Warsono

Seorang guru biasa saja. Mengajar Matematika di SMP Negeri 5 Cilacap. Tinggal di Cilacap, Jawa Tengah. Hobi tak jauh dari dunia literasi, sastra dan buku. ...

Selengkapnya
Navigasi Web
WANITA YANG TAK MAU DIAM ITU IBUKU

WANITA YANG TAK MAU DIAM ITU IBUKU

WANITA YANG TAK MAU ‘DIAM’ ITU IBUKU

Oleh: Warsono, M.Pd

Usianya sudah tak lagi muda. Enam puluh sembilan! Tapi keaktifannya di berbagai kegiatan sosial di lingkungan RT, RW bahkan desanya tak surut. Hal yang sudah dilakoninya sejak masih muda, sebagai istri seorang pamong desa, istilah untuk perangkat desa sekarang. Mulai dari kegiatan PKK desa, karena istri pamong desa otomatis sebagai pengurus PKK Desa. Juga sebagai kader Pos Yandu, pengurus majelis taklim, pengurus jamaah yasinan, pengelola arisan qurban, arisan PKK RT, dan lain-lain kegiatan di kampung. Belum lagi dalam kepanitiaan suatu kegiatan yang sifatnya insidental. Hampir dapat dipastikan, nama Ibu Rumini tercantum sebagai salah satu nama dalam daftar panitia.

Perempuan yang dilhirkan pada tahun 1952 tersebut kini masih aktif menjadi pengurus organisasi wanita sebuah ormas keagamaan tingkat desa. Untuk kegiatan PKK dan Dharma Wanita sudah dilepasnya sejak suaminya, Pak Salamun, pensiun sebagai Tukang Uang atau Kaur Keuangan di desanya pada tahun 2012 silam. Meskipun demikian kegiatan sosial kemasyarakatan dan keagamaan masih ditekuninya. Tugas-tugas itu ia jalani dengan hati ikhlas, tanpa menganggapnya sebagai beban.

“Hidup itu harus memberi manfaat pada orang lain. Selagi mampu, laksanakan dengan ikhlas apa yang menjadi tanggung jawabmu.” Prinsip itulah yang dipegangnya, sehingga jarang sekali ia mengeluh. Hampir tidak pernah. Dialah, Ibu Rumini, ibuku tercinta. Perempuan yang ‘ditokohkan’ di lingkungan, di desa Derik Kecamatan Susukan, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah.

Meskipun banyak kegiatan di lingkungan, kewajibannya sebagai ibu rumah tangga tak dilupakan. Ia termasuk wanita yang tak mau ‘diam’. Pagi, setelah masak dan bersih-bersih rumah ia pergi ke sawah. Sebagai petani, selalu ada pekerjaan di sawah, membantu suaminya, ya Bapakku. Saat Bapak masih aktif sebagai pamong desa, tanah garapan ada dua bidang. Satu bidang lahan warisan Kakek, dan yang lain tanah bengkok. Lahan garapan sebagai kompensasi dari pemerintah, karena jabatan pamong desa tidak digaji.

Pada saat di sawah tidak ada yang dikerjakan, dan tidak ada kegiatan sosial, Ibu sebagaimana kebanyakan ibu rumah tangga di desa kami, membuat pithi atau besek, kerajinan yang dibuat dari anyaman bambu. Biasanya untuk wadah panganan seperti gethuk goreng dan sejenisnya.

Kini, Ibu hidup berdua dengan Bapak di rumah tempat tinggal kami dulu. Kami anak-anaknya tidak ada yang serumah atau hidup sedesa. Kami empat bersaudara sudah berkeluarga semua dan berdomisili di kota tempat kami bekerja. Aku yang tertua di Cilacap, tetangga Kabupaten yang berjarak seratusan kilometer, terdekat dibanding ketiga adikku yang semua bekerja dan bertempat tinggal di Jakarta.

Sebagai anak yang domisilinya paling dekat, aku sempatkan menengok Bapak dan Ibu sebulan sekali. Kadang dua bulan sekali, terlebih saat pandemi seperti sekarang ini. Intensitas pertemuan kami kurangi demi kebaikan bersama.

Meski sudah lansia, jangan harap kami langsung bertemu mereka saat sampai di rumah. Sering kami, aku beserta anak istri harus menunggu lama di rumah karena mereka masih di sawah. Atau Bapak di sawah, Ibu sedang ngurusi Pos Yandu, penimbangan balita, pengajian, atau kondangan. Aku paham aktivitas Ibu, hanya kadang anak-anak, ya cucu-cucu mereka yang tidak sabar hingga menyusul ke sawah dengan berjalan kaki yang jaraknya sekitar satu kilometer.

Tentang keaktifan Ibu di kegiatan sosial kemasyarakatan, ada sebuah cerita yang bagiku berkesan. Selain aktif, Ibu dikenal kuat ingatan atau hafalannya, sehingga beberapa kali dipercaya menjadi tim lomba cerdas cermat. Dan yang menjadi pasangan regunya adalah Bapak dan aku, anaknya. Jadilah Bapak-Ibu-Anak jadi satu tim. Ini terjadi saat LCC P4 tingkat kecamatan pada tahun 90-an, saat aku sudah lulus kuliah dan mengabdikan diri sebagai guru honorer di dua SMP.

Sebagai anak, aku tidak bisa melarang atau mencegah keaktifan Ibu. Sepanjang masih sehat, mampu dan ‘enjoy’ melakukannya, mengapa tidak? Mungkin itu menjadi jalan kebaikan dan kebermanfaatan bagi sesama sebagaimana prinsipnya selama ini. Aku hanya bisa berdoa agar Ibu dikaruniai panjang usia, tetap sehat, berkah di sisa usia, dan dalam lindungan-Nya. Seraya berharap semoga anak dan cucu-cucunya bisa mewarisi karakter baiknya.

***

Cilacap, 10 Januari 2021

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kereeen ulasannya, Pak. Salam literasi

10 Jan
Balas

Terima kasih apresiasinya pak Dede. Salam Literasi

11 Jan

Semoga beliau sehat selalu. Keren Pak, saga 2 bulan ini tidak kirim tulisan

10 Jan
Balas

Aamiin... Terima kasih doa tulusnya, Bu Ni'matul Khoiroh. Ini juga asal nulis.

11 Jan

Aamiin ya Allah. Semoga ibunda sehat selalu ya Pak dan semoga Bapak sukses menjadi pemenang

12 Jan
Balas

Aamiin. Terima kasih doa tulusnya, Bu Aisyah Jamela. Salam sehat, slam sukses selalu, Ibu

13 Jan

Ibunya super sekali. Semoga menang Pak.

11 Jan
Balas

Alhamdulillah.. Terima kasih Bunda Inah Enceu

11 Jan

Ibu memang wanita luar biasa.. Semoga beliau tetap sehat dan bahagia bersama anak cucunya... Keren pak Warsono... Salam santun dan sukses juga buat bapak yang hebat

11 Jan
Balas

Aamiin... Terima kasih, bu Trisna atas apresiasinya dan doa tulusnya. Salam Sukses dan salam sehat untuk kita semua

12 Jan

Semoga ibu panjang yuswa, sehat dan manfaat.

11 Jan
Balas

Aamiin... Maturnuwun doanya bu Tyas

11 Jan

Tapi kegiatannya biasanya bikin beliau sehat dan happy ya Pak War... Beliau biasanya berkegiatan sangat ikhlas... mereka seperti punya energi lebih, Itulah tua sehat selalu.

11 Jan
Balas

Bener banget bu. Sebagai anak kadang berpikir, "ngapain capek2, mbok tinggal konsen ibadah, duduk manis di rumah. " Ternyata aktivitas sosial kemasyarakatan bikin beliau sehat dan semangat menjalani sisa hidupnya.

11 Jan

Aamiin ya Allah,semoga Ibunda selalu sehat dengan segala aktivitasny. Dan Pak War...masuk dalam jajaran 123 gurusianer se-Nusantara.Aamiin

11 Jan
Balas

Aamiin Ya Robb... Terima kasih apresiasi, doa tulus dan supportnya, bucan Yenti Sustina. Salam Sukses d as n Salam Sehat selalu untuk kita semua.

12 Jan



search

New Post