Mereka memang bukan dari rahimku (Part 3)
#Tantangan menulis 60 hari. Hari ke 33
Ada sesuatu yang beda
Matahari mulai meninggi. Sejak pagi tadi pas datang aku memang langsung berdiam diri di ruangan. Badanku tidak fit sekali. Hari - hari yang seharusnya berseri kini sangat tidak nyaman sekali.
Seperti biasa, petugas apel pagi siap dengan tugasnya. Mereka melaksanakan dengan penuh rasa tanggung jawab. Sudah biasa mungkin. Tapi tidak disangka ada suara yang berbeda ku dengar.
Sangat tegas dan berwibawa sekali. Sepertinya sudah mempersiapkan diri dengan matang sekali. Nyaris tidak ada kesalahan dan keraguan dalam pengucapan.
"Sempurna" Kata pembina apel yang disambut riuh tepuk tangan.
Dia pun menghampiriku selesai apel pagi. Semangatnya untuk meminta penilaian membuatku harus menjadi seorang yang benar - benar objektif. Dia tersenyum manis padaku.
"Bagaimana Ibu. Aku bisakah menurut Ibu?"
Aku gelagapan seakan harus membuat jawaban sesempurna mungkin.Karena dua kali di di kelas ini, baru kali ini tampil dikeramaian. Aku tidak ingin mengecewakannya. Salah ucap, gugur masa depannya.
"Aduh, apakah berbohong jalan terbaik. Aku memang tidak melihat secara langsung, tapi aku menyimak sekali dari dalam tadi. Khidmat malah."
Aku berbisik dalam hati.
"Bu, bagaimana"
"Hebat nak. Kamu bisa. Aku yakin kamu mampu. Semangat ya."
Aku harus menjadi seorang Ibu yang harus memberikan pujian kepada anaknya. Membuat mereka bersemangat dengan apa yang telah dilakukannya. Support terhebat memang dari seorang Ibu. Membuat kepercayaan dirinya muncul.
Kadang aku merenung kembali adakah seorang remaja dengan usia seperti ini perlu dimotivasi lagi. Layaknya anak kecil yang diberi tepuk tangan atas kesuksesannya telah bisa makan sendiri. Ataukah atas kesukseannya telah mampu melangkahkan kaki.
"Eh Ibu. Assalamu'alaikum. Selamat pagi. Percaya nggak Bu, nilai P-H ku tertinggi di kelas tadi."
Suara Wilujeng mengejutkanku. Aku disuruh untuk maju ke depan menjelaskan bagaimana jalannya, hingga jawaban itu kutemukan. Padahal selama ini Ibuk tu orang yang paling galak dan selalu marah padaku. Kami layaknya musuh bebuyutan. Begitu ia menjelaskan.
"Jeng. Bisa Ibu minta tolong?" Bu Mayang berbicara.
"Dengan senang hati Bu."
"Bu Say anakmu ini luar biasa tadi entah darimana sadarnya, tapi nilainya membuatku bangga. Ada Jimatnya tadi Jeng?"
Bu Mayang rekan kerjaku membuat Wilujeng si gadis tomboi itu pun sedikit protes. Dia manyun. Tuduhan seperti itu membuatnya seakan tidak dihargai. Selama ini memang dia bikin rusuh sehingga tinggal kelas. Maka ia pindah ke sini.
"Bu. Apa tidak pantas ya, aku dapat pujian? Padahal tadi aku senangnya minta ampun. Benar - benar ingin menjadi orang sukses. Tapi ketuka semangatku muncul seakan ciut kembali Bu. Percuma."
Dia seakan ingin menangis.
"Wilujeng bhakti kusuma. Semakin banyak rintanganmu, semakin kuat engkau menempuh suksesmu. Tidak ada yang tidak mungkin nak. Berusahalah. Berso'alah, serahkan semua pada Allah."
"Tidak mungkin predikat terbaik itu akan menyapaku. Sementara nama jelek telah kuukir sebelum aku masuk ke sekolah ini."
"Percayalah nak. Selagi engkau ingin meraihnya, akan selalu ada cara untuk menggapainya."
Aku pun merangkulnya. Memberikan kekuatan supaya ia tidak berhenti sampai di sini. Masa depannya masih panjang. Setidaknya ketika ia bisa menyelesaikan pendidikan menengah atas ini akan ada ruang sedikit lebih tinggi untuknya membuka tabir masa depannya. Apalagi kalau nanti ia melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi lagi, tentulah nasibnya akan terbuka. Memang semua kembali pada takdir.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Barokallah. Seru cerpennya. Salam.
Aamiin...trima kasih Bu
Aamiin...trima kasih Bu
Makin seru. Sukses selalu dan barakallahu fiik
Trima kasih Bu..
Indah banget cerpennya
Trima kasih ya Bu...
Trima kasih ya Bu...
Trima kasih ya Bu...