. Adapun program yang yang sistematis selalu mengacu pada prinsip-prinsip sebagai berikut :

a) Program bimbingan dan konseling dirancang untuk melayani kebutuhan siswa.

b) Program bimbingan dan konseling merupakan bagian terpadu dari keseluruhan program pendidikan di sekolah.

c) Tujuan program harus dirumuskan secara jelas dan eksplisit (operasional) dan menunjang pencapaian keseluruhan tujuan program bimbingan dan konseling.

d) Pelaksanaan program perlu melibatkan seluruh staf sekolah.

e) Personil bimbingan dan konseling perlu dididentifikasi dan tugas-tugas serta tanggung jawabnya harus dirumuskan.

f) Segala sumber daya perlu ditemukan untuk mencapai tujuan program.

g) Dua hal yang esensial dalam penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling adalah data pribadi siswa untuk pemahaman diri dan bahan informasi untuk perencanaan pendidikan dan pengambilan keputusan.

h) Perlu penerapan rancangan sistem dalam pengembangan program dan pemecahan masalah pengelolaan.

i) Dukungan dan pelibatan masyarakat sekitar harus diusahakan sejauh mungkin demi kelancaran penyelenggaraan program dan tercapainya tujuan (Munandir, 1996).

Setiap sekolah sebagai satuan pendidikan perlu merancang program bimbingan dan konseling sebagai bagian integral dari program sekolah secara keseluruhan. Program inilah yang akan dijadikan acuan pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling di sekolah tersebut. Terdapat dua jenis program yang perlu dirancang dan diprogramkan, yakni :

a) Program Tahunan Sebagai Program Sekolah

Program tahunan ini dijabarkan menurut alokasi waktu pada setiap semester, program bulanan, bahkan program Mingguan. Oleh karena itu, perlu dibuat dalam satu matriks atau schedule. Dalam program itu dicantumkan substansi kegiatan, jenis layanan menurut alokasi waktu. Kegiatan layanan bimbingan dan konseling sebagai program sekolah, antara lain :

· Pemberian layanan informasi melalui ceramah yang mengundang nara -sumber dari luar sekolah.

· Program pemberian layanan orientasi bagi siswa baru pada awal tahun.

· Mengadakan tes bakat dan minat untuk bahan pertimbangan penjurusan.

· Mengadakan bimbingan karier untuk masuk ke perguruan tinggi.

· Membentuk kelompok-kelompok group Counseling.

· Memberikan pelatihan keterampilan belajar akademik

b) Program Kegiatan Layanan bagi Setiap Guru Pembimbing Sesuai dengan Pembagian Tugas Layanan di Sekolah

Setiap guru pembimbing perlu membuat program berupa satuan layanan (satlan) badan satuan kegiatan pendukung (satkung) setiap kali akan melakukan pelayanan kepada siswa berdasarkan jadwal yang telah ditetapkan.

Penyusunan program pada masing-masing bidang pelayanan bimbingan dan konseling hendaknya disesuaikan dengan karakteristik satuan pendidikan atau jenis dan jenjang sekolah. Agar pelaksanaan program kegiatan layanan bimbingan dan konseling sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai maka diperlukan pengarahan agar terjadi suatu taat kerja yang diwarnai oleh koordinasi dan komonikasi yang efektif diantara staf bimbingan dan konseling. Pengarahan ini juga dilakukan untuk memotivasi staf dalam melakukan tugas-tugasnya sehingga memungkinkan kelancaran dan efektivitas pelaksanaan program yang telah direncanakan.

Kegiatan pelayanan bimbingan konseling di luar jam pembelajaran sekolah / madrasah dapat berbentuk kegiatan tatap muka maupun non tatap muka dengan peserta didik, untuk menyelenggarakan layanan orientasi, konseling perorangan, bimbingan kolompok, konseling kelompok, dan mediasi, serta kegiatan lainnya yang dapat dilaksanakan di luar kelas. Setiap kegiatan pelayanan bimbingan konseling dicatat dalam laporan pelaksanaan program.

Program tahunan bimbingan dan konseling di SMAN 1 Gemuh yang berhasil dilaksanakan yaitu bimbingan karier melanjutkan ke perguruan tinggi. Selama ini animo siswa kurang berminat untuk melanjutkan ke perguruan tinggi, hal ini di karenakan kurangnya dukungan dari orang tua siswa dengan latar belakang orang tua yang kurang mampu ekonominya, belum ada kesadaran orang tua akan pentingnya pendidikan, selain itu motivasi anak untuk melanjutkan ke perguruan tinggi sangat rendah, di sisi lain siswa berkeinginan bekerja untuk membantu perekonomian orang tua, bahkan faktor lingkungan juga mempengarui siswa untuk tidak melanjutkan ke perguruan tinggi.

Berdasarkan uraian di atas diperlukan perencanaan program bimbingan dan konseling di SMAN 1 Gemuh agar siswa termotivasi untuk melanjutkan ke perguruan tinggi, untuk itu di SMAN 1 Gemuh menyusun program tahunan bimbingan karier sebagai berikut:

a. Perencanaan

1. Menjelaskan siswa tentang berbagai arah karier setelah lulus SMA.

2. Mengenalkan jenis-jenis perguruan tinggi.

3. Menjelaskan program/jurusan di perguruan tinggi.

4. Menjelaskan siswa mengetahui kemampuan diri, peluang dan ragam pendidikan yang terfokus pada pengembangan alternatif karier yang terarah.

5. Menjelaskan bentuk- bentuk perguruan tinggi.

6. Menjabarkan dan menjelaskan berbagai jalur masuk perguruan tinggi

7. Menjelaskan persyaratan nilai dalam memasuki perguruan tinggi negeri.

8. Mejelaskan pengembangan alternatif perencanaan karier dengan mempertimbangkan kemampuan, peluang dan ragam karier khususnya dalam memilih perguruan tinggi.

9. Melatih siswa melihat hubungan antara minat dan kemapuan.

10. Melatih siswa merencanakan pekerjaan apa yang sesuai pada masa depan yang sesuai dengan cita-cita.

b. Pelaksanaan

1. Waktu Pelaksanaan Program

- Pelaksanaan program dilaksanakan pada siswa kelas XII semester 5 dengan memberikan informasi kepada siswa berhubungan dengan seputar jalur perguruan tinggi.

- Pelaksanaan program dilaksanakan pada semester 6 awal bulan Januari

- Diintegrasikan dengan jam-jam BK yang terjadwal.

- Menyediakan jam khusus untuk bimbingan karier.

- Bekerja sama dengan wali kelas dengan menggunakan waktu jam pembinaan wali kelas.

2. Tempat Pelaksanaan Bimbingan Karier

- Tempat pelaksanaan program di ruang kelas.

- Di ruang BK yang representatif.

- Di luar ruangan yaitu diperpustakaan dan ruang media.

- Di taman sekolah.

3. Teknik Pelaksanaan.

- Kelompok.

- Individu.

- Alih tangan (bantuan orang lain yang ahli dalam bidangnya)

4. Metode

- Wawancara

- Ceramah

- Diskusi

- Observasi

5. Peralatan

- Laptop

- Brosur dari perguruan tinggi

- LCD

- White board

c. Hasil dan Evaluasi

Dengan melihat jumlah anak yang mendaftar dan diterima di perguruan tinggi, sekolah dapat mengetahui program manajemen layanan bimbingan dan konseling yang dilaksanakan dalam bentuk bimbingan karier di SMAN 1 Gemuh telah berhasil.

F. Hasil Pasca Pelaksanaan Program

Berdasarkan program bimbingan karier yang sudah dilaksanakan di SMAN 1 Gemuh menunjukkan hasil yang positif. Hal ini terlihat dari data sebelumnya siswa yang mendaftar di perguruan tinggi hanya 10 %, setelah dilakukan penerapan program bimbingan karier mengalami peningkatan sebesar 50 %. Selain itu hasil yang diperoleh sekolah adalah tersedianya fasilitas baik sarana dan prasarana yang berhubungan dengan masuk ke perguruan tinggi bagi peserta didik hal ini memudahkan peserta didik dalam mengakses jalur masuk ke perguruan tinggi.

G. Tindak Lanjut.

1. Penerapan program bimbingn karier sangat bermafaat

2. Program bimbingan karier dapat menjadi program tahunan yang di prioritaskan di sekolah.

3. Dengan banyaknya siswa yang mendaftar dan diterima dapat meningkatkan mutu dan kualitas sekolah.

4. Bekerja sama dengan perguruan tinggi.

BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

Manajemen bimbingan dan konseling yang baik dan tertib juga perlu ditopang oleh administrasi yang teratur dan mantap. Karena dengan adanya administrasi yang teratur dan mantap itu akan memungkinkan terlaksananya mekanisme dan prosedur kerja yang lancar diantara petugas bimbingan dan konseling di sekolah yang berbasis Planning, Organizing, Actuating, Controling, dan Evaluating.

Salah satu program manajemen bimbingan dan konseling yang diterapkan di SMA 1 Gemuh adalah pelaksanaan program bimbingan karier. Bimbingan karier adalah suatu proses bantuan, layanan informasi dan pendekatan terhadap individu/kelompok agar dapat mengenal dan memahami dirinya, mengenal dunia kerja untuk menentukan pilihan karier, mampu untuk mengambil keputusan karier dan mengakui bahwa keputusan tersebut adalah yang paling tepat/sesuai dengan keadaan dirinya dihubungkan dengan persyaratan-persyaratan karier yang akan ditekuninya. Mengingat betapa pentingnya masalah karier dalam kehidupan manusia, maka sejak dini siswa perlu disiapkan dan dibantu untuk merencanakan hari depan yang lebih cerah dengan cara memberikan pendidikan dan bimbingan karier yang berkelanjutan.

Sekolah mempunyai peranan penting dalam bimbingan karier. Melalui bimbingan karier di SMA memudahkan siswa dalam pencapaian kariernya khususnya dalam menentukan perguruan tinggi berdasarkan kemampuan dan bakat yang dimiliki siswa.

B. Saran

1. Sekolah memberikan fasilitas berupa informasi yang berhubungan dengan jalur masuk ke perguruan tinggi.

2. Sekolah seharusnya lebih pro-aktif dalam bekerja sama dengan perguruan tinggi baik negeri maupun swasta.

3. Sekolah melakukan kerja sama dengan komite, orang tua siswa dan pihak lain mengimplementasikan program tersebut menjadi lebih baik dan meningkat.

4. Sekolah memfasilitas sarana dan prasarana guna memudahkan siswa masuk ke jalur perguruan tinggi baik negeri maupun swasta.

DAFTAR PUSTAKA

Matry, Nurdin. Implementasi Dasar-dasar Manajemen Sekolah dalam Era Otonomi Daerah. Aksara Madani. Makasar. 2008.

Gani,Ruslan A.(2012). Bimbingan Karier(sebuah panduan pemilihan karier yang terarah). Jakarta : Angkasa.

Prayitno.(2004).Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling.Jakarta:Rineka Cipta.

Tohirin. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah Berbasis Integrasi. PT Raja Gravindo Persana. Jakarta. 2007.

Ukas, Maman. 2006. Manajemen: Konsep, Prinsip, dan Aplikasi. Bandung: Agnini.

b. Tujuan Manajemen

Menurut John F.Mee tujuan manajemen harus :

1. Ditentukan sebelum aktivitas organisasi dilakukan

2. Dapat dimengerti oleh semua personel yang terlibat dalam pelaksanaan organisasi

3. Dinyatakan baik secara tertulis ataupun lisan

4. Menjadi pegangan bagi para personel dalam proses pencapaiannya.

c. Fungsi Manajemen

Fungsi manajemen adalah mencapai tujuan dengan cara-cara yang terbaik, yaitu dengan pengeluaran waktu dan uang yang paling sedikit, biasanya dengan penggunaan fasilitas yang ada sebaik-baiknya. Secara rinci fungsi manajemen adalah sebagai berikut :

1. Menciptakan suatu koordinasi dan komunikasi tugas setiap personal dan antar personal organisasi.

2. Mendorong setiap personal melaksanakan tugas-tugasnya secara efektif dan efesien.

3. Memudahkan pelaksanaan analisis tugas dan tanggung jawab setiap personal organisasi secara efektif.

Menurut Babbage, Taylor, Fayol, Henry Gantt dan Gillbert, fungsi manajemen mencakup kegiatan perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pengarahan (actuating), koordinasi (coordinating) dan pengawasan (controling).

1. Perencanaan (planning) adalah penentuan serangkaian tindakan untuk mencapai suatu hasil yang diinginkan.

2. Pengorganisasian (organizing), dengan organizing dimaksud mengelompokan kegiatan yang diperlukan, yakni penetapan susunan organisasi serta tugas dan fungsi-fungsi dari setiap unit yang ada dalam organisasi.

3. Pengarahan (actuating) ialah fungsi manajemen yang berhubungan dengan usaha memberi bimbingan, saran, perintah-perintah atau instruksi kepada bawahan dalam melaksanakan tugas masing-masing, agar tugas dapat dilaksanakan dengan baik dan benar-benar tertuju pada tujuan yang telah ditetapkan semula.

4. Koordinasi (coordinating) merupakan salah satu fungsi manajemen untuk melakukan berbagai kegiatan agar tidak terjadi kekacauan, percekcokan, kekosongan kegiatan, dengan jalan menghubungkan, menyatukan dan menyelaraskan pekerjaan bawahan sehingga terdapat kerjasama yang terarah dalam usaha mencapai tujuan organisasi.

5. Pengawasan (controling) adalah salah satu fungsi manajemen yang berupa mengadakan penilaian, bila perlu mengadakan koreksi sehingga apa yang dilakukan bawahan dapat diarahkan ke jalan yang benar dengan maksud mencapai tujuan yang sudah yang sudah digariskan semula.

d. Aspek-aspek Manajemen

Dalam setiap proses manajemen akan selalu melibatkan berbagai aspek, biasanya dituliskan dalam bentuk 5M yaitu Man, Money, Material, Methods, dan Machine. Lima aspek inilah yang tiap saat harus dikendalikan sehingga mencapai optimal, apakah dalam hal manfaat maupun keuntungan. Untuk itu persepsi kata “mengatur” haruslah dimaknai positif menuju ke arah kebaikan. Pengelola manajemen adalah manusia dengan berbagai perangkatnya, berhasil atau tidak kembali ditentukan oleh niat dan usahanya. Oleh karena praktek manajemen harus dikelola dengan menyerap aspirasi serta budaya yang berkembang pada lokasi manajemen.

B.

Seperti halnya kegiatan yang lain, layanan BK harus dan memerlukan manajemen atau pengaturan. Mengenai arti dari manajemen itu sendiri Stoner (Juntika : 2005) mengemukakan pendapatnya sebagai berikut : “Management is the process of planning, organizing, leading and controlling the efforts of organizing members and of using all other organizational resources to achieve stated organizational goals”.

· Pengarahan

1) Untuk menciptakan suatu kordinasi dan komunikasi dengan seluruh staf bimbingan yang ada.

2) Untuk mendorong staf bimbingan dalam melaksanakan tugas-tugasnya.

3) Memungkinkan kelancaran dan efektivitas pelaksanaan program yang telah direncanakan.

· Supervisi kegiatan bimbingan.

1) Mengontrol kegiatan-kegiatan dari para personel bimbingan yaitu bagaimana pelaksanaan tugas dan tanggung jawab mereka masing-masing.

2) Mengontrol adanya kemungkinan hambatan-hambatan yang ditemui oleh para personal bimbingan dalam melaksanakan tugas masing-masing.

3) Mencari solusi atas pertayaan atau masalah-masalah yang dihadapi.

4) Memungkinkan terlaksananya program bimbingan secara lancar ke arah pencapai tujuan sebagaimana yang telah ditetapkan.

· Penilaian program layanan

Beberapa kegiatan dalam BK yang dievaluasi :

1) Konseling individual dan kelompok.

2) Konsultasi dengan siswa, orang tua, dan guru baik secara pribadi maupun secara kelompok.

3) Pengukuran minat, kemampuan, perilaku, kemajuan belajar mahasiswa.

4) Kordinasikan dengan pihak sekolahan.

B. Konsep Dasar Bimbingan dan Konseling

a. Konsep Bimbingan

1. Pengertian Bimbingan

Bimbingan dan konseling merupakan terjemaan dari “guidance” dan ”counseling” dalam bahasa Inggris. Secara harfiah istilah “guidance” dari akar kata “guide” yang berarti,mengarahkan, memandu, mengelola, dan menyetir. Bimbingan adalah proses membantu individu yang dilakukan seorang ahli (konselor), agar individu tersebut dapat berkembang secara optimal dengan memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada, sesuai dengan tuntutan lingkungan dan norma-norma yang berlaku.

2. Tujuan Bimbingan

Secara umum, tujuan bimbingan dan konseling ialah agar individu dapat :

1) Merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karir serta kehidupannya di masa yang akan datang

2) Mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimiliknya seoptimal mungkin

3) Menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan, lingkungan masyarakat serta lingkungan kerjanya.

4) Mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam studi, penyesuaian dengan lingkungan pendidikan, masyarakat, maupun lingkungan kerja.

3. Prinsip Bimbingan

1) Bimbingan diperuntukan bagi semua individu . Ini berarti bimbingan diberikan kepada semua individu, baik yang mempunyai masalah maupun yang tidak mempunyai masalah.

2) Bimbingan bersifat individualisasi. Melalui bimbingan individu dibantu untuk memaksimalkan perkembangan keunikannya tersebut.

3) Bimbingan menekankan hal yang positif. Bimbingan merupakan proses bantuan yang menekankan kekuatan, kesuksesan, karena bimbingan merupakan cara untuk membangun pandangan yang positif terhadap diri sendiri, memberikan dorongan, dan peluang untuk berkembang.

4) Bimbingan merupakan usaha bersama. Bimbingan bukan hanya tugas konselor, tetapi juga tugas guru-guru dan kepala sekolah. Mereka sebagai team work terlibat dalam proses bimbingan.

5) Pengambilan keputusan meruapan hal yang esensial dalam bimbingan. Tujuan utama bimbingan adalah mengembangkan kemampuan individu untuk memecakan masalahnya dan mengambil keputusan.

6) Bimbingan berlangsung dalam berbagai setting kehidupan. Pemberian layanan tidak hanya berlangsung di sekolah, tetapi juga di lingkungan keluarga perusahaan, lembaga-lembaga, dan masyarakat

4. Fungsi Bimbingan

Minimal ada empat fungsi bimbingan, yaitu:

1) Fungsi pengembangan, merupakan fungsi bimbingan dalam mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimiliki individu.

2) Fungsi penyaluran, merupakan fungsi bimbingan dalam membantu individu memilih dan memantapkan penguasaan karir atau jabatan yang sesuai dengan minat, bakat, keahlian, dan ciri-ciri kepribadian lainnya.

3) Fungsi adaptasi, merupakan fungsi bimbingan dalam membantu para pelaksana pendidikan untuk mengadaptasi program pendidikan tehadap latar belakang, minat, kemampuan, dan kebutuhan individu.

4) Fungsi penyesuaian, merupakan fungsi bimbingan dalam membantu individu menemukan penyesuaian diri dan perkembangannya secara optimal.

b. Konsep Konseling

1. Pengertian Konseling

Secara etimologis, istilah konseling berarti ‘dengan” atau ”bersama” (latin: Consilium) atau berarti “menyerahkan” atau “menyampaikan” (Anglo-Saxon: Sellan). Konseling adalah proses memberi bantuan kepada individu yang dilakukan oleh seorang ahli (konselor) yang bersifat rahasia, professional, dan personal, agar individu tersebut dapat mrnyesuaikan diri secara efektif terhadap dirinya dan lingkungannya.

2. Tujuan Konseling

Tujuan konseling pada umumnya dan di sekolah khususnya adalah sebagai berikut:

1) Mengadakan perubahan prilaku pada diri konseli sehingga memungkinkan hidupnya lebih produktif dan memuaskan;

2) Memelihara dan mencapai kesehatan mental yang positif, supaya konseli dapat menerima tanggung jawab, berdiri sendiri dan memperoleh integrasi prilaku;

3) Penyelesaian masalah;

4) Mencapai keefektivan pribadi;

5) Mendorong individu mampu mengambil keputusan yang penting bagi dirinya.

REFERENSI

Dahlan,Djawad.(2005).Pendidikan dan Konseling di Era Global dalam perspektif Prof.Dr. M. Djawad Dahlan.Bandung:RIZQI.

Nurihsan, Juntika. 1998. Bimbingan Komprehensip: Model Bimbingan dan Konseling di Sekolah Menengah Umum. Disertasi. Bandung.

. 2005. Bimbingan dan Konseling dalam Berbagai Latar Kehidupan.Bandung. Revika Aditama.

.2003.Dasar-dasar Bimbingan & Konseling.Bandung:Mutiara.

Prayitno.(2004).Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling.Jakarta:Rineka Cipta.

Suherman, Uman. 2000. Manajemen Layanan Bimbingan dan Konseling. Bandung: Tidak diterbitkan.

Sukardi, Dewa Ketut. 2003. Manajemen Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Bandung: ALFABETA.

Ukas, Maman. 2006. Manajemen: Konsep, Prinsip, dan Aplikasi. Bandung: Agnini.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post