Sinten dan System
Sebenarnya tulisan ini cukub berat bagiku meski hanya beberapa alinea karena ini diluar passionku.Tidak tahu malaikat mana yang tiba-tiba mengusikku sehingga aku teringat dua kata, sinten dan system. Aku teringat pertama kali dua kata ini dikaitkan. Ya, saat dosen favoritku mengajak seluruh kelasnya secara mendadak untuk mengikuti seminar yang sedang berlangsung di Gedung Rektorat. Saat itu kami sedikitpun tidak terbersit kecurigaan bahwa ini hanya akal-akalan agar beliau tidak memberi kuliah. Tidak seperti sekarang yang mungkin saja ada guru-guru yang mencari-cari alasan agar tidak mengajar, sepertinya tindakan beliau tulus. Kami gembruduk menduduki kursi empuk di ruang seminar. Tampaknya ini seminar yang cukup bergengsi namun masih banyak kursi kosong.
Setelah seminar usai beliau menegaskan pentingnya sinten disamping system. Sinten adalah bahasa jawa yang berarti siapa. Jadi, siapa yang ada di dalam system memiliki pengaruh yang begitu kuat. Terbukti walau kami hanya mahasiswa semester awal bisa menikmati seminar bergengsi. Sebaliknya, meski systemnya baik dan berkeadilan namun jika sintennya mementingkan urusan kelompok atau pribadi maka keadilan tidak akan terwujud.
Di masa sekarang falsafah sinten dan system tampak dianut oleh para politisi dan pendukungnya. Terlihat jelas bagaimana para kutu loncat beraksi untuk mencari inang yang subur. Terlepas apakah mereka berangkat dari ketulusan ataukah membawa agenda tersembunyi untuk kepentingan golongannya, inilah faktanya. Tidak perlu menjadi pengamat politik untuk memahami ini. Yu Surti dan Kang Tarjo pun tahu itu.
Falsahah ini pula yang menjadi kekhawatiran segolongan orang baik sehingga mereka mengajak memilih wakil dan pemimpin yang baik. Jangan sampai system jatuh ditangan segerombolan kaum yang tidak amanah, yang hanya mencari keuntungan untuk kelompoknya sembari menindas kelompok lainnya. Pilihlah wakil yang secara pribadi kita tahu siapa dia. Atau wakil yang telah terkader dan terdidik baik secara moral maupun spiritualnya. Jangan memilih kucing dalam karung, seseorang yang tiba-tiba muncul namanya karena sekedar memiliki modal. Atau seseorang yang sekedar punya nama tapi bukan ahlinya. Berikan amanah itu pada ahlinya. Itulah pesan-pesan dari orang baik yang tidak sekedar menjadi pribadi yang baik tetapi selalu menyeru kepada kebaikan dan menginginkan semuanya menjadi baik. Baiklah cukup sampai di sini. (*)
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Tulisan yang sangat menguggah pak Warnoto. Tulisan bapak keren bisa menyadarkan orang yang belum paham tentang konsep sinten system. Sehat, bahagia, dan sukses selalu. Barakallah
Terima kasih apresiasinaya pak Mulya. Sehat, sukses dan bahagia untuk kita semua
Sama-sama pak Warnoto. Aamiin ya Allah
Tetap apik dan menarik...sinten dan sistrm...semoga pilihan kita tidak salah. Sehat n sukses Pak Guru...barakallah
Terima kasih Bunda Marlupi atas apresiasi dan doanya. Barakallah.
Pesan Rasulullah, jika sesuatu diserahkan pada yang bukan ahli, tunggu saja kehancurannya. Mantafff jiwa, Pak Guru "Sinten dan System". Jazakallah khoir pencerahannya. Ndak pa-pa sekali-sekali cerita yang agak berat, biar keringetan dikit, nggih Pak. Salam sehat dan sukses selalu. Barakallah, Pak Guru.
Terima kasih Bunda Raihana atas tambahan infonya, apresiasi dan doanya. Barakallah.
Sepertinya Yu Surti hanya butuh daster murah.. Sementara Kang Tarjo hanya butuh pekerjaan untuk memberikan nafkah bagi Surti... Ndherek mawon sing penting amanah Pak Noto...
Insyaallah, asal segala usaha sesuai kemampuan telah dicoba. Terima kasih sudah menyampaikan aspirasi dari keluarga Kang Tarjo. Barakallah Bu Rini.
Mengenai sekali pak arnot, kontekstual, sesuai situasi now, semoga kita tepat memilih
Terima Kasih Bu Ana, harapan kita semua seperti itu.