Namanya Re, dia dulunya siswaku. Kemampuannya hanya sedang bahkan bisa dibilang di bawah teman- temannya. Jika siswa 25 nilainya pada nomor 23 atau 24. Bahkan juga pernah tinggal kelas.

Jika soal ada 10 dia hanya bisa menjawab tiga atau empat dengan benar, selebihnya ala kadarnya saja.

Kini dia sudah melanjutkan ke sekolah yang lebih tinggi tingkat SLTP. Sesekali ia datang ke sekolah lama.

Karena sering bercanda dengan guru- guru di sini ia diajak bercerita tentang sekolahnya yang baru.

Ia tipikal anak yang jujur bicara tidak begini begitu. Ketika ditanya oleh salah seorang guru.

"Re, enakkah belajar di sekolah yang baru?

"Enak Bu," jawabnya sambil tersenyum.

"Apa pelajarannya sulit- sulit?

"Ngak Bu." Jawabnya.

"Rajinkan belajarnya?

"Iya Bu."

"Berapa nilainya?

"Ada 80, 70 kadang ada juga 60 Bu," jawabnya.

"Hafalan ayatnya udah banyak?

"Udah Bu."

"Dapat rangking berapa kemarin?

"Rangking 3 Bu," jawabnya jujur.

"Wah! kamu hebat sekarang ya Re, lanjutkan dan rajin terus belajarnya ya," pesan bu guru.

"Iya Bu," jawabnya cengengesan.

"Ibu senang dengernya karena kamu dapat rangking."

Re hanya senyam senyum.

"Saya permisi pulang ya Bu."

Sebelum Re jalan gurunya bertanya.

"Berapa orang Re satu lokal? tanya gurunya.

"3 orang Bu," jawabnya.

Gurunya menahan tawa sambil tersenyum simpul.