Pemerintah sudah mulai merencanakan pembukaan sekolah pada masa pandemi virus corona (COVID-19). Wacana ini menimbulkan kekhawatiran akan terjadi potensi ditemukannya wilayah baru penderita COVID-19 yaitu di sekolah.

Kita bisa belajar dari negara lain yang sudah mulai turun kasusnya, bahkan nol kasus. Negara itu misalnya Inggris, Prancis, Finlandia, dan China. Pembukaan sekolah juga sudah disertai dengan persiapan yang matang dan benar-benar dilaksanakan dengan protokol kesehatan yang ketat. Namun ternyata ditemukan kasus baru karena siswa dan guru tertular COVID-19. Sekolah malah menjadi tempat baru penyebaran virus corona.

Sementara itu angka penderita COVID-19 di Indonesia masih terus merangkak naik. Bahkan menurut ahli epidemiologi, tidak ada zona hijau untuk wilayah di Indonesia saat ini. Sekalipun sekolah dibuka dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat, maka tidak menjamin akan terbebas dari paparan virus corona. Hal ini karena sampai saat ini virus corona masih sulit untuk diatasi. Tak hanya itu, keraguan penerapan protokol kesehatan yang ketat saat guru dan siswa berada di sekolah dan dalam perjalanan pulang-pergi ke sekolah tetap saja membayangi.

Keinginan membuka kembali sekolah perlu dipertimbangkan. Tidak hanya demi melindungi keselamatan jutaan guru dan anak (siswa), tetapi juga demi melindungi masyarakat pada umumnya karena para guru dan siswa hidup di tengah-tengah masyarakat. Jika ada satu yang terpapar maka orang lain yang sudah terlanjur berinteraksi juga akan menjadi berisiko untuk terpapar.

Dalam kondisi seperti ini, tetap berada di rumah masih pilihan yang terbaik. Musuh kita adalah sesuatu yang tidak kelihatan tetapi bisa dikatakan siap menerkam dengan tanpa kita ketahui keberadaannya dan kapan waktunya. Maka kewaspadaan dan kehati-hatianlah yang diperlukan. Demi melindungi anak-anak Indonesia yang merupakan generasi penerus bngsa, pemerintah pusat dan pemerintah daerah seharusnya benar-benar berhati-hati dan cermat dalam mengambil keputusan untuk membuka sekolah kembali. Keselamatan anak-anak harus menjadi pertimbangan utama saat pemerintah hendak mengambil kebijakan menyangkut anak.