Langkah Kecil Menanamkan Karakter di Sekolah
Aku baca suratnya dan tertulis hal-hal sebagai berikut: “......kami memutuskan menerima Ananda menjadi santri (nama pesantren) meskipun pada kenyataannya hasil ujian Ananda belum memuaskan dan belum sesuai dengan program dan cita=cita pondok. Maka kami wasiatkan beberapa hal: pertama, kami minta Ananda bersedia...........dan mengikuti seluruh disiplin serta peraturan Pesantren. Kedua, kami menasihatkan agar jangan merasa lebih tinggi daripada teman-teman yang lain sehingga menyinggung perasaan dan mengakibatkan Ananda takabur. Ketiga, daripada itu jangan sekali-kali Ananda menutupi kebodohan atau kurang menyadari kekurangan kekurangan Ananda jika benar-benar menginginkan ilmu dan kemajuan”.
Demikianlah isi surat yang diberikan kepada calon santri baru yang dinyatakan diterima di sebuah pondok modern setelah mengikuti ujian. Hal yang perlu diapresiasi adalah langkah cekatan pondok ini untuk mulai menanamkan karakter pada santri sedari awal yaitu saat santri baru dinyatakan diterima. Beberapa karakter mulai ditanamkan disini yaitu disiplin, rendah hati, dan rasa ingin tahu.dan ingin maju.
Selain melalui surat, pesan pesan moral dan motivasi untuk maju juga terpampang pada poster disetiap pilar gedung. Ilustrasi photo digunakan untuk melengkapi teks poster. Photo mengambarkan suasana gembira yang menunjukkan hubungan peserta didik dengan guru meski dalam nuansa formal.
Di sekolah lain, langkah langkah kecil dan sederhana telah pula diterapkan. Di sekolah tempat dulu saya ber BHAKTI, meskipun tidak tekstual ada atmosfera yang telah terbangun bahwa guru memberikan ketauladanan dengan tidak merokok di lingkungan sekolah. Semula saya tidak menyadari kalau hal ini adalah bagian dari pembiasaan di sekolah kecil ini. Saya baru sadar saat ada acara nonformal ternyata banyak guru-guru yang merokok. Lho.....ternyata....
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Penanaman karakter selalu dimulai dari langkah-langkah yang kecil dan berproses, keteladanan pun jauh lebih baik dari seribu nasehat, btw bagaimana dengan nah lho nya....hehehe....semangat pagi Pak..sqlam sehat n sukses dari Bantul...barakallah
Betul B Marlupi, langkah kecil dan keteladanan. Terima kasih atas doanya, semoga juga sebaliknya. Nah;; lho.. tetep he.. he..
Wasiat penuh manfaat. Sehat, semangat dan sukses Pak Warnoto dan siswanya...
Amin, B Fila, demikian juga sebaliknya
Assalamu'alaikum, pak warnoto saya senang mencermati penanaman pendidikan karakter, meski kita semua tahu penanaman karakter perlu proses dan role play setiap saat, orang tua, guru dan orang dewasa yang berada dilingkungan anak sebagai role model sebenarnya, semoga tulisan ini bisa menjawab tantangan sebagai role model kita, terimakasih.
Waalikum salam wr wb, Bu Laila , semua pihak memang harus mendukung penanaman karakter ini. lebih-lebih bagi siswa yang jam di sekolahnya hanya separuh hari. Siswa akan lebih banyak berinteraksi dengan lingkungannya. kalau lingkungannya baik maka karakter baik yang tertanam. Namun sebaliknya jika lingkungannya buruk akan membahayakan siswa tersebut. Mestinya kita bisa mengadopsi role model dari sekolah sekolah lain untuk kebaikan siswa kita. Nah..
Tulisan yang menyentuh, mungkin hampir tidak jauh berbeda dengan ditempat lain. Harus ada pembiasaan yang baik dimulai dari gurunya siswanya akan mengikuti. Karena siswa cenderung mengikuti langkah gurunya. Barakallah.
Benar, Pak Warnoto yang baik. Nasihat terbaik adalah teladan. Salam sukses. Barakallah.
Sukses juga, barakallah untuk pak Khalid.