Widwi Asten

Melangkah pada tangga yang terbawah. Saat bertemu dengan sang profesor. "Ya....ini masih pertama. Masih sekali ini." "Nggak apalah tak a...

Selengkapnya
Navigasi Web

Terik Tak Terkira

Terik Tak Terhini

Tung Widut

Matahari benar di atas ubun-ubun

Tak lari walau angin semilir berhembus

Hanya janji hitam memayung di kejauhan

Memberi harapan entah kapan hujan turun

Bibir pekerja tak mampu mengumpat

Menghindar dari sengatan panas tak tercerita

Desah terpaksa demi rupiah

Abaikan rasa panas dengan senyuman

Setengah hari terlewati

Pelwuh tak mampu kering di atas kulit

Terus mengalir dari sebotol air yang diminum

Mengganti untuk tetap bekerja

Hujan datanglah

Angin tak mampu mengusir panas

Dia terlalu lembut untuk menggertaknya

Hanya hujan sebagai penghapus

Panas yang terasa karena alam

Plosokandang 19102025

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post