WAWAN HERMAWAN

Guru MTsN Kota Cimahi...

Selengkapnya
Navigasi Web
LAPORAN LESSON STUDY SEBUAH UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGAJAR  GURU

LAPORAN LESSON STUDY SEBUAH UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGAJAR GURU

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke Hadirat Illahi rabbi karena berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan laporan karya tulis ini dengan judul : “ LESSON STUDY SEBUAH UPAYA PENINGKATAKAN KEMAMPUAN MENGAJAR GURU PADA MATA PELAJARAN AQIDAH/AKHLAK DI MTsN SUKASARI CIMAHI”

Pada kesempatan yang baik ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada yang tiada terhingga kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan laporan kegiatan yang teah dilaksanakan oleh MGMP Aqidah/Akhlak di MTsN Sukasari Cimahi. Semoga segala amal baiknya senantiasa mendapatkan balasan yang berlipat gnada dari Alloh SWT sebagai amal sholeh.

Penulis menyadari bahwa tak ada gading yang ak retak, demikian pula dengan penulisan laporan ini masih jadh dai kesempurnaan. Untuk hal itu penulis berharap saran dan masukan serta kritikan untuk perbaikan penulisan laporan pada masa-masa yang akan datang.

Bandung, Nopember 2022

Penulis

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN .........................................................................

ABSTRAKSI ...............................................................................................

iii

KATA PENGANTAR .................................................................................

ii

DAFTAR ISI

i

BABI

PENDAHULUAN

A.

Latar belakang ....................................................................

1

B.

Konndisi objektif ...............................................................

3

C.

Tujuan ................................................................................

6

D.

Prinsip pelaksanaan lesson study .......................................

7

E.

Manfaat lesson study ..........................................................

8

BAB II

PELAKSANAAN PKM LESSON STUDY

9

A.

Strategi pelaksanaan ..........................................................

12

B.

Kegiatan setiap putaran.......................................................

12

1. Kegiatan putaran I .........................................................

17

2. Kegiatan putaran II.........................................................

19

3. Kegiatan putaran III........................................................

22

BAB III

HAMBATAN DAN PEMECAHAN MASALAH

A.

Hambatan ...........................................................................

26

B.

Pemecahan maalah .............................................................

27

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A.

Kesimpulan ........................................................................

29

B.

Saran ...................................................................................

30

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Adanya sebuah kenyataan di dunia pendidikan bahwa belum sepenuhnya guru menempatkan kurikulum yang direncanakan dan dilaksanakan adalah sebagai suatu ide atau buah pikiran yang harus diterapkan dalam pembelajaran. Demikian pula, pembelajaran yang dilaksanakan secara konvesional sering membosankan siswa dalam belajar, walaupun kurikulumnya sudah berubah tetapi model pembelajarannya statis. Padahal pembelajaran yang dituntut saat ini adalah pembelajaran yang memiliki kreativitas dan inovatif yang dapat membentuk kemampuan berpikir siswa tetapi menyenangkan sehingga tidak membosankan siswa. Saat ini, sering terjadi proses pembelajaran tidak berbasis pada desain pembelajaran yang sistematis dan sistemik berdasarkan pada kenyataan maupun kondisi sekolah/madrasah dan siswa itu sendiri, sehingga berdampak terhadap mutu proses maupun hasil pembelajaran.

Untuk mengatasi hal tersebut di atas di antaranya perlu adanya upaya untuk meningkatkan kemampuan guru sekaligus di dalamnya dapat meningkatkan mutu proses maupun hasil pembelajaran, melalui upaya 1) bagaimana meningkatkan kemampuan guru dalam mendesain pembelajaran yang sistematis dan sistemik yang berbasis pada kondisi yang ada, 2) bagaimana meningkatkan kemampuan guru dalam penguasaan bahan ajar (content) maupun teaching material sebagai acuan dalam sumber belajar siswa, 3) bagaimana meningkatkan kemampuan guru dalam mengobservasi aktivitas pembelajaran siswa, 4) bagaimana meningkatkan kemampuan guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa sekaligus meningkatkan motivasi guru itu sendiri dalam melaksanakan pembelajaran, 5) bagaimana meningkatkan kemampuan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran yang berbasis desain pembelajaran yang dikembangkan, dan 6) bagaimana meningkatkan kemampuan guru dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran berbasis kelas. Di samping itu, guru dalam mendesain, melaksanakan dan menilai pembelajaran yang di dalamnya melaksanakan refleksi pembelajaran perlu dikembangkan berdasarkan pada kolegalitas (collegiality) dan saling belajar (mutual learning).

Selama pendidikan masih ada, maka selama itu pula masalah-masalah tentang pendidikan akan selalu muncul dan orang pun tak akan henti-hentinya untuk terus membicarakan dan memperdebatkan tentang keberadaannya, mulai dari hal-hal yang bersifat fundamental-filsafiah sampai dengan hal–hal yang sifatnya teknis-operasional. Sebagian besar pembicaraan tentang pendidikan terutama tertuju pada bagaimana upaya untuk menemukan cara yang terbaik guna mencapai pendidikan yang bermutu dalam rangka menciptakan sumber daya manusia yang handal, baik dalam bidang akademis, sosio-personal, maupun vokasional.

Peningkatan mutu pendidikan (educational improvement) merupakan upaya strategis yang harus dilakukan oleh setiap lembaga pendidikan. Upaya ini akan terkait dengan berbagai komponen yang ada dalam sistem pendidikan, seperti dalam aspek input, proses maupun produk. Penerapan peningkatan mutu pendidikan (educational improvement) akan banyak melibatkan berbagai aspek dalam pendidikan. Sallis (1993 :107) quality does not just happen, it must be planned for. Quality needs to be approached systematically using a rigorous strategic panning process. Strategic planning is one of the major planks to TQM. Without clear long-tem direction the institutions cannot plan for quality improve. Mutu atau kualitas adalah gambaran dan karakteristik menyeluruh dari suatu objek, barang atau jasa yang menunjukan pemenuhan kriteria dan mencapai kepuasan kebutuhan yang optimal. Dalam pendidikan kalitas pendidikan itu sendiri harus terpenuhi pada aspek input, proses mupun out put.

Berdasarkan uraian di atas maka perlu adanya suatu strategi untuk meningkatkan keprofesionalan tenaga pendidik atau guru khususnya Guru PAI sekaligus akan berdampak terhadap proses dan hasil pembelajaran, oleh karena itu Musyawarah Guru Mata Pelajaran Aqidah akhlak MTsN Kota Cimahi memandang perlu adanya pengembangan Lesson Study yang dapat mengupayakan peningkatan mutu pembelajaran khususnya pada mata pelajaran Aqidah Akhlak.

B. Kondisi objektif

Selama ini proses pembelajaran PAI pada mata pelajaan Aqidah/akhlak kurang mendapat perhatian. Proses pembelajaran Aqidah/akhlak yang terjadi di dalam kelas jarang ada yang tahu kecuali guru itu sendiri. Kebanyakan pengawas madrasah belum berfungsi sebagai supervisor pembelajaran di kelas. Ketika datang di madrasah, pengawas hanya sekedar memeriksa kelengkapan administrasi guru berupa dokumen Perangkat Pembelajaran. Pengawas jarang masuk kelas melakukan observasi terhadap pembelajaran dan menjadi nara sumber pembelajaran bagi guru di madrasah. Begitu juga kepala madrasah. Kepala madrasah umumnya lebih mementingkan dokumen administrasi guru, seperti Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dari pada masuk kelas melakukan observasi dan supervisi terhadap pembelajaran oleh seorang guru. Akibatnya guru tidak tertantang melakukan persiapan mengajar dengan baik, memikirkan metode mengajar yang bervariasi, mempersiapkan bahan untuk pembelajaran matematika.

Umumnya pembelajaran Aqidah/akhlak dilakukan dalam bentuk satu arah. Guru lebih banyak ceramah dihadapan siswa sementara aktivitas siswa lebih banyak mendengarkan. Masih ada Guru yang beranggapan bahwa tugasnya hanya mentransfer pengetahuan yang dimiliki dengan target tersampaikannya pokok-pokok bahasan Aqidah/akhlak yang tertulis dalam dokumen kurikulum. Pada umumnya guru kurang memberi inspirasi kepada siswa untuk berkreasi dan kurang melatih siswa untuk hidup mandiri. Pelajaran yang disajikan guru kurang menantang siswa untuk berpikir. Akibatnya siswa tidak menyenangi pelajaran.

Kondisi seperti ini menjadi berbanding terbalik dengan harapan madrasah sebagai salah satu lembaga pendidikan yang diharapkan mampu menghasilkan manusia berkualitas, karena penyelenggaraan pendidikan di madrasah tidak didukung oleh sumber daya manusia yang berkualitas, berdedikasi tinggi, kreatif dan inovatif, sehingga kegiatan pembelajaran kurang berjalan dengan baik sesuai dengan sistem dan norma yang berlaku. Maka pemberdayaan guru Aqidah/akhlak di Madrasah menjadi sangat penting.

Walaupun jabatan guru telah diakui sebagai sebuah profesi, hal ini belum berarti semua guru sudah profesional. Semua guru telah menyadari bahwa seorang guru harus professional namun masih sedikit yang sadar untuk berusaha mengembangkan diri untuk menjadi guru yang professional. Sangat sedikit guru yang mampu melihat kelemahan dirinya dalam melaksanakan profesinya. Sebagai suatu contoh masih sering dijumpai guru melimpahkan kesalahan kepada peserta didik bila peserta didik tidak berhasil mencapai prestasi belajar yang diharapkan tanpa ada usaha untuk melihat kekurangan yang ada pada diri guru itu sendiri. Guru merupakan salah satu faktor penentu tinggi rendahnya mutu pendidikan. Keberhasilan penyelenggaraan pendidikan sangat ditentukan oleh guru dalam mempersiapkan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran di madrasah, khususnya pembelajaran Aqidah/Akhlak dapat ditunjukkan melalui kemampuan guru dalam merencanakan pembelajaran, mulai dari pemahaman terhadap landasan kurikulum, pengembangan silabus, penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dan Lembar Kerja Siswa, sampai pada penyusunan alat evaluasi pembelajaran yang berorientasi pada permasalahan tersebut di atas.

Mencermati apa yang termuat dalam Undang-undang No.20 tahun 2003 pasal 39 ayat 2 dan Undang-undang No.14 tahun 2005 tentang guru dan dosen pasal 8, berkaitan dengan tugas guru dalam pembelajaran, maka dapat diambil dua hal penting yaitu guru sebagai agen pembelajaran dan kemampuan guru dalam merancang pembelajaran.

Dalam rangka menepis anggapan umum di atas dan mewujudkan kondisi ideal guru dan pembelajaran, maka melalui kegiatan Pemantapan Kemampuan Mengajar guru pada mata pelajaran Aqidah/akhlak diharapkan dapat mengatasi hal-hal tersebut dengan melakukan Lesson Study. Sehingga guru dapat melakukan review terhadap kinerjanya yang selanjutnya dapat digunakan sebagai masukan untuk memperbaiki kinerjanya. Dengan melaksanakan Lesson Study, wawasan guru akan berkembang dan termotivasi untuk selalu berinovasi yang selanjutnya akan menjadi guru yang profesional.

Pemantapan Kemampuan Mengajar pada mata pelajaran Aqidah/akhlak merupakan salah satu kulminasi atau muara program yang memberikan kesempatan kepada guru untuk memantapkan kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional dan sosial dalam rangka memperbaiki atau meningkatkan mutu pembelajaran di kelas.

Mengelola pembelajaran di kelas merupakan salah satu pekerjaan guru profesional yang berorientasi pada kebutuhan peserta didik. Oleh karena itu untuk menjalankan profesi tersebut diperlukan penguasaan sejumlah kompetensi yang mendukung, yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi kepribadian, dan kompetensi sosial. Sebagai wujud dari penguasaan kompetensi ini, setiap tindakan guru dalam mengelola pembelajaran merupakan tindakan pengambilan keputusan yang dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan, profesi dan moral.

Kompetensi yang dimiliki oleh peserta dalam pemantapan kegiatan mengajar diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan yang sistematik dan terpercaya oleh institusi yang berkompeten. Proses pemerolehan kompetensi tersebut melalui banyak interaksi bermakna, yaitu interaksi antar guru, dengan guru, guru dengan siswa, guru dengan nara sumber, dan antara guru dengan bahan ajar. Oleh karena itu, pelaksanaan pemantapan kegiatan mengajar melaui lesson study harus memberikan kesempatan, agar terjadi interaksi-interaksi tersebut yang akan menumbuh kembangkan kompetensi yang perlu dimiliki oleh seorang guru.

Pemantapan kegiatan mengajar yang diselenggarakan oleh kebanyakan lembaga pendidikan tertentu dilaksanakan individual, yaitu seorang guru mempersiapkan rencana pembelajaran dan mengimplementasikannya secara mandiri di bawah bimbingan pengawas madrasah, tanpa melibatkan guru lain. Selain itu, yang menjadi fokus utama dalam pemantapan kegiatan mengajar adalah guru tanpa menunjukkan bagaimana siswa yang menjadi subjek pembelajaran.

Pada pelaksanaan pemantapan kegiatan mengajar guru pada mata pelajaran Aqidah/Aklak ini didesain adanya kebersamaan guru dalam melaksanakan pemantapan kegiatan mengajar. Kebersamaan ini terjadi pada pembahasan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan perangkatnya, seperti media, LKS atau alat pembelajaran, observasi praktik implementasi RPP di kelas dan kegiatan refleksi yang mendiksusikan kegiatan pembelajaran yang baru saja dilaksanakan berdasarkan hasil observasi dalam rangka perbaikan RPP dan perbaikan pembelajaran berikutnya. Dalam kebersamaan ini tidak akan mengurangi kemandirian guru model, karena guru model tetap menyusun RPP secara mandiri, demikian pula harus memperbaikinya berdasarkan hasil diskusi/pembahasan yang telah dilakukan. Dengan adanya kegiatan observasi akan memberikan kesempatan kepada guru model untuk membiasakan diri dalam mengevaluasi pembelajaran yang didalamnya tersirat adanya keterampilan mengumpulkan data, mengolah dan mengemukakan hasilnya. Kemampuan ini sangat penting bagi guru dalam menjalankan tugasnya sehari-hari untuk senantiasa memperbaiki atau meningkatkan mutu pembelajarannya yang didasarkan pada hasil observasi.

C. Tujuan

Bill Cerbin & Bryan Kopp mengemukakan bahwa Lesson Study memiliki 4 (empat) tujuan utama, yaitu untuk :

1. memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana siswa belajar dan guru mengajar;

2. memperoleh hasil-hasil tertentu yang dapat dimanfaatkan oleh para guru lainnya, di luar peserta Lesson Study;

3. meningkatkan pembelajaran secara sistematis melalui inkuiri kolaboratif.

4. membangun sebuah pengetahuan pedagogis, dimana seorang guru dapat menimba pengetahuan dari guru lainnya

Sementara itu Kegiatan Pemantapan Kemampuan Mengajar melalui Lesson Study pada mata pelajaran Aqidah/akhlak bertujuan agar guru mampu:

1. Melakukan pemantapan kemampuan profesional guru

2. Melakukan pembeajaran yang berorientasi pada peserta didik dalam mengembangkan potensinya

3. Mendalami karakteristik dari peserta didik dalam rangka memotivasi belajarnya

4. Menemukan permasalahan yang menghambat proses pembelajaran di kelas dan mengatasi permasalahan pembelajaran tersebut secara individu atau kelompok.

5. Menerapkan pembelajaran inovatif, yang bertolak dari suatu permasalahan pembelajaran.

6. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang baik dan mampu mengimplementasikannya.

7. Trampil dalam mengobservasi kegiatan pembelajaran, mengolah hasil obeservasi dan menyampaikannya secara sistematis.

8. Melakukan evaluai proses dan hasil pembelajaran

9. Mampu bekerjasama dalam mengembangkan kepribadiannya sebagai guru.

10. Mampu mengkomunikasikan proses dan hasil pembelajarannya secara lisan dan tertulis.

D. Prinsip Pelaksanaan Lesson study Pemantaan Kegiatan Mengajar

Pelaksanaan pada Program Sertifikasi Guru dalam Jabatan Melalui Jalur Pendidikan berprinsip adanya kerjasama sesama guru peserta, sehingga saling memberi dan menerima (sharing) pengalaman mengajar dalam menentukan masalah pembelajaran dikelas, menyusun rencana pembelajaran, implementasi rencana dan mengobservasi serta melakukan refleksi pada kegiatan-kegiatan tersebut.

Secara rinci prinsip pelaksanaan pemantapan kegiatan mengajar dengan Lesson Study pada mata pelajran Aqidah/akhlak adalah sebagai berikut:

1. Kegiatan pemantapan kegiatan mengajar dengan Lesson Study pada mata pelajran Aqidah/akhlak bertolak dari permasalahan pembelajaran Aqidah/akhlak di MTsN Kota Cimahi

2. Semua kegiatan pemantapan kegiatan mengajar dengan Lesson Study pada mata pelajran Aqidah/akhlak dilaksanakan secara kolaborasi antara guru peserta dan pembimbing berdasarkan prinsip-prinsip kolegalitas (kesejawatan) dan mutual learning ( pembelajaran yang saling membantu).

3. Adanya kesepakatan (hasil diskusi) dalam penyusunan RPP yang merupakan pemecahan masalah atau penerapan pembelajaran inovatif dan pedoman observasinya, demikian juga pada kegiatan refleksinya.

4. Pembelajaran yang dilakukan harus berorientasi pada kegiatan siswa dalam rangka mengembangkan potensinya

5. Adanya observer dari guru peserta lain dan guru pamong dalam praktik pelaksanaan pembelajaran

6. Observasi proses pembelajaran, yaitu mengamati kesesuaian pelaksanaan pembelajaran dengan RPP dan lebih menekankan pengamatan pada aktifitas belajar siswa sebagai respon dari implementasi RPP

7. Adanya kegiatan refleksi yang dilaksanakan sesegera mungkin setelah selesai praktik pembelajaran dan observasi.

8. Diskusi dalam kegiatan refleksi didasarkan pada hasil observasi, bukan hanya berdasarkan teori/opini.

9. Adanya komitmen bersama antara anggota kelompok guru peserta untuk meningkatkan mutu pembelajaran di kelas.

E. Manfaat Lesson Study

Upaya peningkatan kemampuan guru pada mata pelajaran Aqidah Akhlak di MTsN Kota Cimahi dilakukan melalui berbabagai kegiatan, salah satunya dapat dilakukan melalui kegiatan Lesson study. Kegiatan ini perlu dikembangkan secara sistematis dan sistemik serta mengacu pada kolegalitas (collegiality), saling belajar (mutual learning) dan komunitas belajar (learning communty) yang kuat. Ada beberapa tujuan yang dapai dicapai dari sasaran kegiatan lesson study pada mata pelajaran Aqidah/Akhlak di antaranya :

1. Meningkatkan kemampuan guru berkaitan dengan penguasaan bahan ajar (content)

2. Meningkatkan kemampuan guru tentang pembelajaran

3. Meningkatnya kemampuan guru tentang mengobservasi aktivitas belajar

4. Meningkatkan hubungan kolegalitas antara guru dengan guru maupun antara guru dengan kepala madrasah

5. Meningkatkan keterkaitan antara pelaksanaan pembelajaran secara kontinu dalam jangka menengah maupun jangka panjang.

6. Meningkatkan motivasi guru sebagai fasilitator, pembimbing serta meningkatkan motivasi belajar siswa sebagai pembelajar

7. Meningkatkan kualitas rencana/desain pembelajaran

8. Meningkatkan kualitas pelaksanaan proses pembelajaran

9. Meningkatkan kualitas evaluasi pembelajaran serta memberikan tindak lanjut pembelajaran.

BAB II PELAKSANAAN PEMANTAPAN KEMAMPUAN MENGAJAR

PADA MATA PELAJARAN AQIDAH/AKHLAK

Pelaksanaan Pemantapan Kemampuan Mengajar pada mata pelajaran Aqidah/akhlak di MTsN Kota Cimahi menggunakan prinsip Lesson Study, yaitu adanya kerjasama sesama guru pada mata pelajaran Aqidah/Akhlak, sehingga saling memberi dan menerima (sharing) pengalaman belajar dalam menentukan masalah pembelajaran di kelas melalui kegiatan perencanaan (plan), implementasi rencana pembelajaran di kelas (do), dan refleksi tentang hal-hal yang terjadi pada proses pembelajaran di kelas (see ). Hal – hal yang diuraikan dalam bab ini adalah jadwal PKM; kegiatan putaran I, II, dan III yang berisi tentang pembahasan RPP, implementasi RPP dan hasil refleksi pembelajaran. Lesson Study dipilih dan dimplementasikan karena beberapa alasan. Pertama, lesson study merupakan suatu cara efektif yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran yang dilakukan guru dan aktivitas belajar siswa. Hal ini karena (1) pengembangan Lesson Study dilakukan dan didasarkan pada hasil “sharing” pengetahuan profesional yang berlandaskan pada praktik dan hasil pengajaran yang dilaksanakan para guru, (2) penekanan mendasar pada pelaksanaan suatu Lesson Study adalah agar para siswa memiliki kualitas belajar, (3) kompetensi yang diharapkan dimiliki siswa, dijadikan fokus dan titik perhatian utama dalam pembelajaran di kelas, (4) berdasarkan pengalaman real di kelas, Lesson Study mampu menjadi landasan bagi pengembangan pembelajaran, dan (5) Lesson Study akan menempatkan peran para guru sebagai peneliti pembelajaran (Lewis, 2002). Kedua, lesson study yang didisain dengan baik akan menjadikan guru yang profesional dan inovatif. Dengan melaksanakan Lesson Study para guru dapat (1) menentukan kompetensi yang perlu dimiliki siswa, merencanakan dan melaksanakan pembelajaran (lesson) yang efektif; (2) mengkaji dan meningkatkan pelajaran yang bermanfaat bagi siswa; (3) memperdalam pengetahuan tentang mata pelajaran yang disajikan para guru; (4) menentukan standar kompetensi yang akan dicapai para siswa; (5) merencanakan pelajaran secara kolaboratif; (6) mengkaji secara teliti belajar dan perilaku siswa; (7) mengembangkan pengetahuan pembelajaran yang dapat diandalkan; dan (8) melakukan refleksi terhadap pengajaran yang dilaksanakannya berdasarkan pandangan siswa dan koleganya (Lewis, 2002).

Robinson (2006) mengusulkan ada delapan tahap berdasarkan pada banyaknya kegiatan yang diperlukan dalam pelaksanaan lesson study, yakni: Tahap 1 : Pemilihan topik Lesson Study

Tahap 2 : Melakukan reviu silabus untuk mendapatkan kejelasan tujuan pembelajaran untuk topik tersebut dan mencari ide-ide dari materi yang ada dalam buku pelajaran. Selajutnya bekerja dalam kelompok untuk menyusun rencana pembelajaran.

Tahap 3 : Setiap tim yang telah menyusun rencana pembelajaran menyajikan atau mempresentasikan rencana pembelajarannya, sementara kelompok lain memberi masukan, sampai akhirnya diperoleh rencana pembelajaran yang lebih baik.

Tahap 4 : Guru yang ditunjuk oleh kelompok menggunakan masukan-masukan tersebut untuk memperbaiki rencana pembelajaran.

Tahap 5 : Guru yang ditunjuk tersebut mempresentasikan rencana pembelajarannya di depan semua anggota kelompok Lesson Study untuk mendapatkan balikan.

Tahap 6 : Guru yang ditunjuk tersebut memperbaiki kembali secara lebih detail rencana pembelajaran dan mengirimkan pada semua guru anggota kelompok, agar mereka tahu bagaimana pembelajaran akan dilaksanakan di kelas.

Tahap 7 : Para guru dapat mempelajari kembali tentang rencana pembelajaran tersebut dan mempertimbangkannya dari berbagai aspek pengalaman pembelajaran yang mereka miliki, khususnya difokuskan pada hal-hal yang penting seperti : hal-hal yang akan dilakukan guru, pemahaman siswa, proses pemecahan oleh murid, dan kemungkinan yang akan terjadi dalam implementasi pembelajarannya.

Tahap 8 : Guru yang ditunjuk tersebut melaksanakan rencana pembelajaran di kelas, sementara guru yang lain mengamati sesuai dengan tugas masing-masing untuk memberi masukan pada guru. Pertemuan refleksi segera dilakukan secepatnya kegiatan pelaksanaan pembelajaran, untuk memperoleh masukan dari guru observer.

A. Strategi pelaksanaan

Pelaksanaan PKM diawali dengan kegiatan workshop pemantapan kegiatan mengajar yang diselenggarakan oleh Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Aqidah/akhlak pada hari selasa tanggal 10 Agustus 2020. Dalam kegiatan tersebut dihadiri oleh PKS Kurikulum, Guru observer, guru Mata pelajaran Aqidah/Akhlak. Acara kegiatan tersebut, diantaranya paparan tentang pedoman pemantapan kegiatan mengajar, pengetahuan Lesson Study, Menentukan kelas yang akan dijadikan ttmpat pelaksanaan lesson study yaitu kelas 8D.

B. Kegiatan Setiap Putaran

Kegiatan setiap putaran dalam pemantapan kegiatan mengajar, menyesuaikan tahapan Lesson Study yang digunakan. Lesson Study yang dilaksanakan tersebut terdiri atas 3 tahap pokok, yakni:

1. Merencanakan pembelajaran dengan penggalian akademis pada topik dan alat-alat pembelajaran yang digunakan, yang selanjutnya disebut tahap plan.

2. Melaksanakan pembelajaran yang mengacu pada rencana pembelajaran dan alat-alat yang disediakan, serta mengundang rekan-rekan sejawat untuk mengamati. Kegiatan ini disebut tahap do.

3. Melaksanakan refleksi melalui berbagai pendapat/tanggapan dan diskusi bersama pengamat/observer. Kegiatan ini disebut tahap see. Berikut adalah penjelasan kegiatan setiap tahapnya:

a) Perencanaan

Pada tahap ini dilakukan identifikasi masalah yang ada di kelas yang akan digunakan untuk kegiatan lesson study dan perencanaan alternatif pemecahannya. Identifikasi masalah dalam rangka perencanaan pemecahan masalah tersebut berkaitan dengan pokok bahasan (materi pelajaran) yang relevan dengan kelas dan jadwal pelajaran, karakteristik siswa dan suasana kelas, metode/pendekatan pembelajaran, media, alat peraga, dan evaluasi proses dan hasil belajar.

Dari hasil identifikasi tersebut didiskusikan tentang pemilihan materi pembelajaran, pemilihan metode dan media yang sesuai dengan karakteristik siswa, serta jenis evaluasi yang akan digunakan.

Hal penting yang didiskusikan pula dalam kegiatan PKM berbentuk Lesson Study ini adalah penyusunan/penggunaan lembar observasi, terutama penentuan aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam suatu proses pembelajaran dan indikator-indikatornya, terutama dilihat dari segi tingkah laku siswa. Aspek-aspek proses pembelajaran dan indikator-indikator itu disusun berdasarkan perangkat pembelajaran yang dibuat serta kompetensi dasar yang ditetapkan untuk dimiliki siswa setelah mengikuti proses pembelajaran.

Dari hasil identifikasi masalah dan diskusi perencanaan pemecahannya, selanjutnya disusun dan dikemas dalam suatu perangkat pembelajaran yang terdiri atas :

a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

b. Lembar Kerja Siswa (LKS)

c. Media atau alat peraga pembelajaran

d. Instrumen penilaian proses dan hasil pembelajaran.

e. Lembar observasi pembelajaran.

Penyusunan perangkat pembelajaran ini dilakukan oleh penulis mengacu pada aspek-aspek pembelajaran ditetapkan dalam buku Panduan Pelaksanaan PKM. Hasil penyusunan perangkat pembelajaran selanjutnya dikonsultasikan dengan guru lainnya untuk proses penyempurnaannya.

b) Implementasi dan Observasi

Pada tahap ini seorang guru yang telah ditunjuk (disepakati), menurut jadwal pelaksanaan pemantapan kegiatan mengajar individu melakukan implementasi rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang telah disusun tersebut, di kelas. Guru lainnya melakukan observasi dengan menggunakan lembar observasi yang telah dipersiapkan dan perangkat lain yang diperlukan. Para observer ini mencatat hal-hal positif dan negatif dalam proses pembelajaran, terutama dilihat dari segi tingkah laku siswa. Selain itu dilakukan rekaman foto dan video (short shooting) yang meng-close-up kejadian-kejadian khusus (pada guru atau siswa) selama pelaksanaan pembelajaran. Hasil rekaman ini digunakan sebagai bukti autentik kejadian-kejadian yang perlu didiskusikan dalam tahap refleksi dari implementasi. Di samping itu akan digunakan sebagai bahan laporan hasil pelaksanaan pemantapan kegiatan mengajar.

c). Refleksi

Selesai praktik pembelajaran, kemudian dilakukan refleksi. Pada tahap refleksi ini, guru yang tampil dan para observer mengadakan diskusi tentang pembelajaran yang baru saja dilakukan. Diskusi ini dipimpin Ketua MGMP Aqidah/Akhlak MTsN Kota Cimahi dengan moderator secara bergantian dari anggota-anggota MGMP yang telah ditunjuk. Pertama guru model yang melakukan implementasi rencana pembelajaran menyatakan kesan-kesannya selama melaksanakan pembelajaran, baik terhadap dirinya maupun terhadap siswa yang dihadapi. Selanjutnya observer menyampaikan hasil analisis data observasinya, terutama yang menyangkut kegiatan siswa selama berlangsung pembelajara. Selanjutnya, guru yang melakukan implementasi tersebut memberikan tanggapan balik atas komentar para observer. Hasil tahap refleksi ini selanjutnya digunakan untuk mempertimbangkan kembali rencana pembelajaran yang telah disusun sebagai dasar untuk perbaikan rencana pembelajaran berikutnya. Apakah rencana pembelajaran tersebut telah sesuai dan dapat meningkatkan performance keaktifan belajar siswa. Jika belum ada kesesuaian, hal-hal apa saja yang belum sesuai, metode pembelajarannya, materi dalam LKS, media atau alat peraga, atau lainnya. Pertimbangan-pertimbangan ini digunakan untuk perbaikan rencana pembelajaran selanjutnya.

1. Kegiatan Pada Putaran I

a. Penyusunan dan Pembahasan RPP

Kegiatan penyusunan dan pembahasan RPP ini masuk pada kegiatan planning. Dalam tahapan ini kami menyusun RPP dan menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa dan bagaimana RPP tersebut akan dilakukan.

Materi yang akan dibahas pada putaran I ini adalah Pengertian Perilaku akhlak terpuji dari Tawakal. Plan dalam Lesson Study ini meliputi kegiatan: 1). Penyusunan rencana pembelajaran yang bernuansa kontekstual dengan model yang digunakan adalah Kombinasi Direct Instruction dan Cooperative Learning. 2). Menyusun Lembar Kerja Siswa dengan ciri khas Direct Instruction dan Cooperative Learning. 3). Menyiapkan instrument penilaian meliputi instrument penilaian kemampuan kognitif (berupa tes UH dan pengukuran kinerja kognitif), instrument penilaian kemampuan afektif dalam kegiatan kelompok serta instrument penilaian kinerja psikomotorik. 4). Menyiapkan lembar observasi kegiatan pembelajaran.

Adapun sintak model pembelajaran kombinasi Direct Instruction dan Cooperative Learning yang digunakan dapat dilihat pada table fase tingkah laku dibawah ini:

Fase 1

Menyampaikan tujuan, memotivasi siswa dan mempersiapkan siswa

Menyajikan informasi dan mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut, memotivasi siswa untuk belajar, materi prasyarat dan mempersiapkan siswa untuk belajarGuru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan mendemonstrasikan keterampilan tahap demi tahap

Fase 2

Menyajikan informasi dan mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut, memotivasi siswa untuk belajar, materi prasyarat dan mempersiapkan siswa untuk belajarGuru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan mendemonstrasikan keterampilan tahap demi tahap

Fase 3

Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok dan membimbing siswa dalam pelatihan

Fase 4

Membimbing siswa dalam kelompok bekerja dan belajar dan mengecek pemahaman siswa serta memberikan umpan balik

Fase 5

Memberikan latihan dan penerapan konsep serta melaksanakan evaluasi

Fase 6

Memberikan penghargaan

Guru mengatur cara membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien kemudian memberikan latihan terbimbing

Guru membimbing siswa dalam kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka dan mengecek kemampuan siswa serta memberikan umpan balik

Guru memberikan latihan dan penerapan konsep serta mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya

Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok.

b. Implementasi RPP

Kegiatan implementasi RPP (do) meliputi tahapan praktek pembelajaran (acting) dan pengamatan (observing). Acting; pada tahap ini rancangan strategi dan scenario penerapan pembelajaran yang diterapkan. Sedang observing; tahap ini sebenarnya berjalan bersamaan dengan saat pelaksanaan. Pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang berjalan. Jadi keduanya berjalan pada waktu yang sama. Instumen yang digunakan sabagai alat pengamatan dapat lembar observasi.

1. Kegiatan putaran I

1) Pembelajaran pada putaran I dilaksanakan pada tanggal 22 September 2022jam ke-5 dan ke-6. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan dengan mengacu Sintaks Model Kombinasi Direct Instruction dan Cooperative Learning. Pada fase pertama (ada pada kegiatan pendahuluan), kami menyampaikan tujuan belajar, memotivasi siswa dan mempersiapkan siswa untuk belajar. Kemudian dalam kegiatan inti, kami melaksanakan fase-fase lainnya seperti: (i) mendemonstrasikan pengetahuan dengan teknik bertanya kemudian menjelaskan prosedur menggunakan LKS untuk menyelesaikan tugas belajar; (ii) menyiapkan siswa untuk duduk sesuai dengan kelompoknya; (iii) membimbing siswa dalam kelompok belajar dan mengcek pemahaman siswa

Kegiatan siswa dalam fase ini antara lain:

§ Siswa diberi tugas sesuai LKS 1-3 yang membimbing siswa menemukan pengetahuan melalui tahapan-tahapan yang sistematis.

§ Masing-masing kelompok melaksanakan tugas belajar di tempat duduk yang telah disiapkan, dan

-Kegiatan mempersentasikan jawaban.

Sedang kegiatan observasi dilaksanakan oleh guru Aqidah/akhlak yang sedang tidak menjadi guru model. Observasi lebih difokuskan pada tiga aspek, yakni: (1) penerapan model pembelajaran, (2) inovasi guru dalam pembelajaran (pengembangan dan penyampaian materi, pengelolaan kelas dan (3) pelaksanaan evaluasi pembelajaran. Adapun hasil observasi terlampir.

c. Hasil Refleksi Pembelajaran

Refleksi dilakukan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan berdasarkan data yang telah terkumpul, kemudian dievaluasi guna menyempurnakan rencana tindakan berikutnya. Hasil diskusi refleksi pada putaran I terlampir dalam laporan ini. Adapun hasil refleksi pembelajaran pada putaran I yang perlu dipertimbangkan dan dijadikan acuan pada rencana tindakan berikutnya adalah bahwa hasil belajar belum optimal disebabkan oleh beberapa hal sebagai berikut:

1. Siswa belum terbiasa berfikir sistematis. Sehingga ada beberapa siswa yang kurang memahami maksud soal dan langkah-langkah sistematis dalam pembelajaran yang dibimbing oleh LKS yang bercirikan model kombinasi Direct Instruction dan Cooperative Learning. Akibatnya banyak siswa yang masih kesulitan menyelesaikan masalah/soal matematika. Keadaan ini dapat diantisipasi dengan usaha guru menjelaskan kepada siswa atau kelompok diskusi yang masih memerlukan penjelasan terhadap tugas yang harus dikerjakan.

2. Siswa masih merasa malu dan ragu untuk bertanya, menjawab maupun berpendapat baik yang ditujukan kepada teman kelompok maupun gurunya. Keadaan ini membutuhkan motivasi dan kiat dari Praktikan untuk memunculkan keberanian pada siswa.

3. Siswa belum terbiasa melakukan persentasi hasil diskusi kelompok. Keadaan ini dapat diantisipasi dengan memantapkan pembelajaran pada putaran/pertemuan berikutnya.

4. Siswa belum memahami benar struktur pembelajaran yang dikehendaki. Keadaan ini dapat diantisipasi dengan menyampaikan sejelas-jelasnya tentang kegiatan –kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan.

2. Kegiatan Putaran II

Pada bagian ini, kami akan menyampaikan deskripsi kegiatan pembelajaran pada putaran II dari perencanaan (plan), implementasi dan observasi (do: action and observing).

a. Penyusunan dan Pembahasan RPP

Dalam tahapan ini dengan memperhatikan hasil identifikasi masalah pada kelas praktek (VIII D) kami menyusun dan membahas Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran dari sisi pemilihan materi, penggunaan model dan metodenya, Lembar Kerja Siswa, alat evaluasinya dan lembar observasinya.

1) Materi yang akan dibahas pada putaran II ini adalah Menyelesaikan Contoh dan bentuk dari perilaku tawakal. Materi ini melanjutkan materi pada putaran sebelumnya yang masih dalam satu Standar Kompetensi. 2) Rencana pembelajaran yang disusun bernuansa kontekstual dengan menggunakan model yang sama pada kegiatan putaran I yakni Kombinasi Direct Instruction dan Cooperative Learning dengan sintak pembelajaran yang sama pula.

3) Menyusun Lembar Kerja Siswa dengan ciri khas Direct Instruction dan Cooperative Learning.

4) Alat evaluasi yang mengukur tingkat keberhasilan siswa dalam belajar menggunakan tes tertulis berupa uraian. 5) Lembar observasi kegiatan pembelajaran yang disusun MGMP Aqidah/Akhlak. Karena dipandang cukup valid dan mengukur semua aspek yang berkaitan dengan kegiatan pembelajaran.

b. Implementasi RPP

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Aqidah/Akhlak yang kedua dilaksanakan pada tanggal 29 September 2022 jam ke-3 dan ke-4. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan dengan mengacu sintak model kombinasi Direct Instruction dan Cooperative Learning yang terdiri dari beberapa fase. Pada fase pertama, peneliti menyampaikan tujuan belajar, memotivasi siswa dan mempersiapkan siswa untuk belajar. Caranya antara lain: (i) Mengatakan kepada siswa bahwa pada pertemuan ini selain siswa diharapkan dapat menemukan pengertian tawakal baik menurut bahasa maupun menurut istilah juga diharapkan dapat bekerja sama dan saling menghormati hasil kerja teman dalam menyampaikan pendapat maupun mempresentasikan hasil kerjanya, (ii) Menanyakan kepada siswa apakah sudah mempersiapkan kliping belajarnya, dan (iii) Dengan Tanya jawab siswa diminta menjelaskan pengertian tawakal (dimaksudkan agar siswa yang sebelumnya tidak belajar minimal akan menyiapkan dan membuka buku pelajaran). Pada fase kedua, peneliti meyajikan informasi dan mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan dengan menggunakan teknik bertanya, kemudian menjelaskan prosedur penggunaan LKS untuk menyelesaikan tugas belajar. Pada fase ke tiga, guru model mengorganisasikan siswa kedalam kelompok-kelompok dan membimbing siswa dalam pelatihan. Caranya siswa disiapkan duduk sesuai dengan kelompoknya. Fase yang keempat, guru membimbing siswa dalam kelompok belajar dan mengecek pemahaman siswa serta memberikan umpan balik. Kegiatan siswa pada fase ini antara lain: (i) siswa diberi tugas sesuai LKS 4, LKS 5 dan LKS 6 yang membimbing siswa menemukan pengetahuan (jawaban) melalui tahapan-tahapan yang sistematis, (ii) Masing-masing kelompok melaksanakan tugas belajar di tempat duduk yang telah disiapkan, dan (iii) Untuk tugas belajar yang bersifat individu tiap-tiap siswa diberi kesempatan untuk maju mempresentasikan hasil. Sedang siswa lain menanggapi. Demikian pula untuk tugas kelompok, ada tiap-tiap delegasi kelompok yang mempresentasikan hasil diskusi. Sedang kelompok lain menanggapi

Kegiatan diskusi di atas dimaksudkan agar siswa dapat mengecek pemahamannya sendiri dan sekaligus sebagai umpan balik terhadap kegiatan belajar yang dialaminya. Pada fase keempat ini guru juga membimbing siswa yang mengalami kesulitan.

Fase kelima. Guru model memberikan latihan dan penerapan konsep serta melaksanakan evaluasi. Siswa diminta mengerjakan tes tertulis untuk mengukur tingkat penguasaan siswa terhadap materi. Kemudian diikuti fase keenam dengan memberikan penghargaan (pujian) atas prestasi belajar kelompok.

c. Hasil Refleksi Pembelajaran

Hasil refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan pada putaran II adalah bahwa perkembangan pembelajaran pada putaran II mengalami peningkatan yang cukup berarti. Model pembelajaran kombinasi Direct Instruction dan Cooperative Learning dapat berjalan cukup baik. Mungkin selain karena materi lanjutan ini masih dalam satu standar kompetensi juga karena model ini sudah dilaksanakan pada putaran sebelumnya. Kontribusi siswa dalam kerja kelompok semakin optimal. Namun demikian hasil diskusi belum sesuai yang diharapkan. Karena soal yang dibuat berbobot Ujian Nasional. Seharusnya cukup soal-soal standar yang biasa dipakai dalam ulangan akhir semester.

3. Kegiatan Putaran III

a. Penyusunan dan Pembahasan RPP

Dalam tahapan ini dengan memperhatikan hasil identifikasi masalah pada kelas praktek (VIII D) kami menyusun dan membahas Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran dari sisi pemilihan materi, penggunaan model dan metodenya, Lembar Kerja Siswa, alat evaluasinya dan lembar observasinya.

1) Materi yang akan dibahas pada putaran I ini adalah Memahami dampak positif dari perilaku tawakal 2) Rencana pembelajaran yang disusun bernuansa kontekstual dengan model yang digunakan adalah Kombinasi Direct Instruction dan Cooperative Learning. 3) Menyusun soal kuis lengkap dengan kunci jawabannya. 4) Alat evaluasi yang mengukur tingkat keberhasilan siswa dalam belajar menggunakan tes tertulis berupa uraian. 5) Lembar observasi kegiatan pembelajaran yang disusun MGMP Aqidah/Akhlak tetap digunakan. Karena dipandang cukup valid dan mengukur semua aspek yang berkaitan dengan kegiatan pembelajaran.

b. Implementasi RPP

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran matematika yang ketiga dilaksanakan pada tanggal 6 Oktober 2022 jam ke 4 dan 5. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan dengan mengacu sintak model Pembelajaran Interaktif Learning – Direct Instruction yang memadukan teknik tanya jawab dan diskusi kelompok serta pemberian tugas.

Interaktif Learning dimaksudkan bahwa pembelajaran yang berlangsung menggunakan media pembelajaran note book, LCD dan software berupa power point yang memuat proses penjelasan materi disertai contoh penyelesaian dan soal-soal latihan yang dilakukan secara interaktif, yakni siswa diberi kesempatan terlebih dahulu untuk menjawab berdasarkan perolehan pengetahuan dari penjelasan materi untuk selanjutnya di cross-ceck dengan jawaban yang tersedia dalam software tersebut. Sedang Direct Instruction dimaksudkan bahwa pembelajaran dilaksanakan secara langsung melalui penjelasan materi dan latihan soal secara bertahap dan sistematis pula serta mengacu pada indikator keberhasilan pembelajaran. Dalam putaran ketiga ini materi yang dibahas adalah Hikmah dari perilaku tawakal.

Pelaksanaan Pembelajaran pada putaran ketiga ini meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan penutup. Pada kegiatan pendahuluan siswa diberi apersepsi dan motivasi. Apersepsi dilaksanakan dengan tanya jawab. Dimana guru mengingatkan kembali tentang Dampak positif dari perilaku tawakal. Agar siswa memiliki semangat belajar yang tinggi, maka siswa diminta melihat Motivation-CD agar siswa lebih serius dalam mengikuti pembelajaran. Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan menginformasikan model pembelajaran yang akan digunakan.

Pada kegiatan inti, siswa diminta untuk membentuk kelompok yang terdiri dari 4 anggota. Selanjutnya siswa diminta untuk belajar mengikuti tayangan CD interaktif pembelajaran yang telah dijalankan dan mencatat hal-hal yang sekiranya penting. Setelah penayangan CD tentang perilaku tawakal, guru menanyakan pada siswa apakah sudah jelas dengan tayangan tersebut, jika ada yang belum diulangi kembali atau meminta salah satu siswa untuk menjalankannya lagi. Setelah selesai penayangan, siswa secara berkelompok diminta mendiskusikan soal tentang hikmah perilaku tawakal yang sudah tersedia dalam Lembar Kerja Siswa yang telah dibagikan. Guru memantau jalannya diskusi dan memberikan pengarahan dan bantuan secukupnya pada kelompok yang mengalami kesulitan. Selanjutnya beberapa siswa diminta mempresentasikan hasil diskusinya dan ditanggapi oleh siswa yang lain. Guru membimbing siswa menuju jawaban yang benar. Setelah selesai guru meminta siswa mempehatikan materi berikutnya tentang hikmah dari perilaku tawakal.

Dan pada akhir pembelajaran, Guru membimbing siswa untuk merangkum materi pelajaran yg telah dipelajari dan meminta siswa menuliskan hal-hal yang berkesan baginya selama mempelajari materi ini. Siswa diminta juga untuk mengerjakan latihan di rumah.

c. Hasil Refleksi Pembelajaran

Hasil refleksi pembelajaran yang perlu dipertimbangkan dan dijadikan acuan pada rencana pelaksanaan pembelajaran berikutnya antara lain:

1. Bahwa model pembelajaran interaktif dengan memanfaatkan multimedia mampu melibatkan siswa secara aktif baik fisik, mental maupun pikiran. Sehingga motivasi dan hasil belajar siswa dapat ditingkatkan.

2. Dalam dinamika kelompok, semakin fokus materinya dan jelas tugasnya, maka siswa akan semakin termotivasi untuk menguasai materi.

3. Adanya pemberian motivasi sebelumnya, ternyata berpengaruh pada makin mantapnya persentasi hasil kerja kelompok. Siswa sudah berani berbicara didepan kelas untuk menjelaskan bagaimana menentukan jari-jari lingkaran dalam dan luar segitiga.

4. Diperlukan kontinuitas pembelajaran interaktif yang menyenangkan pada pertemuan-pertemuan yang lain di madrasah masing-masing agar dapat meningkatkan hasil belajar siswa secara maksimal.

DAFTAR PUSTAKA

Garfield, J. (2006). Exploring the Impact of Lesson Study on Developin

Effective Statistics Curriculum. (Online): diambil tanggal 19-6-2010 dari: www.stat.auckland.ac.nz/-iase/publication/-11/Garfield.doc.

Lewis, Catherine C. (2002). Lesson study: A Handbook of Teacher-Led Instructional Change. Philadelphia, PA: Research for Better Schools, Inc. Robinson, Naomi. 2006. Lesson Study: An example of its adaptation

middle school teachers . (Online): stwww.weizmann.ac.il/G-math/ICMI/ Robinson_proposal.doc Richardson, J. 2006. Lesson study: Teacher Learn How to Improve Instruction. Nasional Staff Development Council . (Online): www.nsdc.org. 03/05/06. Saito, E., Imansyah, H. dan Ibrohim. 2005. Penerapan Studi Pembelajaran di Indonesia: Studi Kasus dari IMSTEP . Jurnal Pendidikan “Mimbar Pendidikan”, No.3. Th. XXIV: 24-32.

Saito, E., (2006). Development of school based in-service teacher training under the Indonesian Mathematics and Science Teacher Education Project . Improving Schools. Vol.9 (1): 47-59

Takashi A. (2006). Implementing lesson study in North American schools and school (makalah yang dipresentasikan pada seminar “APEC International

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post