walan yudiani

Sederhana, humoris namun ngangenin buat para mantan....

Selengkapnya
Navigasi Web
Lock Down bagi Bude Ijah

Lock Down bagi Bude Ijah

#tantanganmenulis51

#cerpentigaparagraf

Di antara sekian keluargaku, hanya aku yang nekat hidup di Jakarta. Kupikir hidup di Jakarta asal punya kemauan dan kreatifitas. Sandang, papan dan pangan akan terpenuhi. Sementara yang lain menetap di kampung asalku. Bude Ijah adalah kakak perempuan ayahku. Ririn, cucunya dititipkan ke aku, karena kebetulan ia mau sekolah di Jakarta. Senang juga bisa membantu saudara. Bulan ini, Ririn berencana pulang ke kampungnya. Katanya, ia mau kuliah di daerahnya saja sambil menemani Ibunya yang tidak lain adalah sepupuku.

------0-----

“Yah, sudahlah Rin, kalau itu sudah kemauanmu!” Om, tidak memaksa. Kataku, sebelum Ririn bergegas ke kampungnya. Dalam perjalanan ke kampung aku yang menemaninya. Lumayan jauh, Kampung Pacet ngga jauh dari Mojokerto, Jawa Timur. Tapi, dengan pesawat hanya butuh sekitar satu jam-an. Itulah teknologi. Biasanya semasa aku masih bujang kalau ke kampung butuh seharian. Wajar, naik kereta api saat itu. Namun tetap senang menikmati perjalanan panjang. Sekitar jam sembilanan. aku sampai di rumah Bude Ijah. Naik pesawat jam tujuh dari Jakarta. Ternyata hanya dua jam-an. Jadi, tertawa sendiri. Pasar Minggu-Salemba bisa dua jam lebih untuk sampai di kantor aku. Padahal kalau di hitung kilometer. Tidak sebanding.

------0-----

Hampir lima harian menginap di rumah Bu de Ijah. Yang membuatku tidak habis pikir. Selama makan di sana aku selalu makan sayur saja. Seperti Vegetarian. Batinku, apakah Bude Ijah lagi terapi mengenai penyakitnya tidak makan daging atau sebangsa Ikan begitu. Mual juga yang belum terbiasa setiap hanya sayur-daun-sayur-daun. Hari ke-enam puncak ke-mualanku. Aku coba bertanya dengan tidak menyingung perasaan Bude ku. “Bude, lagi terapi yo, kok tiap hari saya perhatikan makannya sayur-daun terus?” kataku sambil terus memperhatikan Bude ku yang lagi asyik mengunyah lalapan daun pepaya. Bu deku, sambil tertawa. “Iyo, Anggi! Bude lagi menerapkan lauk daun, kata pemerintah itu salah satu cara memutus rantai virus Covid-19. Aku kaget dan tertawa sekeras-kerasnya sambil menjelaskan makna Lock Down sebenarnya. Tamat.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Lock down terdengar lauk daun di telinga orang kebanyakan. Tapi malah menu sehat kaya manfaat.Terimakasih telah berkunjung ke sriyonospd.gurusiana.id

06 Jun
Balas

Terimak pak blangkon,. Sudi kiranya telah mampir di blog kami

06 Jun

hahhaa...keren pak Walan

06 Jun
Balas

Terima kasih Bunda

07 Jun

Wah mantap pak,terus berkarya,ditunggu tulisan selanjutnya,jangan lupa follow akun saya

06 Jun
Balas

Terima kasih pak jova

06 Jun



search

New Post