SIKLUS ITU NYATA
#TantanganMenulisGurusiana
#Puisi
SIKLUS ITU NYATA
Oleh: Warsono
*
camar terbang pulang ke sarang
ternak beriring balik ke kandang
jelang temaram di rembang petang
mestinya kaubisa ambil pelajaran
*
angin meninggalkan sejuk pada sepoinya
hujan menyisakan gigil pada rinainya
begitulah semesta meniti jalannya
cukuplah akal menjangkaunya
*
tak ada jingga di ambang senja
bukan bermakna cinta hilang pesona
karena awan kelabu adalah pertanda
bahwa siklus kehidupan itu nyata
*
Cilacap, 4 Desember 2020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Ok punya pak ... Diksi yang mantap ... Salam sukses ...
Alhamdulillah...Terima kasih, Bu Elyta Eparlina. Salam kenal. Salam literasi
Puisi penuh hikmah Pak Warsono. Semua ada siklusnya. Sukses selalu dan salam literasi.
Aamiin. Iya bu, seperti itulah maksudnya. Terima kasih apresiasinya, Bund Zulfa Liswanti. Salam sukses selalu
Mantap diksinya dan sarat makna, sukses selalu Pak, salam santun
Terima kasih, apresiasinya, Bu Sanria Elmi. Salm sukses, Salam santun
Tak perlu risau dengan segala perubahan dan pergantian. Karena selama bumi berputar, selama itu pula suka duka, bahagia nestapa, pasti menyertai hidup manusia. Yang penting kita harus bisa mengambil hikmah dari setiap peristiwa yang diperlihatkan-Nya melaui kisah semesta.
Betul sekali, bu Teti Taryani. Seperti itulah parafrase dan penafsiran atas apa yang kutuliskan dalam larik larik puisi itu. Terima kasih apresiasinya dan penanfiran yang begitu gamblang. Salut...
Keren selalu Diksinya, suka banget tak ada jingga di ambang senjabukan bermakna cinta hilang pesonakarena awan kelabu adalah pertandabahwa siklus kehidupan itu nyata. Harus siap dengan segala perubahan
Alhamdulillah, Bu Nikmatul suka. Terima kasih ya...
Semuanya silih berganti ya kan Pak dan akan sangat indah bila dinikmati dengan penuh rasa syukur. Apapun itu....
Betul sekali, Bu Aisyah Jamela. Terima kasih apresiasinya
Puisi indah dengan diksi yang menawan semoga sukses selalu buat Bapak Warsono
Aamiin. Terima kasih doa dan apresiasi pada puisi saya, Pak Herru. Sukses selalu
Keren, Pak. Sehat dan sukses selalu..
Aamiin. Terima aksih apresiasi dan doanya, Bu Yuria Kasmita
Mantap selalu buah penanya pak. Barokallah
Aamiin. Terimakasih apresiasinya Bu Erwin Yarnita
Selalu okey lah diksine. Mantap. Semoga sukses selalu.
Terima kasih apresiasinya. Sukses selalu
Yakinkan, bahwa pada tiap siklus kehidupan itu ada campur tangan Yang Kuasa dalam bentuk kudrat dan iradat-Nya...
Betul sekali, Bunda. Sepakat. Terima kasih apresiasinya. Salam sehat, slam sukses
Puisi dg diksi yg cantik, kerennn.
Terima kasih, Bu Tyas.
Siklus kehidupan itu pasti ya Pak...dari bayi..anak", remaja, dewasa,...hingga....Keren Pak puisinya..salam sukses selalu
Betul banget Bu. Terima kasih apresiasnya. Sukses selalu
Keren banget diksinya Pak. Salam sukses selalu.
Terima kasih, bu Hunaifah. Salam sukses selalu
Alam atau juga manusia sebenarnya mempunyai siklus yang sama ya Pak... Salam
Betul Bu Susi. Terima kasih apresiasinya. Salam sehat, salam sukses
Teringat dengan gaya penulisan pujangga Tengku Amir Hamzah. Sepertinya mirip Pak War..hehehe...Mantap diksinya, mantap puisinya. Sukses selalu...
Iyakah bu? Saya malah belum pernah membaca karya2 pujangga angkata 33 itu. Meski tak asing namsnya. Terima kasih, bu Suri
Keren banget Pak puisinya. Diksinya mantap
Alhamdulillah... Terima kasih apresiasinya, Bu Setia Restiani
Super keren puisinya. Salam sukses.
Alhamdulillah. Terima kasih, Bu Maemunah. Slam kenal. Salam Sukses
Kehidupan mengalir bagai air sungai, siklusnya begitu nyata terasa....Keren puisinya Pak....Salam sehat dan sukses Pak
Betiul bu. Terima kasih hadirnya, apresiasinya. Salam sehat. Salam sukses, Bu Ruminten Supadmi