Wawat Tustiawati

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Bumiku Menangis

Bumiku Menangis

Air mengalir tak lagi terbendung

Menerjang menghempas segala yang ada

Jejak - jejak langkah kaki tak bertuan

Hapuskan gelabah sumarah 

//

Hutan menghampar hijau bak zamrud khatulistiwa

Sebutan yang indah gemerlap

Penghasil oksigen paru-paru dunia

Kini coklat kelam lautan air

//

Terdengar suara menggelegar di ujung sana

Letupan-letupan panas mengalir bebas

Sebebas ucap dan lakumu saat ini

Dan Sinabung kembali erupsi

//

Bumipun menangis enggan menanggung semua dosa

Ucap dan laku manusia-manusia rodra

Mengelabui masa yang lekang oleh waktu

Dan kembali bumipun menangis

//

 

 

#Tagur05

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Keren puisinya, bencana melanda negeri ini

19 Jan
Balas

Ya bun sedih dengan keadaan semua inimksh bun sdh mampir komen

20 Jan



search

New Post