KENALI PERILAKU MENYIMPANG ANAK
KENALI PERILAKU MENYIMPANG ANAK
Oleh : Hj. Siti Munawarah, M.Pd
Guru sosiologi di SMAN 8 Kota Tangerang Selatan
Setelah berbagai media menampilkan dialog dengan ibu walikota Surabaya ibu Risma. Ada hal yang mengusik pikiran saya yaitu tentang pernyataan ibu Risma yang berdialog dengan Pekerja Seks Komersial ( PSK ) yang sudah berusia 60 tahun. Ketika ibu Risma bertanya kepada PSK “mohon maaf bu…. Siapa yang menjadi pelanggan ibu?” dengan penuh penasaran ibu Risma menunggu jawaban. Kemudian PSK yang berusia 60 tahun itu menjawab “ anak SD dan SMP “. Mendengar pernyataan itu ibu Walikota tercengang dan meringis “kok bisa bu “. Iya bu… mereka hanya membawa uang seribu atau dua ribu Rupiah…., jawab PSK senja itu. Selain dari sudut pandang PSKnya yang harus di perhatikan, ada hal yang lebih penting lagi untuk diperhatikan yaitu generasi muda kita anak-anak SD dan SMP. Apa yang akan terjadi masa depan bangsa ini bila masih SD sudah menjadi pelanggan PSK. Sungguh memprihatinkan.
Prihatin memang, tapi bukan hanya sekedar prihatin saja. Apa yang harus kita lakukan? Anak usia SMP bahkan SD sudah menjadi pelanggan PSK. Dalam sosiologi hal ini disebut dengan non konformitas atau perilaku menyimpang, tepatnya penyimpangan seksual. Perilaku menyimpang adalah perilaku yang tidak sesuai dengan nilai dan norma yang ada di masyarakat. Berbagai hal yang dilakukukan seorang anak yang menyimpang dari nilai dan norma.mulai dari hal-hal yang dianggap kecil sampai yang dianggap besar oleh orang tua. Seperti mulai berbohong bila ditanya, pulang sekolah terlambat tanpa alasan yang jelas, anak laki-laki yang berperilaku seperti perempuan dan sebaliknya. Dilingkungan temannya mulai berbuat curang bila bermain bahkan sampai ulangan mencontek. Bergaya berlebihan atau tidak wajar , ingin memilki barang dengan cepat dan akhirnya mencuri. Ingin segala sesuatunya secara instan tanpa proses, melawan orang tua, marah-marah tidak jelas.dan masih banyak contoh penyimpangan yang dilakukan seorang anak mulai dari lingkungan keluarganya. Bila hal ini terus dibiarkan tanpa pembinaan maka penyimpangan akan terus berlangsung hingga dewasa. Banyak hal yang meyebabkan seseorang melakukan perilaku meyimpang yaitu :
Penympangan sebagai akibat dari proses sosialisasi yang tidak sempurna maksudnya adalah seseorang dalam proses sosialisasinya dalam kelompok seperti keluarga, sekolah dan masyarakat mengalami ketidak sempurnaan sehingga individu dapat dengan mudahnya melakukan pnyimpangan. Seperti seorang anak laki-laki yang bergaya seperti anak perempuan dan sebaliknya adapula anak SD sudah mulai merokok karena melihat ayahnya merokok di rumah.
Penyimpangan karena hasil proses sosialisasi subkebudayaan menyimpang, maksudnya adalah seorang individu dapat melakukan penyimpangan karena hasil sosialisasi sub kebudayaannya yang menyimpang dalam kelompoknya, contohnya di dalam keluarga seorang anak di ajarkan untuk jujur tapi ketika berada dalam situasi tertentu ( misalnya pada saat ulangan atau ujian ) anak jujur tersebut melihat beberapa temannya melakukan kecurangan seperti mencontek, maka anak jujurpun dapat ikutan mencontek.
Penyimpangan sebagai hasil proses belajar yang menyimpang, penyimpangan dapat juga terjadi karena hasil proses belajar yang meyimpang. Ketika seorang anak sedang menonton televisi dengan tayangan yang tidak semestinya ia lihat, maka ia sedang belajar untuk melakukan penyimpangan. Banyak acara TV sekarang ini yang tidak mendidik yang sarat penyimpangan seperti ditayangkan adegan kekerasan, pornografi dan lain-lain
Labeling atau pemberian julukan negative kepada anak sehingga lambat laun seorang anak dapat melakukan penyimpangan karena seringnya orang disekitar melakukan labeling atau cap atau julukan kepada dirinya, seperti julukan si genit, si nakal, si pemberontak, dan julukan negative lainnya.
Pergaulan beda. Menurut teori ini penyimpangan bersumber dari kelompok yang telah menyimpang. Penyimpangan melalui proses alih budaya ( cultural transmission ). Dalam proses ini seseorang mempelajari suatu kebudayaan yang meyimpang. Misalnya seorang anak yang bergaul dengan anak yang sering bolos sekolah maka ia akan ikutan membolos. Seorang anak yang bergaul ( baik sengaja atau tidak ) dengan lingkungan lokalisasi pelacuran maka seorang anak akan ikutan menjadi pelanggan PSK atau menjadi PSK.
“Sesungguhnya Allah tidak akan merubah nasib suatu seseorang ( kaum ), jika seseorang ( kaum ) itu tidak merubahnya” ( QS. Ar-Ra’d ayat 11 ). Masa depan bangsa ini akan dipimpin oleh generasi saat ini dimana mereka masih duduk di bangku SD, SMP, SMA. Apa yang akan terjadi di masa yang akan datang jika generasi muda sejak masih SD sudah mengenal perilaku meyimpang dan yang lebih buruk lagi usia SD mereka sudah menjadi pelanggan PSK. Apakah kita akan berdiam diri saja? Mari kita mulai dari lingkungan keluarga kita terlebih dahulu, mulai dari hal-hal kecil untuk menyelamatkan masa depan bangsa.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar