#tantangan hari ke-22

#tantanganGurusiana

Pesona Danau Kaolin yang Menyimpan Pilu

Bagi kalian yang pernah menginjakkan kaki di Pulau Belitung, pastinya kurang lengkap jika tak menyempatkan diri berkunjung ke Danau Kaolin. Suasana yang eksotis terpampang nyata di sana. Danau dengan pantulan warna biru langit dikelilingi nuansa putih di sekelilingnya membuat perpaduan kontras yang memanjakan mata. Ada beberapa spot bagus untuk berswafoto yang bisa dimanfaatkan oleh pengunjung. Namun apakah kalian tahu bagaimana terbentuknya Danau Kaolin yang indah ini?

Sebelumnya kalian harus tahu dulu apa itu Kaolin. Kaolin adalah kelompok mineral lempung bersifat logam berwarna putih, hasil dari pelapukan batuan granit. Secara geologi, terjadi proses yang dinamakan alterasi hidrotermal mengubah batuan granit yang mengandung mineral feldspar menjadi kaolin. Proses alterasi terjadi karena air yang bersifat asam kemudian terpanaskan mengalir melalui rekahan batuan granit dan mengubah batuan ini menjadi endapan kaolin. Kaolin berasal dari kata Gaolin —nama sebuah desa di Cina. Kaolin terbagi menjadi 2 jenis, yaitu kaolin residual dan sedimen. Kaolin residual ditemukan di dekat dengan batuan induknya karena belum mengalami perpindahan. Jenis inilah yang banyak di tambang di Pulau Belitung. Sedangkan jenis sedimen adalah endapan kaolin yang sudah mengalami perpindahan oleh tenaga eksogen yaitu air, angin, maupun gletser ke dalam sebuah cekungan dan bercampur dengan bahan lain. Pengelolaan tepung kaolin ini digunakan sebagai bahan baku dalam industri keramik, maupun kosmetik, kertas, cat, karet, ban, sepatu, dan pestisida, industri kosmetik, sabun, pasta gigi dan farmasi. Penambangan kaolin dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu tambang terbuka (open pit) dan dan tambang semprot (hydraulicking).

Danau Kaolin yang sedang kita bicarakan ada di Jalan Murai Tanjungpandan yaitu merupakan lahan tambang PT. Aneka Kaolin Utama dengan luas 66 ha dengan jumlah produksi kaolin sebesar 31.00 Metrik ton per tahun. Di lahan tambang yang telah dieksploitasi ini, berubah menjadi sebuah danau. Endapan kaolin berwarnam putih di dasar danau, membuat air danau seolah berwarna biru. Itulah sebabnya, danau kaolin atau kulong kaolin ini disebut Danau Biru. Kalau di Bandung ada kawah putih yang indah, maka di Belitung ada danau biru yang menawan, yang penampakannya hampir serupa, walaupun proses pembentukannya berbeda. Meskipun lahannya milik PT Kaolin, namun perusahaan ini mengizinkan untuk dijadikan objek wisata.

Ironis, pesona Danau Kaolin atau Danau Biru yang indah ini terbentuk dari hasil eksploitasi alam oleh manusia. Dan di Belitung danau seperti ini bukan hanya satu, namun banyak. Ini menunjukkan kerusakan alam yang sangat memprihatinkan. Danau Kaolin merupakan objek wisata yang paling berbahaya, karena berada di lahan pertambangan aktif. Danau hanya dibatasi oleh pagar kayu oleh perusahaan Kaolin dengan tingkat keamanan rendah. Siapa saja bisa terpeleset ke dalam danau yang dalam dan tenggelam. Sudah beberapa kali peristiwa pengunjung yang terperosok, bahkan ada yang kehilangan nyawa. Truk-truk besar yang ulak-alik keluar masuk lahan tambang mengurangi keamanan dan kenyamanan pengunjung dan warga sekitar. Tetapi hal ini memang suatu kewajaran mengingat kawasan danau ini adalah lahan pertambangan. Inilah kepiluan yang ada di objek wisata Danau Kaolin. Jangan sampai terlena oleh keindahan namun mengesampingkan urusan keamanan dan keselamatan.