Wenny Arie Puji Susanti, M.Pd.

Berbagi ide, berbagi pengalaman. Bersiap terinspirasi dan menginspirasi. Mendapat ilmu yang bermanfaat....

Selengkapnya
Navigasi Web
KENAPA KITA HARUS MENULIS?

KENAPA KITA HARUS MENULIS?

Sebuah peradaban yang baik, namun jika tidak ada bekas tertinggal, maka peradaban yang baik tersebut dapat punah. Segala aturan, cara hidup, budaya dan sebuah kebijakan yang membawa kemajuan dan kesejahteraan sebuah peradaban dapat dijadikan guru yang berharga.

Bekas tertinggal yang dimaksud seseorang yang meninggalkan wasiat yang berharga kepada generasi penerus berupa tulisan. Ya....tidak cukup dengan budaya tutur yang dilakukan dengan mendongeng atau langsung dipraktikkan. Nah, belum tentu generasi berikutnya juga dapat melaksanakan sesuai contoh praktik.

Berbeda, jika dengan adanya tulisan maka dapat dipelajari oleh generasi berikutnya. Termasuk, segala bidang keilmuan masih diperlukan para pakar bidang keilmuan yang menuliskan pengetahuannya tersebut. Sehingga, kebermanfaatannya akan semakin meluas ke seluruh umat manusia.

Pakar keilmuan di Indonesia belum semua yang menuliskan pengetahuannya. Menulis buku itu mudah dan gampang. Yang sulit itu, memasarkan bukunya. Ha ha ha.

Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat (PAUD & Dikmas) Kemendikbud, Harris Iskandar mengatakan, meski angka melek huruf kita tinggi, namun minat baca dan daya baca kita masih rendah. “Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Central Connecticut State University terkait minat baca menempatkan Indonesia di posisi 60 dari 61 negara, setingkat di atas Botswana,” katanya dalam siaran persnya, Jumat, (4/8/2017). Minat menulis di Indonesia mendapat peringkat 60 dari 61 Negara di minat baca (https://www.google.co.id/url?url=https://googleweblight.com/i%3Fu%3Dhttps://www.edunews).

Menjadi penulis hebat perlu membaca. Membudayakan minat membaca dan menulis tak semudah membalikan telapak tangan. Perlu sebuah pembiasaan. Membaca dan menulis dikenal sebagai "literasi".

Tujuan literasi agar guru, peserta didik maupun praktisi pendidikan lain dapat memiliki budaya membaca dan menulis sehingga tercipta pembelajaran sepanjang hayat. Hal ini sangat mendorong menjadikan guru yang professional sehingga menjadi guru yang kreatif dan inovatif untuk mampu beradaptasi dan mempersiapkan generasi penerus menuju generasi emas tahun 2045.

Keterampilan abad 21 yang dibutuhkan peserta didik generasi emas salah satunya literasi dasar yakni bagaimana peserta didik menerapkan keterampilan dasar sehari-hari, antara lain literasi baca, tulis, hitung, sains, teknologi informasi dan komunikasi, finansial, budaya dan kewarganegaraan.

Mari menulis, berbagi pengalaman, pengetahuan dan informasi. Semakin banyak yang membaca tulisan kita, semakin bermanfaat. Diharapkan dapat berpartisipasi dalam pencapaian negara Indonesia menuju masyarakat yang selalu aman, tenteram, damai dan sejahtera. Kata Imam Al-Ghazali "Kalau kamu bukan anak raja dan engkau bukan anak ulama besar, maka jadilah penulis”.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post