Warnoto Fisika

Lulusan UNY tahun 2000 dari Pendidikan Fisika FMIPA, mengajar di SMA N 1 Subah Kab. Batang Jawa Tengah. Minat pada bidang Teknologi, Arsitektur dan Keagamaan...

Selengkapnya
Navigasi Web
Galau gara-gara Gula

Galau gara-gara Gula

Harga bensin yang menurutku tetap mahal menjadikanku tidak selalu berani pulang ke rumah saat istirahat kantor. Jarak rumah-sekolah yang sekitar 12 km bisa menyedot dompet kisaran 10 ribu rupiah sekali pulang. Nilai segitu sudah bisa untuk makan siang ala kadarnya di Pantura. Inilah kebiasaan yang aku alami dalam menjalani hari hari di sekolah sejak Pemerintah propinsi menerapkan lima hari kerja. Yah, sekitar dua tahun belakangan.

Ada hal yang mengganjal di hati sebenarnya. Ketika aku harus makan di kantin sekolah atau warung sebelah, aku tidak bisa menolak, karena rasa pekewuh atas tawaran wajib ibu kantin: “Ngersakke minum nopo Pak?” Masak aku jawab “Air Putih Bu”. Maka, terpaksa aku pilih kata: “Jeruk anget”. Tentu yang dimaksud adalah perasan jeruk yang diberi gula pasir pada wadah gelas dan disiram air panas lalu disebut wedang jeruk. Pemberian gula pada minuman menjadikanku cukup risih. Terkadang wedang tidak saya aduk untuk mengurangi gula yang kuminum. Parahnya jika jeruk terlalu asam maka mau tidak mau gula harus sedikit diaduk untuk mengimbangi asamnya.

Kehati-hatianku terhadap gula adalah untuk mengimbangi kebiasaanku di rumah. Sudah menjadi pola wajib bahwa setiap pagi aku selalu minum teh manis saat sarapan. Demikian juga saat pulang kantor. Sebagaimana yang pernah kubaca bahwa asupan gula ( dibaca gula pasir ) yang masih ditoleransi oleh tubuh adalah tidak lebih dari 5 sendok teh per hari. Hal ini berdasarkan kenyataan bahwa gula pasir memiliki indek glikemik paling tinggi di antara jenis gula yang lain. Indek glikemik menggambarkan tingkat kesulitan suatu jenis gula saat diproses oleh tubuh menjadi energi. Dalam proses ini organ yang berperan vital adalah pankreas. Terhadap gula pasir pankreas bekerja seharian hanya untuk memproses lima sendok teh. Dapat dibayangkan betapa lelahnya pankreas ini jika asupan gula kita berlebih. Pankreas yang sering kelelahan lama kelamaan akan mengalami keausan dini. Jika sudah begini maka tejadi gangguan insulin. Suatu gangguan yang melekat dengan penyakit gula atau diabetes.

Banyak orang yang paham bahwa penyakit ini diakibatkan oleh kelebihan asupan gula. Namun gula di sini diartikan sebagai semua ragam karbohidrat dari berbagi sumber pangan. Masih sedikit orang yang berhati hati terhadap gula yang sebenarya yaitu gula pasir. Terutama menyangkut batasan aman konsumsi. Ternadap gula ini perlu dipahami bahwa kandungannya betul betul hanya gula murni, tidak memiliki nilai gizi apapun. Proses pabrikasi telah membuang semua elemen/mineral yang lazim terdapat dalam bahan pangan. Hal ini menjadikan gula tidak alami lagi. Akibatnya, tubuh menganggap gula laksana benda asing. Andai hal itu benda asing sungguhan malah jauh lebih aman karena tubuh akan membuangnya melalui urin sebagaimana jenis pemanis buatan tertentu. Namun, tidak demikian dengan gula. Agar gula dapat diproses maka dengan suatu mekanisme di dalam tubuh sendiri sifat asingnya dihilangkan supaya menjadi alami lagi. Elemen yang dibutuhkan adalah mineral kalsium, magnesium dan vitamin B komplek. Parahnya, semua ini diambil dari sistem saraf, tulang dan gigi. Akhirnya Osteophorosis pun mengancam.

Tidak hanya osteophorosis, beberapa penyekit penyerta akan mengikuti seperti penuaan kulit, jerawat, gigi berlubang, hipertensi, dan gagal jantung

Beberapa Rujukan:

1. https://womantalk.com/health-fitness/articles/gula-pasir-putih-bersih-disukai-namun-berbahaya-bagi-kesehatan-xRznQ

2. https://hellosehat.com/hidup-sehat/fakta-unik/apa-itu-gula-rafinasi-bahaya/

3. https://gulasemutku.com/7-bahaya-gula-pasir/

Rujukan Fisik:

4. Kantin Bu Turut

5. Kantin Bu Tono

6. Kantin Bu Pri

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Top, Pak Gufi! Galau gara-gara gula. Faktor usia tak dimungkiri menjadi catatan penting untuk kita tak lagi peduli pada yang manis. Nuwun sewu Pak Guru, petikan percakapan ditempatkan dalam paragaf tersendiri dan konsistensi dalam penempatan huruf kapital. Brakallah, Pak Guru Gufi. Artikel bernas sarat manfaat! Ditunggu selalu artikel hebat berikutnya. Barakallah.

26 Jan
Balas

nggih, Maturnuwun Bu Ayu, masih banyak yang terlewat juga.

26 Jan

Gula tak pernah salah,p Arnot. Konsumen gula yg tidak konsisten dalam takaran pemakaiannya, menggunakan gula sebagai alibi. Hehehe.... Salam sehat,bapak.

26 Jan
Balas

Siap Bu Wahyu, demikianlah, yang punya nafsu yang mencari alibi. Dengan berbaik sangka, yang belum bertaubat karena belum sempat tahu.

26 Jan

Tulisan yang sangat bagus dan bermanfaat sekali bagi semua orang. Terima kasih sekali, Pak Warnoto.

26 Jan
Balas

Sama sama Pak Edi, semoga sehat selalu

26 Jan

Kalau saya jarang "medang" Pak. Di cek gula darah malah di bawah normal

26 Jan
Balas

Kalau saya jarang "medang" Pak. Di cek gula darah malah di bawah normal

26 Jan
Balas

Tinggal porsi makanya ditambah sedikit Bu Dyahni, atau istirahat yang cukup. Semoga tetap sehat. Maturnuwun.

26 Jan

Mantaaap Pak...sangat informatif, terutama bagi yang sudah memasuki kepala 4, agar lebih hati-hati dengan gula..sehat selalu Pak..barakallah

26 Jan
Balas

Matur nuwun Bu, saling mengingatkan untuk berhati hati

26 Jan

Informatif sekali Pak Noto...Terima kasih.

26 Jan
Balas

Terima kasih Bu Rini

26 Jan

Siap pak Noto, mulai mengurangi konsumsi gula sekarang... matur thank you informasi nya

26 Jan
Balas

Oke Bu Yanisa, membiasakan hidup lebih sehat

26 Jan

Oke Bu Yanisa, membiasakan hidup lebih sehat

26 Jan

wuih .... mantap pak arnot, semoga kita bisa meminimalkan penggunaan gula.minum air putih sambil memandang bu arnot saja, tar air putih berubah manis

26 Jan
Balas

Ide yang brilian Bu Dhe

26 Jan



search

New Post