Warnoto Fisika

Lulusan UNY tahun 2000 dari Pendidikan Fisika FMIPA, mengajar di SMA N 1 Subah Kab. Batang Jawa Tengah. Minat pada bidang Teknologi, Arsitektur dan Keagamaan...

Selengkapnya
Navigasi Web
Menghadirkan Televisi ke Kelas ( bag 2 )

Menghadirkan Televisi ke Kelas ( bag 2 )

Dengan mengetahui jenis teknologi yang digunakan kita tidak akan salah membeli perangkat. Terutama, jika menginginkan layanan yang tidak berbayar. Pada layanan yang berbayar kita tidak terlalu pusing memperhatikan hal teknis. Cukup hubungi agen, semua beres. Namun untuk menikmati layanan gratis misalnya tv lokal digital kita harus mempersiapkan sendiri. Jika kita memiliki pesawat televisi keluaran tahun 2017/2018 kemungkinan sudah siap pakai, tinggal hubungkan ke antena biasa. Sementara bagi yang ingin memberdayakan apa yang sudah ada yaiutu tv tabung atau TV LCD/LED lama maka diperlukan mesin tambahan. Inilah yang disebut STB.

Hubungan pengkabelan dalam sistem ini, sebagai alur perjalanan sinyal dimulai dari antena. Antena dihubungkan ke STB kemudian dengan menggunakan kabel RCA atau HDMI, STB disambungkan ke televisi. Jenis antena yang digunakan adalah antena standar yang sudah dikenal di pasaran. Biasanya disebut antena UHF. Terkadang dalam paket antena disertakan perangkat booster sebagai penguat sinyal. Untuk TV digital booster tidak harus dipasang jika sinyal sudah cukup kuat. Perlu juga diperhatikan arah hadap antena. Kita perlu tahu di daerah masing-masing di mana pemancar relay dipasang. Biasanya di suatu bukit dekat dengan kota. Untungnya dalam sistem digital penerimaan sinyal lebih sensitif sehingga tidak butuh perjuangan yang berat untuk mendapatkan sinyal.

Untuk menikmati layanan TV satelit dibutuhkan perangkat antena dan receiver. Antena yang disebut ‘’parabola” ini memiliki dua tipe sesuai jenis frekuensi siaran. Antena berbentuk jaring lebar untuk frekuensi C Band dan antena solid mini untuk frekuensi KU Band. Sementara receivernya ada yang multi frekuensi ada juga yang khusus C Band saja atau KU Band saja. Kualitas siaran kedua frekuensi secara teknis untuk cuaca normal adalah sama. Namun saat cuaca ekstrim misalya badai atau hujan lebat frekuansi C Band lebih tahan gangguan.

Terkait teknologi siaran yang sudah menggunakan generasi ke-dua maka pancaran dari satelit pun sudah banyak yang bermigrasi ke sistem baru. Tidak heran banyak keluhan dari pengguna yang kehilangan beberapa channel favoritnya. Yang terjadi sebenarnya adalah perangkat yang dimiliki, karena keterbatasan teknologi tidak mampu menangkap siaran jenis baru, maka perlu diganti. Perangkat lama hanya mampu mengcode dalam sistem MPEG2 sementara siaran baru menggunakan sistem MPEG4. Cara yang cukup mudah untuk membedakan secara fisik adalah melihat tulisan di box/bodi receiver. Receiver baru akan ditemukan tulisan HD/MPEG4 atau FullHD/FHD dan DVB-S2. Untuk teknis instalasi sebaiknya menghubungi teknisi karena dibutuhkan pengalaman dalam pointing (mengarahkan secara tepat ke satelit tertentu) disamping keberanian menjelajah atap di bawah terik mentari yang menyegat kulit.

Dalam siaran TV satelit dikenal beberapa jenis hak akses pengguna. Ada yang disebut siaran FTA ( Free To Air ), yaitu gratis akses tanpa syarat. Ada juga siaran FTV ( Free To View ) yaitu gratis akses dengan menggunakan perangkat yang dijual oleh provider. Sementara siaran Semi FTV bisa akses gratis dengan perangkat yang direkomendasikan oleh provider namun provider tidak menjualnya. Hak akses yang terakhir adalah PTV ( Pay To View ) yaitu bisa diakses dengan perangkat yang dijual provider dan berbayar.

Siaran FTA bisa didapatkan jika pointing ke satelit Palapa D atau Telkom 4 (merah putih) untuk frekuensi C Band dan Chinasat 11 ( Ninmedia ), Measat 3 untuk frekuensi KU Band. Siaran FTV dipancarkan melalui satelit ABS 2 oleh provider SMV FreeSat TV. Adapun PTV banyak provider yang menyelenggarakannya. Ada nama MNC Vision, Orange TV, K Vision, Topas TV, Matrix TV, BigTv, TranVision, Skynindo. Kebanyakan PTV memancarkan lebih dari satu satelit. Jadi menggunakan frekuensi C Band dan KU Band pada satelit yang berbeda. (bersambung)

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Alhamdulillah, jadi tahu jenis-jenis tv. Informatif, Pak Guru. Jazakallah khoir. Salam sehat dan sukses selalu. Barakallah.

17 Feb
Balas

Terima kasih balik Bunda. Barakallah

17 Feb

Bermanfaat sekali ilmunya, Pak. Televisi di rumah sering ngadat.Sehat dan sukses, Pak Noto...

17 Feb
Balas

Bermanfaat sekali ilmunya, Pak. Televisi di rumah sering ngadat.Sehat dan sukses, Pak Noto...

17 Feb
Balas

Ke depan pindah ke digital Bu. Belikan perangkat tambahan 300 ribu. Barakallah.

17 Feb

Informatif bangerttt Pak. Terima kasih sudah berbagi Barakallah

17 Feb
Balas

Sama sama Bu Fera, Barakallah

17 Feb



search

New Post