Science Literate di Zamrud Khatulistiwa
Tak pernah terbayangkan sebelumnya, kesempatan emas itu akhirnya datang. Kesempatan berbagi kisah perjalanan para laskar pelangi. Bukan hanya kisah dari daerah Belitong, namun kisah para laskar dari bumi nusantara, Sabang sampai Merauke. Sebuah potret pembelajaran guru dalam membelajarkan ilmu pengetahuan alam.
Bumi Nusantara dikenal memiliki keragaman budaya, daerahnya yang luas, dan kondisi geografis yang beragam. Zamrud Khatulistiwa sebutan untuk negeri yang indah ini. Pantai, gunung, hutan, savana, rawa, laut, dan gunung es di Puncak Jayawijaya terlukis dengan indah dilihat dari pesawat udara.
Berbagai fenomena alam pun mewarnai kehidupan negeri ini, seperti tsunami, gunung meletus, gempa tektonik maupun vulkanik, banjir, kebakaran hutan, longsor, kemarau, dan hujan. Tentunya dampak kerusakan yang dialami merugikan, namun seiring dengan waktu membawa berkah bagi kehidupan selanjutnya. Suburnya dan keindahan negeri ini menjadi daya tarik baik secara ekonomi, pariwisata, maupun pendidikan.
Peradaban negeri inipun tumbuh dan belajar dari fenomena alam yang hadir. Para laskar pendidikan pun ikut andil mengajarkan ayat-ayat kauniyah kepada generasi berikutnya. Harapannya cukup mulia agar mengerti dan mengenal bangsanya sendiri. Mulai dari pendidikan dasar hingga pendidikan mengah mereka berjuang tak kenal lelah untuk mengungkap bagaimana alam bekerja agar kita bersahabat dengan alam ini. Demikian maksud mereka agar alam tetap lestari. Siapakah mereka? Kami memanggilnya sebagai guru IPA dan science literate (melek sain atau mengenal alam) perjuangannya.
Di sekolah dasar dan sekolah menengah pertama di Indonesia, siswa mengenal apa itu alam. Saintific Approach dijadikan senjata ampuh untuk langkah awal ini. Guru melayani siswa agar terus mau mengamati, bertanya, bereksperimen, mengolah data dan mengkomunikasikan dengan teman sejawatnya. Di sekolah menengah atas pembelajaran sain lebih tajam dan mendalam. Penggunaan inquiry based learning dilakukan agar siswa sekolah menengah atas dapat mengonstruki pengetahuan ilmu pengetahuan alam (fisika, kimia dan biologi) lebih terstruktur dan berkelanjutan.
Penulis: Wandy Praginda, S.Pd., M.Si. (peserta Bimtek Literasi P4TK IPA 2017)

Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar