Tantangan Menulis Hari Ke-200 #TantanganGurusiana

Bagan, demikian perahu besar atau kapal penangkap ikan di daerah saya itu dinamakan. Penamaan yang mungkin disesuaikan dengan fungsinya, yakni mencari ikan di tengah lautan.

Sejatinya, bagan bukanlah berarti perahu atau pun kapal ikan. Dikutip dari wikipedia, bagan atau bagang adalah suatu alat penangkapan ikan yang menggunakan jaring dan lampu sehingga alat ini bisa digunakan untuk light fishing (pemancingan cahaya), yang berasal dari Indonesia.

Mungkin karena kapal atau pun perahu penangkap ikan di daerah saya dipasangi jaring dan lampu saat mencari ikan di lautan, makanya dinamakan bagan. Bagan ini sendiri memiliki ukuran yang bervariasi. Ukurannya mulai dari perahu yang tidak terlalu besar, sampai dengan ukuran yang cukup besar layaknya sebuah kapal. Namun fungsinya sama, yakni mencari ikan saat malam di lautan.

Di daerah kami, bagan adalah salah satu sumber mata pencaharian utama. Di samping bagan, masyarakat yang berprofesi sebagai nelayan juga menggunakan perahu jenis lain yakni payang.

Tentang payang ini, saya sudah pernah mengulasnya dalam salah satu tulisan saya dahulunya yang berjudul Payang Sang Penjelajah Lautan Sandaran Mata Pencaharian. Adapun tulisan tersebut dapat diakses pada link https://wenifitria.gurusiana.id/article/2020/09/payang-sang-penjelajah-lautan-sandaran-mata-pencaharian-677816#.X2_wr_SvmWs.whatsapp.

Hampir sama dengan payang, bagan adalah sandaran mata pencaharian bagi sebagian besar penduduk daerah kami yang berada di pesisir pantai. Menjadi nelayan dan mengarungi lautan di malam hari dengan kapal yang bernama bagan itu merupakan aktifitas keseharian yang digeluti banyak lelaki di sini.

Biasanya para nelayan itu akan pergi berangkat mengarungi lautan menjelang sore. Mereka membawa bekal untuk makan malam dan kembali esok paginya ke dermaga tempat bagan biasanya dilabuhkan.

Akan tetapi tidak jarang bagan dengan ukuran besar akan menjelajahi lautan sampai berhari-hari. Biasanya mereka menyediakan tempat penyimpanan ikan di kapal tersebut. Ketika bekal mereka telah habis atau saat tangkapan ikan sudah dirasa cukup, badan akan kembali ke dermaga dan membongkar hasil tangkapan.

Tak jarang pula mereka kembali dengan tangan kosong. Bahkan setelah menghabiskan seluruh bekal dan berlayar berhari-hari sekalipun. Artinya, tidak selalu pelayaran bagan selalu mendatangkan hasil yang diharapkan.

Demikianlah sekilas tentang bagan sebagai salah satu sandaran hidup bagi banyak keluarga di daerah saya di pesisir pantai Sumatera Barat. Sandaran hidup yang digunakan secara turun temurun sejak dahulunya.

Pesisir Selatan, 01 November 2020