Hermita Widi Nugrahareni

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Tentang Nikmat-Nya
Syukur

Tentang Nikmat-Nya

Mbak Ade," tanya kakak driver Gojek kepadaku.

Belum sempat kusahut, dia sudah meralatnya. "Eh Mbak Widi maksudnya. Ade nama costumer pertama saya," tandasnya.

"Ke (stasiun) Kranji ya," kataku

Dia pun membawaku ke tujuan. Di sepanjang perjalanan kami bertukar cerita. Bicaranya riang dan semangat. Dia yang setiap azan subuh sudah siap menerima order Go-Ride dari costumer serta kebiaasan mingguanku untuk berangkat di pagi buta menuju Kota Hujan.

Hampir tiga minggu ini aku tak pulang ke Kota Patriot. Kuhabiskan akhir minggu di Sukabumi untuk menyepi, mengerjakan target pribadi bahkan untuk sekedar hibernasi. Aku mendapat kabar bahwa keluarga di sini bergantian terkena cacar air. Kakakku melarangku pulang karena aku belum pernah terkena virus itu.

Kakakku, ibu tiga anak, ibu bekerja yang harus berjibaku merawat anak dan suami yang bergantian sakit. Tak ada keluhan yang terlontar. Merah hitam di badan ketika dikerok memberikan tanda badannya lah yang mengeluh.

Pukul 4.39, kereta pertama sudah tiba di Stasiun Kranji ketika aku baru menaiki anak tangga menuju gerbang tiket. Aku pun menunggu kereta kedua. Jam segini, penumpang masih lengang. Semakin siang penumpang commuter line arah Jakarta semakin penuh berdesakan. Beruntung, aku tak harus setiap hari menggunakan moda transportasi ini.

Di gerbong merah jambu ini, berbagai macam aktivitas penumpang bisa ditemui. Dari tidur, berbincang, beraktivitas dengan gawai, bersolek, membaca buku hingga membaca Quran. Salutku untuk perempuan bekerja yang sepagi ini sudah beraktivitas bahkan sudah rapi cantik. Bagiku yang tidak punya tanggungan di rumah, sempat mandi dan memakai deodoran saja sudah bersyukur.

Memasuki stasiun Manggarai, di antara pembangunan fly over, terlihat sosok- sosok yang masih terlelap. Beralaskan tikar usang bahkan koran bekas, berselimutkan angin dan beratapkan langit. Tidur nyenyak sebagai pelepas lelah adalah nikmat tak terkira.

Teringat ungkapan Jawa 'urip iku sawang sinawang'. Apa yang kita lihat pada seseorang belum tentu sama dengan apa yang mereka rasakan. Selama kita bersyukur dengan segala yang dikaruniakan oleh-Nya, insya Allah akan menjadi berkah.

Sakit, lelah, kesulitan mungkin adalah bentuk nikmat dariNya. Manusia diingatkan untuk selalu bersyukur dalam kondisi apapun.

"Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku) maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih (QS Ibrahim : 7)

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Paparan asyik ungkapkan fenomena sosial yang terjadi yang munculkabln syukur dalam diri dengan nikmat terberi. Sukses selalu dan barakallahu fiiik

18 Nov
Balas



search

New Post